sumber
Tradisi di Tanah Rencong sangat beragam. Tradisi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari aspek agama hingga dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi yang di wariskan oleh para leluhur di zaman dulu, kini itu sudah menjadi suatu kebiasaan yang terus dilakukan. Namun ada juga sebagian masyarakat yang tidak melakukannya, di karenakan ada berbagai macam alasan, mulai dari kepercayaan hingga pengaruh dari peradaban yang kian modern.
Kebanyakan tradisi ini dihiasi dengan norma agama, semisal tradisi Peutren Aneuk Miet (turun tanah). Peutren Aneuk Miet adalah salah satu dari sekian banyak adat yang sudah lama ada di Aceh. Peutren Aneuk Miet biasanya dilakukan saat anak berumur 7 hari, namun ada juga yang melakukannya pada saat anak berumur 44 hari dan bahkan pada saat anak berumur 1 tahun. Ini merupakan suatu perbedaan yang biasa terjadi, dikarenakan banyak cara yang masyarakat lakukan dalam melakukan tradisi ini.
Peutren aneuk miet ini dilakukan dengan cara melibatkan tetua adat semisal Teungku (Ustad) dan di pimpin langsung oleh Teungku tersebut hingga selesai. Kalau anak yang bersangkutan itu anak laki-laki, maka yang disiapkan adalah sebilah golok dan satu batang pohon pisang berukuran kecil yang telah disiapkan oleh pihak keluarga si anak, kemudian Teungku menggendong si anak dan mengambil golok tersebut untuk memotong pohon pisang. Maksud dari golok dan batang pohon pisang ini adalah simbol bahwa si anak diharapkan di kemudian hari menjadi pribadi yang ulet, pekerja keras, dan berjaya tentunya.
Lain hal kalau anak tersebut adalah anak perempuan, selain perlengkapan yang sama yang telah disiapkan oleh keluarga, perlengkapan yang dimaksud adalah sebutir kelapa, kain, madu, pulut kuning dan perlengkapan pelengkap lainnya, maka yang perlu di siapkan lagi adalah sapu lidi. Sapu lidi ini nantinya akan digunakan oleh Teungku untuk menyapu halaman sembari menggendong anak perempuan tersebut. Harapan yang diharapkan disini adalah bahwa supaya anak ini nantinya akan menjadi anak yang rajin.
Tidak terlepas juga dalam Upacara Peutren Aneuk Miet ini si anak akan di Peucicap (Mencicipi). Peucicap ini adalah ritual dalam bentuk rasa, si anak akan dicicipi madu dan juga kurma oleh teungku. Maknanya adalah agar anak tersebut dapat mengenal berbagai macam rasa, mulai dari rasa manis, asin, dan asam.
Kemudian dalam upacara Peutren Aneuk Miet ini juga turut diiringi oleh pembacaan Salawat kepada Rasululllah SAW yang biasanya dikemas dalam bentuk qasidah maupun zikir. Sembari Teungku melakukan berbagai ritual keagamaan maka pembacaan zikir pun turut dimainkan oleh grup khusus yang disewa oleh keluarga si anak.
sumber
Biasanya dalam upacara Peutren Aneuk Miet ini juga diadakan bersamaan dengan acara akikah. Akikah ini hampir sama dengan kurban, yang di persembahkan disini adalah seekor kambing ataupun domba yang diniatkan khusus untuk si anak, dan yang berbeda akikah dengan kurban adalah, Kambing yang telah disembelih tidak dibagikan langsung kepada warga yang membutuhkan layaknya kurban, melainkan daging tersebut dimasak terlebih dahulu di rumah kemudian baru dibagikan kepada warga baik dibagi ke rumah masing-masing ataupun warga diundang ke rumah si anak untuk mencicipi ala kadar hidangan yang telah disiapkan.
Masih banyak tradisi yang berbau agama dalam kehidupan masyarakat Aceh. Meskipun sekarang ada sebagian orang yang menentang dan bahkan menganggap sesat tradisi tersebut, namun inilah yang diyakini, selama tradisi tersebut tidak menimbulkan efek-efek yang negatif untuk masyarakat maka tradisi yang seperti ini akan tetap terus berjalan di Tanah Rencong.
Regards
Muhammad Nauval