Secuil Manfaat Durian

in #durian7 years ago (edited)


Memulai tulisan singkat ini begitu berat. Ada saja kendala untuk mengalirkan ide kedalam beberapa kalimat yang ingin saya tuangkan dibawah ini. Mungkin karena sudah begitu lama tidak lagi berurusan dengan tulisan-tulisan sehingga menjadi terlalu sulit untuk menuangkan ide didalam kepala ini menjadi beberapa paragraf. Ditambah lagi dengan ulah laptop yang sesekali melakukan shutdown tanpa perintah dari pemilknya.

Baik, anggap saja kalimat diatas sebagai pengantar atau sejenis bualan agar terlihat sedikit sok berwibawa. Mari kita lanjutkan membaca tulisan dibawah ini.

Kamu pasti tahu dengan buah yang banyak digemari dan tumbuh di Asia Tenggara, tapi tidak bagi sebagian orang-orang Eropa. Ya, durian. Buah dengan ciri khas aroma yang menyengat dan dikelilingi duri-duri tajam ini menjadi salah satu buah favorit bagi masyarakat Asia. Kabarnya, karena ciri khasnya yang memilki kulit yang keras dan berduri, buah ini dijuluki raja buah, atau bahasa kerennya “King Of Fruit.”

Buah ini juga memiliki beberapa jenis yang membuat rasa dan teksturnya menjadi berbeda. Bisa jadi pengaruh kondisi alam tempat sang raja buah ini tumbuh. Itu hanya pendapat saya saja.

Di Indonesia khususnya bagi kami warga Aceh, buah ini selalu menjadi buruan masyarakat saat si penjual mulai menyusun rapi puluhan bahkan ratusan durian dipingir jalan. “Piyoh-piyoh,” kata mereka. Kalau diartikan dalam bahasa Indonesia “mampir atau singgah.”

Oke, tulisan ini kita lanjutkan. Karena judul tulisan ini “Secuil Manfaat Durian” tentunya saya tidak membahas panjang lebar tentang asal, jenis dan rasa durian seperti acara-acara kuliner di beberapa televisi yang anda saksikan pada hari-hari libur. Kalian bisa cari di google untuk mendapatkan informasi yang lebih tentang seluk beluk buah ini.

Saya hanya ingin mengenang kembali bagaimana hal-hal kecil namun menjadi begitu berharga saat efek dari durian ini bisa menjadi tali pengikat silaturahmi pada masyarakat kami di Aceh.

Dulu, di lingkungan kami hanya orang-orang tertentu saja yang bisa membeli raja buah ini. Kecuali di daerah-daerah yang memang tanaman ini tumbuh dan menjadi sumber rezeki bagi masyarakatnya.

Alasan lain karena harganya yang lumayan mahal. Jadi untuk membeli dan membawanya pulang kerumah biasanya dilakukan pada malam hari. Seolah-olah seperti ingin meminimalisir ‘ria’ dalam menikmati makanan, karena pada saat itu durian seperti makanan yang begitu wow untuk bisa dinikmati.

Nah, permasalahannya tidak sampai disitu saja. Aroma yang begitu menyengat yang dikeluarkan durian tidak bisa dihindari dengan cara apapun. Sehingga mau tidak mau tetangga tahu benar bahwa rumah seberang sedang menikmati durian.

Namun itu tidak menjadi kendala bagi kami yang memiliki kebiasaan saling berbagi. Biasanya orangtua kami mencari jalan keluar dengan cara mengolah durian menjadi kolak. Kolak kuah durian biasanya disajikan dengan ketan. Tujuannya agar lebih cepat kenyang dan bisa dinikmati bersama tetangga.

Sampai saat ini, kebiasaan saling berbagi dengan tetangga masih tumbuh pada masyarakat kami. Tapi mungkin sedikit berkurang karena harga durian yang mulai terjangkau dan tidak dijual hanya pada musim tertentu saja.

Durian hanya menjadi salah satu cara untuk membangun rasa kekelurgaan menjadi erat.

Tulisan yang anda baca tadi memang sangat singkat. Yang terpenting adalah ada sesuatu yang bisa kita jadikan hikmah, paling tidak bisa sedikit menghibur. Salam!

Sort:  

Kawan, gunakan tag dalam bahasa inggris ya ?
durian itu sudah masuk dalam fruit, tks

ok. terimakasih atas sarannya

Belangi

belejer ilen..hehehehe

droun hayeeuu!

hayeu inan lom...hehehehe