Setelah memutuskan perkara jalan, akhirnya terputuslah sebuah keputusan yang teramat bermakna bagi kehidupan. Jalan terbentang bak karpet merahpun tergelar.
Ya, anda betul. Kami berputus pada keputusan yang akhirnya sederhana. Meningmati hari kosong dengan menggulingkan ban sepeda motor menuju ke kantin Puncak Geurute.
Pemandangan 2 pulau dan laut tanpa riak yang berarti, berkelut lah kisah kasih asmara pengunjung Gurutee yang notabene orang-orang kurang hiburan (kurang refreshing boss) 😂😂😂
Ada peristiwa yang mengejutkan keadaan, sebelum kuning mata sapi dari piring Kamu habis menghuni perut, tiba-tiba Siamang sekeluarga menghampiri meja-meja pengunjung yang masih berisi santapan.
Suasana ikut juga dengan konfrobtasi Siamang. Ada yang telah mempersiapkan pisang, mamplam (mangga), dan es teh pun telah kami persiapkan untuk Siamang dan keluarga.
Kamera tentu pasti mengutarakan lensanya demi menjepret sudut-sudut eksotis dari Siamang.
Aku dan Kamu ikut terlena menyaksikan keindahan alami karya Tuhan bebentuk pada Siamang. Dengan reputasi kepunahan Siamang yang tinggi, turutlah keprihatinan muncul dari batin yang terdalam untuk melestarikan mereka.
Itulah cerita ringkas dari Siamang. Anak yang kecil mungil tadi sempat TEROEK (tersedat) ketika menikkmati hidangan es teh teler dingin. Kebetulan ahli di sebelahnya berhasil menormalkan sang anak.
Hari Kamis, 10 Mei ini 2018 menjadi saksi bisu pelancongan menuju Gunong Gerutee, Aceh Jaya. Semoga Allah ijinkan kami kembali bersama alam marwah Geurtee.
Aamii _
Salam Kila.
Muhammad Mairiska Putra
Aida Fitria
My video is at DLive
Puncakbukit Geurutee ya... Hehhehe
Iya bang, hahaii
Geurutee punya cerita