Nasehat Emak, Jangan Keluar Rumah Saat Meugang !!

in #culture7 years ago (edited)


sumber
Meugang atau ada juga yang menyebutnya dengan Makmeugang adalah suatu tradisi yang ada di Aceh yaitu memasak daging berupa daging sapi, dan menikmatinya bersama keluarga, bahkan ada juga yang mengkendurikannya untuk anak-anak kurang mampu di lingkungan mereka.

Ada yang unik dari Meugang ini, yaitu dilaksanakannya saat tertentu saja dan secara rutin. Meugang ini biasa dilaksanakan pada saat dua hari menjelang Ramadhan dan dua hari sebelum Lebaran Idul Fitri, dan satu lagi pada saat menjelang Lebaran Idul Adha.


sumber
Nah, bicara tentang Meugang, saya teringat dengan satu pesan ureung tuha yang mengatakan begini, “ Nyak, nyoe uroe meugang, gata di rumoeh mantoeng beh, bek meu wet-wet di lua”. Yang artinya, Nak, ini hari Meugang, kamu di rumah saja ya, jangan berkeliaran di luar rumah.

Ada yang aneh dari teguran ini, kenapa anak-anak tidak dibiarkan berkeliaran di luar rumah saat hari Meugang ? usut punya usut, ternyata ini penyebabnya, check it dot...

Konon katanya karena ekonomi orang dulu lemah, terjadi banyak perbedaan dalam kehidupan mereka. Misalnya saja orang yang berasal dari kalangan Teuku (Ampoen) dan beberapa orang yang sederajat dengan mereka umumnya memiliki ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat biasa. Karena keterbatasan ekonomi inilah, banyak dari masyarakat biasa tidak bisa membeli daging saat hari Meugang untuk keluarganya. Nah, dari inilah timbul sebuah petuah dari Ureung tuha yang menganjurkan saat hari meugang anak-anak tidak boleh keluar rumah. Karena apa ? ini ada beberapa versi jawaban yang saya dapat saat bertanya pada Ureung tuha, diantaranya :

  1. Pernah mendengar nasehat ini, “ Bek lewat dikeu rumoeh teutangga watee uroe meugang, keunoeng rom tuleung sie entreuk”. Artinya, jangan lewat di depan rumah tetangga saat hari Meugang, karena nanti bisa kena lempar tulang daging.
    Saya secara pribadi, pernah mendengar kata-kata ini dan masih teringat sampai hari Meugang sekarang . Adapun maksud dari perkataan ini adalah lebih ke perasaan yang di alami oleh anak-anak saat hari Meugang yang tidak dapat merasakan masakan daging di rumahnya. Dan yang di khawatirkan oleh orangtua adalah, saat dia lewat di depan rumah tetangga, dia mencium aroma masakan daging dari dalam rumah mereka, inilah yang membuat para orangtua zaman dulu melarang anak-anak mereka keluar rumah saat hari Meugang.

  2. Alasan yang kedua yang saya dapat adalah, karena para orangtua tidak ingin orang lain menganggap di rumah mereka tidak ada daging Meugang, meskipun kenyataan yang didapat adalah memang benar bahwa di rumah mereka tidak ada daging saat Meugang, akan tetapi orangtua lebih memilih menutup semua kekurangan mereka, bukan berarti “Soem gasien peudeuh kaya“ namun mereka melakukan ini karena mempertahankan harga diri keluarga mereka.

  3. Dan jawaban versi terakhir yang saya dapat adalah, karena orangtua zaman dulu tidak mau anak-anak mereka lebih duluan mendapat masakan daging di rumah orang lain, maunya orangtua, anak-anak mereka ini tetap tinggal di rumah saat hari Meugang dan makan ala kadar masakan mereka di rumah.

Dan tidak dipungkiri lagi bahwa anak zaman dulu lebih jarang mengosumsi daging dibandingkan anak zaman sekarang. Zaman dulu yang mengosumsi daging hanya anak-anak dari kalangan tertentu saja, berbeda dengan zaman sekarang, meskipun berasal dari keluarga kurang mampu, akan tetapi makanan berupa daging ini dengan mudah didapatkan.


sumber