Kanot Beulangong Tanoh
Kurang lengkap rasanya, jika bercerita tentang peralatan memasak, jika kita tidak mengurai sedikit tentang kanot tanoh dan beulangong tanoh.
Pada era milenial saat ini, hampir semua ibu rumah tangga sudah meninggalkan yang namanya kanot dan beulangong tanoh. IRT jaman now lebih menyukai peralatan rumah tangga terbuat dari stainless steel maupun aluminium. Mungkin kalo pun ada hanya bisa dijumpai pada daerah pedalaman atau orang-orang tua kita yang masih menggunakannya. Pada beberapa jenis masakan, memasak menggunakan beulangong tanoh terasa lebih lezat, saya tidak tahu pasti apakah ini hanya sekedar mitos, tetapi pada faktanya, dan menurut lidah penulis, masakan semisal asam keueng, sie reuboh, kuah pliek terasa lebih nikmat jika dimasak dengan beulangong tanoh dibandingkan dimasak menggunakan beulangong aluminium atau stainless steel. Jadi tidak heran penggunaan beulangong tanoh banyak kita jumpai di kawasan Aceh Besar, Pidie, Bireuen, dan beberapa daerah di pantai barat selatan, karena dikawasan ini masakan seperti disebutkan di atas banyak kita dapatkan.
Seperti halnya beulangong, kanot tanoh juga demikian, malah untuk penggunaan kanot tanoh lebih minim dikarenakan kemudahan memasak dengan penanak nasi listrik seperti "magic com".
Namun demikian, sentra produksi beulangong dan kanot tanoh tetap eksis meski di era digital sekarang ini. Seperti sentra produksi di Cot Bada Bireuen, Keulibeut Pidie. Kanot dan beulangong tanoh terbuat dari bahan dasar yaitu tanah liat, dibentuk sesuai selera, kemudian dipanaskan pada suhu dan waktu tertentu, yang akhirnya menjadi sebuah kanot dan beulangong tanoh.
Samalanga, 15 Februari 2018
Postingan yang bagus bg @sir.arafat01
Jaman dulu dan jaman sekarang sungguh sangat berbeda...
Jaman dulu menjadi sejarah jaman sekarang, terima kasih telah berkunjung