Tentang Perayaan Earth Hour dan Kekeliruan yang Terjadi Setelahnya

in #earthhour7 years ago (edited)

302892_10151097239121184_1296214420_n.jpg
Pada bulan Maret di hari Sabtu setiap tahunnya di Banda Aceh terdapat suatu gerakan yang tergabung dari beberapa komunitas melakukan ceremonial untuk memperingati “jam Bumi” yang biasa disebut Earth Hour. Di Banda Aceh sendiri gerakan Earth Hour terbentuk pada tahun 2012 dan saya termasuk peserta yang hadir pada saat pertemuan pertama ketika gerakan tersebut dibentuk. Walaupun sebelum Earth Hour terbentuk sudah ada beberapa orang bahkan komunitas yang telah sadar terhadap pentingnya menjaga kelangsungan bumi dengan cara menghemat energi dan ada satu malam khusus pada minggu akhir di bulan Maret mereka mematikan lampu selama satu jam dengan cara sukarela.

Sejarah Earth Hour
Earth Hour atau jam bumi adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Kegiatan ini berupa pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim. Kegiatan yang dicetuskan WWF dan Leo Burnett ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007. Saat itu, 2,2 juta penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak diperlukan. Setelah Sydney, beberapa kota di seluruh dunia ikut berpartisipasi pada Earth Hour 2008.

Sampai pada akhirnya beberapa Negara pun ikut berpartisipasi melaksanakan kegiatan Earth Hour karena adanya kesadaran yang telah tumbuh dalam dirinya untuk menjaga bumi demi menjaga kelangsungan hidupnya sendiri. Setelah Earth Hour hadir di Indonesia dan menjalar ke beberapa kota, Aceh pun tidak mau ketinggalan untuk ikut serta dalam kampanye global tersebut. Maka dibentuklah gerakan Earth Hour di Aceh dengan pusatnya di Banda Aceh.

Pada tahun 2012 yang lalu. acara puncak Earth Hour dilaksanakan pada tanggal 31 Maret pukul 20.30 s/d 22.30 WIB yang diadakan di Balai kota Banda Aceh. Saat itu beberapa icon kota seperti Mesjid Raya Baiturrahman dan Museum Tsunami juga ikut berpartisipasi dalam peringatan Earth Hour. Pada dasarnya di Indonesia Earth Hour itu melakukan pemadaman lampu pada pukul 20.30 s/d 21.30 waktu setempat, namun karena di Aceh jadwal shalat isya nya pada pukul 20.00 Wib jadi Aceh punya keistimewaan untuk menggeser waktu pemadamannya pada pukul 21.00-22.00. Hal ini pun berlangsung sampai sekarang.

** Apa Saja Kegiatan yang dilakukan oleh Gerakan Earth Hour**
Ada berbagai macam Komunitas yang tergabung dalam gerakan Earth Hour seperti halnya komunitas pencinta lingkungan, komunitas seni, komunitas pencak silat, bahkan sekolah dan beberapa kantor pemerintahan pun ikut terlibat dalam gerakan Earth Hour tersebut. Di Aceh sendiri ketika awal terbentuk Earth Hour secara resmi, WWF adalah sebagai penginisiator kegiatan tersebut, namun saat ini yang mengorganisir gerakan Earth Hour tersebut adalah komunitas, bahkan WWF pun tetap menjadi partner bagi gerakan Earth Hour.

Banyak kegiatan yang dilakukan oleh gerakan Earth Hour ini seperti halnya street campaign, kampanye ke sekolah-sekolah tentang menjaga bumi, hemat air dan hemat energi, aksi penanaman pohon, nonton dan diskusi bareng dengan anak-anak panti asuhan tentang perubahan iklim, serta kampanye perlindungan satwa.

Tidak hanya itu, Earth hour juga mengkampanyekan untuk diet kantong plastik, bukan pula langsung diartikan dengan kita tidak boleh memakan plastik, namun lebih kepada pengurangan jumlah penggunaan produk yang terbuat dari plastik, seperti pemakaian kantong plastik dan penggunaan sedotan, dan menggantinya dengan goody bag serta tumbler (tempat minum/tempat makan).


video ini sebagai analogi untuk menjelaskan keadaan bumi yang terjadi saat ini.

427290_10151212400771184_1738613407_n.jpg

Street Campaign

580706_10151250397516184_728775495_n.jpg
Kampenye ke Sekolah

486139_10151250399171184_699205122_n.jpg
Penyanyi Rafli yang saat Itu juga ikut melakukan kampanye Earth Hour ke Pesantren

11112209_10152607302216184_2307229835771227942_n.jpg
Kampanye perlindungan Satwa

11083654_10152607302841184_5858545894681697603_n.jpg
10473551_10152607302241184_1831767081457888065_n.jpg

Mengajak anak sekolah dan remaja dalam mengikuti lomba sekaligus mengkampanyekan perlindungan satwa serta diet kantong plastik dan menggantinya dengan goody bag

Keliru menilai Earth Hour
Banyak orang yang keliru dalam menterjemahkan kegiatan Earth Hour, yang mereka tahu Earth Hour itu hanyalah mati lampu satu jam, senang-senang, buat kegiatan satu malam saja. Lalu banyak gurauan-gurauan yang tidak mendasar terhadap kegiatan Earth hour, seperti: di Indonesia ini saja sudah sering mati lampu, lalu kenapa harus dimatikan lagi lampunya?

Sebenarnya kalau saja kita mau sedikit teliti dan mengkaji lagi lebih jauh, sebenarnya gerakan Earth Hour itu tidak hanya sampai pada mematikan lampu selama satu jam saja. Tetapi lebih kepada gaya hidup yang tidak boros energi. Untuk melakukan yang namanya tidak boros energi ini pun cukup sederhana, seperti mematikan lampu yang tidak terpakai, mencabut charger yang sudah selesai dipakai, mengurangi penggunaan plastik yang ujung-ujungnya jadi sampah, mematikan keran air yang sudah tidak terpakai, dan masih banyak hal-hal kecil lainnya yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim secara global.

Toh ketika malam minggu kemarin di Hermes dimatikan lampu pada malam puncak Earth Hour, di rumah saya lampu masih hidup, kecuali lampu kamar yang saya matikan. Artinya bukan pihak PLN yang melakukan pemadaman karena adanya peringatan Earth Hour, tapi bagaimana kesadaran itu muncul dari diri kita sendiri.

Semoga bermanfaat dan tidak ada kekeliruan lagi di masa yang akan datang, karena manusia sarangnya khilaf.

Referensi:

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Jam_Bumi
  2. https://fararizky.wordpress.com/category/my-daily-activity/
    Salam,
    @fararizky
Sort:  

Nyan cap tulisan Fara 👍

Sepakat, bhw bukan fokus pada kegiatan mematikan lampu selama 1 jam saja, tapi lebih ke bagaimana meraih kesadaran umat/manusia utk sadar hemat energi dalam rangka menjaga dan melindungi bumi, ya, Far?

Hehe..iya kak. Cuma yg nampak cuma mati lampunya aja

Sampai sekarang juga masih earthhour, di Aceh.

Biar dek fad bisa liat bintang.

Saking polusi cahaya yang sangat tinggi, kita hampir ngga bisa melihat bintang hahaaa

Hahaha... Iya.. Apalagi terasa x pas naik pesawat dulu dgn sekarang. Tambah ngeri goncangannya krn cuaca yg g bsa di prediksi