Hidup di era digital tentu bukanlah perkara yang mudah. Di zaman dengan berbagai kemudahan mengakses informasi terkadang membuat kita kebingungan untuk memilah mana informasi yang valid dan mana informasi yang sekadar hoaks.
Hadirnya platform media sosial yang memberikan kesempatan bagi siapapun untuk membagikan informasi memiliki risiko yang tinggi bagi tersebarnya hoaks.
Hoaks adalah berita palsu atau informasi tidak valid yang biasanya dibuat lalu disebarkan untuk suatu tujuan tertentu, misalnya untuk menutupi suatu fakta.
Di era gempuran kebebasan berbagi macam-macam informasi, kemunculan hoaks mungkin akan sulit diatasi. Namun, penyebarannya dapat lebih mudah dicegah.
Untuk mencegah penyebaran hoaks, kita perlu menguasai suatu kemampuan yang disebut dengan literasi digital.
Dikutip dari artikel jurnal berjudul "Literasi Digital Abad 21 Bagi Mahasiswa PGSD: Apa, Mengapa, dan Bagaimana" karya Sujana & Rachmatin (2019), literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mencari, mengevaluasi, membuat dan menyampaikan informasi yang melibatkan keterampilan kognitif dan teknis dari sudut pandang lain.
Di bukunya yang berjudul Digital Literacy, Gilster mengatakan bahwa dalam literasi digital terdapat 4 kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh masing-masing pemakai media digital yaitu: mengetahui cara penggunaan search engine, memahami cara kerja hypertext dan hyperlink, melakukan evaluasi pada konten atau informasi yang didapat, serta mampu menyusun informasi dari berbagai sumber.
Mengetahui cara penggunaan search engine (mesin pencari)
Dengan mengetahui cara penggunaan mesin pencari seseorang dapat dengan mudah mencari informasi yang dibutuhkannya di internet.
Semakin dalam seseorang menyelami mesin pencari untuk menemukan informasi yang dibutuhkannya maka semakin terdorong akal budinya untuk menganalisis informasi-informasi yang ia dapatkan.
Memahami cara kerja hypertext dan hyperlink
Hypertext adalah teks yang berisi hyperlink yang dapat menghubungkan suatu informasi dengan informasi lainnya, baik berupa halaman situs web, gambar, dokumen, atau media digital lainnya. Informasi yang dihubungkan oleh hypertext biasanya saling berkaitan dengan konteks yang sedang dibahas.
Hyperlink adalah tautan yang tercantum pada teks, gambar, tombol, atau simbol yang dapat diklik untuk mengarahkan pengguna ke informasi lainnya, seperti halaman situs web, gambar, dokumen, atau media digital lainnya. Informasi yang ditautkan oleh hyperlink bisa berkaitan atau tidak berkaitan dengan informasi yang sedang dibaca.
Umumnya kedua hal tersebut erat kaitannya dengan situs web. Maka dengan memahami cara kerja keduanya, seseorang akan lebih kritis atau lebih berhati-hati dalam menerima informasi.
Biasanya penerima informasi akan menyeleksi situs web yang tersedia kemudian memilih situs web dari suatu lembaga resmi atau lembaga yang kredibel dan dapat dipercaya.
Melakukan evaluasi pada konten atau informasi yang didapat dari media digital
Evaluasi konten atau informasi yang tersedia di internet dapat dilakukan dengan cara berpikir kritis kemudian menganalisis dari mana asal muasal konten atau informasi tersebut.
Umumnya kredibilitas sebuah konten atau informasi dapat dilihat dari siapa atau lembaga apa yang membuatnya.
Dengan mampu memilah konten atau informasi sedemikian rupa, maka seseorang dapat lebih mudah terhindar dari informasi yang mengandung hoaks.
Saputra dkk. dalam artikel jurnalnya yang berjudul "Sosialisasi Pencegahan Hoax Seputar Informasi Covid–19 di Kalangan Remaja (Penyuluhan di SMP 88 Jakarta Barat)" tahun 2021, memberikan 5 cara sederhana untuk menganalisis informasi agar tidak mudah termakan hoaks:
- Memperhatikan judul informasi, jika terkesan provokatif maka termasuk hoaks
- Meninjau dengan seksama alamat situs informasi
- Memeriksa fakta dan gambar yang ada pada informasi tersebut
- Mengikuti komunitas diskusi anti hoaks
Mampu menyusun berbagai informasi dari berbagai sumber digital
Sebelum menyusun informasi, tentunya seseorang melakukan pengumpulan informasi terlebih dahulu.
Semakin banyak sumber informasi yang terkumpul maka semakin mudah ditemukan informasi yang kredibel dan valid.
Dengan mengumpulkan sejumlah informasi baik mengenai seseorang, peristiwa, dan lain sebagainya, kita akan lebih mudah memperoleh fakta yang akurat, karena informasi yang telah kita kumpulkan telah melalui proses seleksi.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa literasi digital adalah suatu kemampuan yang sangat penting untuk dikuasai oleh para pengguna media digital, karena dengan penguasaan literasi digital seseorang dapat menghindari berbagai informasi yang mengandung hoaks.
Dilihat dari seberapa pentingnya penguasaan literasi digital dalam pencegahan hoaks, dapat disimpulkan bahwa hoaks yang menyebar di masyarakat merupakan hal yang berdampak negatif bahkan berbahaya.
Oleh karena itu, penyebaran hoaks harus dicegah dan dilawan dengan cara semangat belajar literasi digital yang tinggi.
"Karya ini dibuat untuk Lomba Menulis Blog dalam rangka 1st Anniversary MenulisID."
Halo @farihaazf, terima kasih sudah berpartisipasi dalam kontest ini. Semoga beruntung dan menjadi pemenang. Jangan lupa sekali-kali cek akun hive kamu dan explore Hive juga 😊 Kalau masih ada pertanyaan bisa chat @macchiata, pasti akan aku tampung dan jawab pertanyaannya.
Congratulations @farihaazf! You have completed the following achievement on the Hive blockchain And have been rewarded with New badge(s)
Your next target is to reach 300 upvotes.
You can view your badges on your board and compare yourself to others in the Ranking
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Check out our last posts: