Selalu ada kejutan baru darinya. Setiap tahun, bahkan dari awal ia masuk sekolah. Kali ini, tiba-tiba dia bilang, “Ahza ikut lomba catur untuk O2SN, Ma.”
“Hah? Catur? Kok bisa?” Tanyaku kaget. Iya sih, Ahza memang bisa main catur, karena sering diajak main sama Abang dan Ayahnya. Tapi untuk ikut lomba catur… ini adalah hal baru. Biasanya yang dia ikuti adalah lomba baca puisi, lomba berkisah, lomba pidato, lomba matematika nalaria, sains kuark, dan robotik.
“Soalnya kemaren semua kandidat dari sekolah ditandingkan. Trus Ahza menang.” Jawabnya.
“Kok Ahza bisa jadi kandidat? Yang nunjuk siapa?” Tanyaku lagi penasaran.
“Teman-teman Ahza. Waktu Pak Restu nanya, siapa akhwat yang bisa main catur untuk dilombakan, teman-teman di kelas Ahza semua nunjuk Ahza. Trus Ahza ditandingkan sama akhwat lain yang pengen ikut lomba juga.”
“Terus?”
“Terus, Ahza menang. Jadi Ahza yang dikirim untuk O2SN”
“Iihh.. hebat anak Mama.” Kataku memuji.
Ya, Ahza selalu memberi kejutan yang berbeda setiap waktu. Dulu, ketika umurnya masih dalam hitungan dibawah dua tahun, aku mengira Ahza adalah anak yang berbeda dari Hamdi, ia lebih diam, tak lasak, tak banyak bicara. Nyatanya, setelah umurnya menginjak dua tahun, Ahza juga pencerita yang heboh seperti Hamdi, banyak nanya, dan suka melakukan banyak hal. Mungkin sudah terkontaminasi oleh Hamdi dan Emaknya. hehehehe...
Kejutan pertama yang aku dapatkan darinya, adalah ketika ditunjuk sebagai Ratu dalam Tari Ranup Lampuan ketika ia TK. Ahza berkulit sawo matang, bagiku memang tercantik… tapi jika dibandingkan teman-temannya yang lain, pastinya teman-temannya jauuuh lebih cantik, berkulit putih, dan berhidung mancung. Mungkin dari segi wajah, temannnya lebih pantas. Tapi gurunya menunjuk Ahza.
Saat itu, aku sangat mengapresiasi gurunya, yang bernama “Bu Sri”. Menurut Bu Sri, gerakan tarian Ahza lebih bagus dibandingkan teman-temannya. Ahza juga lebih gigih, tidak mutung-an kalau dimarahi karena salah, jadi Ahza cepat bisa.
(Ahza di tengah)
Kemudian, ketika kelas 1 di MIN Model Banda Aceh, bersama Abangnya, tiba-tiba ia membawa pulang hadiah menang lomba mewarnai. Kaget? Iya dong. Karena setahuku, kalau mewarnai, Ahza lamaa betul menyelesaikannya. Dan ia bukan tipe anak yang rapi seperti Hamdi. Tapi ternyata bisa juga membawa pulang hadiah juara 3 lomba mewarnai.
(Adek Ahza juara 3 mewarnai, Abang Hamdi juara 1 baca puisi)
Kejutan lagi, disaat kami pindah ke Depok. Ahza menjadi anak baru di sekolahnya SDIT Ummu’l Quro Depok. Tiba-tiba masuk sebuah pesan dari gurunya, bahwa Ahza akan diikutkan dalam lomba pidato/da’i cilik. Ketika Ahza pulang, aku tanyakan ke Ahza.
“Beneran Ahza ikut lomba pidato?”
“Iya, disuruh Bu Maya, Ma.”
Hmm… padahal Ahza belum punya pengalaman seperti itu. Berbeda dengan Hamdi yang pernah ikut lomba da’i cilik, baca puisi, dan sebagainya yang tampil sendiri di panggung. Kalau ahza, pernah sih berdiri di panggung, tapi itu juga bersa Hamdi ketika membaca puisi "Layang-Layang Bumi" dalam peringatan 9 Tahun Tsunami di Museum Tsunami.
Kutanya Ahza, katanya dia mau dan berani. Senangnya aku. Menang atau kalah itu belakangan. Yang penting dia nggak sungkan untuk tampil sendiri diatas panggung. Dan Alhamdulillah, ternyata, setelah pengumuman lomba, Ahza membawa pulang piala juara 1. Katanya, dia (yang saat itu masih kelas 2) mengalahkan kakak-kakak kelasnya, yang bahkan kelas atas semua (3-5-6).
(Piala Dek Ahza untuk Da'i Cilik dan Piala Bang Hamdi untuk lomba Tahfidz)
Dan, sejak itu Ahza juga diikutkan lomba pidato beberapa kali.
Selain lomba pidato, tanpa disangka, Ahza juga beberapa kali sempat masuk semifinal lomba matematika dan Sains Kuark. Walau tak sampai juara, tapi untuk ke semifinal, Ahza harus berkompetisi di sekolahnya dulu. Yang mendapatkan nilai tinggi akan diikutkan dalam semi final. Pernah Ahza lolos untuk masuk ke Final lomba matematika, namun tanggal lomba bertepatan saat kami sudah berada di Medan. Ya sudah, tak apa… mendengar Ahza sudah bisa mewakili sekolahnya bersama beberapa teman lainnya saja sudah membuatku terkejut juga.
2017, Ahza diikutkan dalam banyak sekali lomba. Mulai dari Lomba baca Puisi di FLS2N, Lomba berkisah LOKETA, semifinal Lomba Matematika Nalaria, dan lolos babak kualifikasi Sains Kuark. Belum lagi lomba Marching Band (tapi ini berkelompok ya).
Untuk lomba baca puisi, ini juga baru kali pertama Ahza ikut. Biasanya, selalu Abang Hamdi yang diikutkan. Setelah Bang Hamdi lulus SD, guru-guru menunjuk Ahza. Walau belum menang, Tapi Ahza sudah memberikan yang terbaik.
Di lomba Puisi Ahza tidak menang, tapi menang di Lomba berkisah, dan dijadikan perwakilan untuk maju ke tingkat Kota Depok.
Nah ini juga, Lomba berkisah adalah hal baru buat Ahza. Sebenarnya, awalnya gurunya menunjuk Ahza untuk tampil berkisah dalam acara sekolah. Ahza mau, berlatih, tampil, dan membuat guru menunjuk Ahza untuk ikut dalam Lomba di LOKETA (Lomba Keterampilan Agama). Ahza bertanding dengan seluruh sekolah di Kecamatan Beji, dan Alhamdulillah Ahza meraih juara 1 tingkat kecamatan. Lalu maju untuk tingkat Kota Depok.
Nah, disini, saat maju ke tingkat Kota, Ahza tiba-tiba jatuh sakit. Saat lomba, demam Ahza mencapai 39 lebih dan kepalanya pusing sekali. Ia cuma bisa terkulai lemas menunggu giliran lomba. Tapi Ahza tak mau pulang, ia tetap akan ikut lomba.
Dan inilah wajah Ahza saat berkisah dalam demam tinggi. Foto diambil oleh Bang Hamdi yang kagum melihat ahza tak menunjukkan sakit saat tampil.
Sejak itu, Ahza jadi sering tampil baca puisi dan berkisah jika ada acara di sekolahnya atau jika ada lomba di luar sekolah.
2018, menemukan bakat baru. Tiba-tiba Ahza bilang ditunjuk untuk ikut lomba Catur. Wah, selalu ada hal baru dari Ahza. Selalu ada keahlian baru yang ia tampilkan, hingga membuatku terkaget-kaget.
Walau belum bisa maju ke tingkat Kota, tapi Paling nggak, Ahza sudah bisa mewakili sekolahnya, dan sempat menang dalam beberapa ronde. Dan yang utama, ini adalah pengalaman baru buatnya.
Anak anak hebat.. Keren
Waaaw multitalenta bahkan cerdas pula ya Kak. Ikut bangga tante 😍😍 terharu saat dia berkisah dengan demam tinggi 39 ' C
Tidak baik membandingkan tapi cuma mau bilang sama Mama untuk sekedar berbagi, abang kami tidak pernah membawa kejutan, namun Akib selalu membuat Bundanya 'tekejot-kejot' tiap hari. Memang anak2 pelipur lara ya Kaaak Pidaa 😅😅😄 ahahaha
heheheheh.. dekkk.. ini kakak buat judulnya "kejutan" sebenarnya juga untuk mengurangi rasa bersalah ke Ahza. Kadang-kadang, kakak terlalu fokus ke hamdi yang udah mau masuk SMA, atau Hamdi yang duluan naik panggung.. atau ke hobi-hobinya Hamdi. Sampai kadang lupa bahwa AHza juga mungkin punya keinginan yang sama.
Hihihi..iya akak. Kita emang sama kan, suka kadang merasa bersalah. Mungkin dari situ kita bisa banyak memperbaiki diri sebagai mommy. 😊😊
Calon atlet catur masa depan
bagusnya gitu yaaa
keren nih...muda punya karya..super...
keren, kecil-kecil cabe rawit yaa.. udah menuai prestasi dari masa dini.. top lah
Wah. Pinter baca puisi juga!!! Multitalenta nih! Selamat.
Smga tetap jd anak kbanggaan ayah n bundanya,,,