A thousand years ago, Yogyakarta was the epicenter of the prosperous ancient Mataram kingdom
and has a high civilization. It is this Kingdom who founded the Borobudur Temple is the largest Buddhist temple in the world, 300 years before Angkor Wat in Cambodia.
However, by a mysterious cause, the Ancient Mataram Kingdom moved its central government to East Java in the 10th century. The majestic temples were abandoned and some buried material eruption of Mount Merapi. Slowly, the area of Yogyakarta was again a dense forest.
This photo one corner of yogyakarta city
vote and follow @kunilfalah
Seribu tahun silam, Yogyakarta merupakan pusat kerajaan Mataram Kuno yang makmur
dan memiliki peradaban tinggi. Kerajaan inilah yang mendirikan Candi Borobudur yang
merupakan candi Buddha terbesar di dunia, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja.
Namun, oleh suatu sebab yang misterius, Kerajaan Mataram Kuno memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur pada abad ke-10. Candi-candi megah itu pun terbengkalai dan sebagian tertimbun material letusan Gunung Merapi. Perlahan-lahan, wilayah Yogyakarta pun kembali menjadi hutan yang lebat.
Ini photo salah satu sudut kota yogyakarta
Jogja can not be separated from Mount Merapi, a mountain that is part of the history of Jogjakarta. The beauty and glory now we can not see cleanly from the streets of the city due to visual pollution in the form of dozens of billboards advertising, the cables are scattered, as well as hotel buildings that uphold has covered the blue sky and valor of Merapa to the north of the city of Jogja.
This photo is one of the tourist attractions
Jogja tidak bisa dipisahkan dengan gunung Merapi, gunung yang merupakan bagian sejarah kota Jogjakarta. Keindahan dan kemegahannya kini tidak bisa kita lihat dengan bersih dari jalanan kota akibat polusi visual berupa puluhan baliho iklan, kabel-kabel yang berserakan, serta bangunan-bangunan hotel yang menjunjung tinggi telah menutupi birunya langit dan kegagahan Merapa di sebelah utara kota Jogja.
Ini photo salah satu tempat wisatanya
the song "Yogyakarta" sung by Kla Project that makes us will always miss with
a small town with this high multiculturalism. Only in this city can we see various
different Indonesian cultures blend into one.
Return to your city
There is one must in the longing
Still as it used to be
Every angle greets me, full of meaning
I will be nostalgic
When we often take time
Enjoy together
The atmosphere of Jogja
At the crossroads my steps stalled
Crowded
Selling typical tasteful dishes
People sit cross-legged
Street musicians start acting
As I lost you
Whimpering alone
Swallowed by your city ...
Though now you have not gone back
But your city brings your eternal smile
Allow me to go home again
When the liver begins to be quiet without being treated
lagu “Yogyakarta” yang dinyanyikan oleh Kla Project yang membuat kita akan selalu rindu dengan
kota kecil dengan multikulturalisme tinggi ini. Hanya di kota ini kita dapat melihat berbagai
kebudayaan Indonesia yang berbeda membaur menjadi satu.
Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja
Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu ...
Walau kini kau t'lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati
please vote and follow @kunilfalah thanks. we love you all...
the end is jogja never ending. right, never ending.
belive that..
i like that city.. 👍👍👍
thanks for shering.. @sarine
thank you @sarine. nice to meet you.
Nice post,, :)
☕☕☕☕
thanks @irdiansyah. nice to meet you