POHON CINTA DAN SEPATU RINDU

POHON CINTA dan SEPATU RINDU

Ditulis Oleh Shohibul Ulum Kasyafani

Seorang wanita berparas ayu dalam pandangan pemuda yang sederhana. Baginya, wanita tersebut begitu istimewa. Hingga kemanapun wanita pergi, disitu pasti dia selalu ada. Hal ini membuat wanita berparas ayu itupun merasa risih dan kurang nyaman.

"kenapa engkau mengikuti ku bagai hantu, dimanapun aku berpijak, engkau selalu ada, bahkan aku piknik di hutan ini bersama kekasihku, engkau pun ada."

"Karena aku mencintaimu". Jawab pemuda itu singkat

"Aku sudah punya kekasih. Dan aku bahagia bersamanya, lagi pula kau punya apa? Kekasihku itu kaya raya.... apa kau berniat menghancurkan impianku, hah?!"

"Aku mencintaimu bukan karena aku memilih, tapi cinta ini memilih ku untuk mencintaimu, cinta tak pernah menghancurkan apa yang dicintainya.

Engkau boleh menolakku, membungkamku, atau engkau boleh menikam ragaku dan menguburku disini. Tapi kau tak bisa melarang dan menghentikan cinta ini, bahkan aku pun sendiri tidak bisa melakukannya". jawab pemuda tsb

"Apa yang kau inginkan dariku?" tanya wanita cantik itu

"Aku tiada keinginan apapun, aku ada untuk mencintaimu, aku ada untuk melayanimu, aku ada untuk mewujudkan segala keinginanmu, selama aku mampu."

"Baik, buktikan ucapanmu itu padaku, tinggallah di belantara ini jika kau benar-benar mencintai ku", lalu wanita itu mengambil sebuah biji disekitar hutan itu.

"Tanam dan rawat benih pohon ini hingga aku melihat kesungguhanmu. Dan ini sepatuku", wanita itu melepaskan sepatu dari kakinya, "suatu saat aku akan mengambilnya darimu."

Betapa bahagianya wanita itu, karena bisa memisahkan diri dari pemuda yang dianggapnya gila tersebut. Karena pemuda itu menyanggupi semua permintaannya.

Singkat cerita, Pemuda itu kini telah tinggal di hutan belantara selama 25 tahun lamanya. Dan dikenal warga sebagai orang gila penghuni belantara. Karena sering terlihat bercanda dengan sebuah pohon dan sepasang sepatu.

Suatu hari ada seorang perempuan muda cantik yang tersesat di hutan saat mencari kayu bakar. Perempuan itu pun tak sengaja menemukan gubuk kecil yg ternyata ada seorang kakek sedang menyiram pohon yg tinggi menjulang.

"Maaf kek, saya tersesat saat cari kayu bakar, boleh saya numpang istirahat sebentar". pinta perempuan muda itu

"Oh, iya nak. Mari, silahkan! Maaf, rumah gubuk kakek kecil dan kotor, silahkan nak duduk disini". Sahut kakek itu sembari memberi kursi kecil miliknya.

"Banyak orang mendaki yg sering tersesat disini, nanti selesai istirahat, kakek antarkan ketempat rombonganmu. Kakek sering mengantarkan anak sepertimu ini". ucapnya sambil tersenyum ringan

"Kek, di hutan ini kakek tinggal bersama siapa?"

"Kakek tinggal bersama cinta kakek. Yang satu didepan mu. Dan yang satunya didalam gubuk kakek".

Gadis jelita itu pun kebingungan karena melihat kanan - kiri tidak ada sosok yang dimaksud.

"Mana kek?!.."

"Ya pohon besar itu adalah cinta kakek. Setiap hari kami becanda mesra, tertawa riang bersama. Dan di dalam gubuk, kami mendendangkan kisah asmara diantara kami."

Belum hilang rasa bingungnya, kakek tua itu masuk gubuk dan mengambil boks dari kayu dan menunjukkan isi dalam boks yang ternyata sepasang sepatu.

"Ini nak, cinta kakek yang satunya.."

Gadis itu pun sempat kaget dan heran, sepatu dalam kotak itu sama persis yang dimiliki ibunya. Baik model, warna dan ukuran sepatunya.

"Sepatu itu mirip sekali dengan milik ibuku, kek. Ada puluhan pasang sepatu yang sama di lemari koleksi ibuku hingga saat ini." Ucap gadis itu untuk mencairkan kebingungannya

"Jaman kakek muda dulu, sepatu ini banyak digandrungi (disukai) para gadis seusiamu nak. Wajar jika ibumu sekarang mengkoleksinya. Oh, ya. Ngomong-ngomong kamu tinggal dimana nak?"

"Aku tinggal jauh di kota sana kek, aku tinggal hanya bersama ibuku. Ayahku menikah lagi dengan wanita lain. Dan meninggalkan kami berdua. Coba ayahku seperti kakek, pasti kami bahagia. Karena kakek orangnya romantis. Hehe...". Puji gadis itu malu-malu sambil tertawa kecil

"Oh, ya kek! Dimana seseorang yang kakek cintai itu, kok kakek masih merawat sepatunya?"

Dan kakek pun itu menceritakan kisahnya dimasa lalu sambil mengantarkan gadis itu sampai ke tempat campnya.

Seminggu kemudian gadis itu pulang dari piknik dan menceritakan pada ibunya tentang kisah haru seorang kakek dan janji seorang wanita yang dicintainya. Gadis itu juga mengatakan pada ibunya, bahwa sepatu yang dimiliki kakek itu mirip sekali dengan milik ibunya yg berjajar dilemari koleksi itu.

Ibu nya pun kaget bukan kepalang. Cerita anaknya itu mengingatkannya pada seorang pemuda yang ditemuinya 25 tahun yang lalu, ia mengingat semuanya. Ibunya pun menangis tiada henti sambil menceritakan kisah pada anaknya.

"Jika benar lelaki tua itu adalah orang sama, alangkah berdosanya ibumu ini nak, telah membiarkan orang tinggal di hutan sendirian. Demi menjaga cintanya kepada ibumu ini, padahal ibu sudah melupakannya saat itu juga".

Tiga hari kemudian kedua ibu dan anak ini segera menuju ke hutan yang di huni kakek tersebut. Tempat yang cukup jauh ditempuh dari kota asalnya. Selama dalam perjalanan, ibunya masih penasaran, apakah lelaki yang tinggal di dalam hutan adalah lelaki yang sama yang ditemuinya saat itu.

Sesampai ditempat tujuan, keduanya pun tak bisa menahan rasa kecewa dan meneteskan airmata, setelah mengetahui bahwa sang kakek telah terlelap di pusara selamanya.

Kakek diistirahatkan dibawah pohon itu sehari sebelumnya oleh warga setempat atas permintaan si kakek.

Salah satu warga menghampiri dua wanita itu dengan membawa sebuah kotak dari kayu.

"Maaf, bu. Saya warga sini yang tinggal dibawah lereng sana. Sebelum kakek itu meninggal, saya diberi amanah. Jika ada perempuan datang kesini memakai sepatu persis seperti yang ada dalam kotak ini. Saya di suruh memberikannya. Dan ternyata ibu lah orangnya". kata lelaki itu sembari menyerahkan kotaknya.

Ibu dari gadis itu langsung menyambar kotak itu dan tak sabar ingin membukanya, ternyata benar, sepatu itu miliknya. Airmatanya pun tak kuasa mengalir deras layaknya air mengalir dari tebing pegunungan.

Ia pun melihat ada secarik kertas diatas sepatunya itu. Dengan tangan gemetar wanita itu perlahan membuka dan membacanya dengan terbata-bata diiringi isak tangis yang kian menjadi.

"WAHAI KEKASIHKU, AKU YAKIN KAMU AKAN DATANG KESINI UNTUK MENAGIH JANJIMU PADAKU. AKU SUDAH MENANAM BENIH POHON YANG KAU BERIKAN PADAKU DULU, KAMU INGAT, KAN?

LIHAT! IA ADA DIHADAPANMU SEKARANG, TEPAT DI DEPAN MATA MU.

AKU MENAMAKAN POHON INI DENGAN POHON CINTA, KARENA POHON INI BERASAL DARI BENIH YANG KAU BERIKAN PADAKU DARI TANGAN MU SENDIRI. SEKARANG POHON INI SUDAH TUMBUH MENJULANG TINGGI SEPERTI PERMINTAANMU, DAN DIA PALING TINGGI DI ANTARA POHON DI HUTAN INI.

DAN DI DALAM BOKS INI ADA SEPATUMU SELALU AKU JAGA DENGAN BAIK, AKU BUATKAN KOTAK KAYU YANG BAGUS, AGAR SEPATUMU TETAP TERJAGA DENGAN BAIK DAN TAK CEPAT USANG TERKENA DEBU ATAUPUN RUSAK TERKENA AIR YANG KADANG MASUK KEDALAM GUBUK SAAT HUJAN.

KAU TAHU AKU NAMAKAN APA SEPATU INDAH MU INI?

AKU MENAMAKANNYA SEPATU RINDU..... YA, SEPATU RINDU. KARENA SETIAP AKU MELIHAT SEPATU INI, SEAKAN AKU MELIHAT WUJUD MU NYATA DIHADAPAN KU.

POHON CINTA DAN SEPATU RINDU INI MENEMANIKU SEPANJANG HIDUPKU. AKU RAWAT KEDUANYA DENGAN SEPENUH HATIKU.

TAPI MOHON DIMAAFKAN DIRI KU INI WAHAI KEKASIHKU, JIKA NANTINYA AKU TIDAK BISA MEMENUHI JANJI UNTUK MENYERAHKAN SEPATU KESAYANGANMU INI DENGAN TANGANKU LANGSUNG.

BUKAN AKU BERNIAT INGKAR JANJI.... TAPI MUNGKIN SAAT ENGKAU DATANG KESINI UNTUK MENGAMBILNYA, AKU SUDAH TIDUR DAN BERISTIRAHAT DIBAWAH POHON CINTA KITA INI.

TERIMAKASIH WAHAI KEKASIHKU, KARENA ENGKAU TELAH MEMBERI KU KESEMPATAN.... UNTUK MENCINTAIMU."

Dan tangis wanita itu pun kian pecah membelah keheningan belantara. Ia merasa bersalah dan berdosa karena telah menyia-nyiakan orang yang begitu mencintainya dengan setulus hati.

The End.....