Hai sahabat steemian, semoga di pagi #JumatBerkah ini masih dalam lindungan-Nya.
Kembali lagi, saya #PejuangKeluarga dengan oretan-oretan pendek dengan harapan bermanfaat bagi semuanya, khusus kaum istri yang bersuamikan pejabat negara atau bersuamikan dengan orang yang erat kaitannya dengan pejabat.
Ya, pagi ini akan sharing sedikit sebagaimana judul di atas. Ya, Istri adalah KPK Keluarga. Kenapa KPK, bukankah KPK itu lembaga pemberantasan korupsi yang dibentuk di Indonesia pada tahun 2002 lalu?
Kejahatan tindak pidana korupsi masih menjadi penyakit kronis di Indonesia. Berbagai program pencegahan dan penindakan yang telah dilakukan, belum juga korupsi 'angkat kaki' dari negeri ibu pertiwi.
Lihat saja media massa, hampir saban hari menyuguhkan berita tentang kejahatan laten ini. Hari ini pejabat 'A' ditahan karena divonis melakukan korupsi, besok sudah pejabat 'B' yang diperiksa oleh aparat penegak hukum karena dugaan korupsi.
Pemberitaan media menjadi salah satu indikator bahwa penyakit korupsi terus tumbuh. Sudah berapa banyak pejabat yang ditangkap instansi penegak hukum, tapi oknum-oknum pelaku lain terus bermunculan dengan kasus dan modus serta tempat yang berbeda.
Saya sendiri melihat, penegakan hukum masih sangat melempem, belum lagi proses hukum kalah telak dengan 'tendangan politik'. Ditambah lagi hukuman yang dijatuhkan terhadap pelaku tidak sebanding dengan kejahatan yang dilakukan.
Bahkan menariknya, ada pandangan dari penegak hukum bila oknum yang diduga terlibat telah mengembalikan kerugian negara, proses hukumnya dihentikan. Salah satu contoh kasus tunjangan ganda yang terjadi di Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh.
Beberapa hal di atas teramat sulit untuk dipikirkan tapi bukan dalam artian kita tidak menaruh perhatian. Sekarang kita kembali pada diri masing-masing, strategi apa yang bisa saya lakukan agar bisa berkonstribusi dalam gerakan pemberantasan korupsi.
Istri adalah KPK keluarga menurut saya adalah salah satu strategi yang sederhan. Kenapa KPK? karena lembaga anti rasuah ini saat ini menjadi lembaga yang dipercayakan oleh publik dalam pemberantasan korupsi. Berbeda dengan senior-senior yang lebih awal dilahirkan.
Bagi sebagian oknum pejabat yang suka 'main-main', mendengar kata KPK sudah gemetar sendiri. Sangking gemetarnya, 'dikibulin' oleh KPK gadungan pun tidak bisa berkutik. Padahal, yang namanya pejabat KPK itu tidak pernah melakukan pemerasan terhadap oknum pejabat yang diduga bersalah.
Karena kepercayaan publik yang luar biasa dan juga komitmen yang dimiliki oleh KPK, maka layaklah KPK ditambatkan kepada istri. Lantas bagaimana caranya istri menjadi KPK keluarga?
Seorang istri pasti akan menerima hasil yang dikerjakan oleh suami. Misal suami membawa belanjaan diluar kemampuan suami, istri wajib mempertanyakannya. Kalaulah suami seorang pejabat yang berpangkat rendah, tapi hasil kerjanya melebihi gaji presiden, maka istri yang menjadi orang yang mempertanyakan hasil tersebut.
Kemudian diketahui bahwa hasil tersebut bukanlah dari kerjaan yang halal, maka istri sepatutnya menolak dan mengharamkan dibawa pulang ke rumah. Istri pun harus memiliki komitmen yang kuat, jangan tergiur dengan lembaran uang yang dibawakan suami dan berusaha menyembunyikannya.
Saya yakin, kalau strategi ini mulai dilakoni oleh setiap istri, suami yang bekerja di pemerintahan atau suami yang bersentuhan dengan pemerintahan akan terhindar dari kejahatan korupsi. Pemberantasan korupsi itu bukan diawali dari sistem yang bagus atau aparat penegak hukum yang kuat tapi diawali dari pribadi kita masing-masing. Semoga!!
Luar biasa ulasannya bg
Banyak sudut pandang dalam memilihat peran istri terhadap karir suaminya...
Ada juga yang mengatakan istri bak jebakan bagi suaminya dalam melakukan korupsi...
Terimakasih atas ilmu nya