SEMANGAT MENDIDIK SANTRI

in #education5 years ago

Upaya Guru Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron dalam Upaya Pembinaan Akhlak Santri

vh9wvg.jpg

Peran guru adalah sangat penting dalam proses belajar mengajar dan membina santri di Dayah. Peran dan tugas sederhana guru adalah mengarahkan dan membimbing santri agar semakin meningkat pengetahuannya semakin terbina dan berkembang potensinya dan semakin baik akhlak dan karakternya. Khusus untuk tugas guru di Dayah di samping harus dapat memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran agama melalui pengajian kitab-kitab, juga diharapkan dapat membangun jiwa dan akhlak santri sehari-hari.
Menurut Tgk. Syurliadi selaku salah seorang guru senior di Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan dan upaya pembinaan akhlak santri adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam upaya membina santri di Dayah menjadi manusia yang berakhlak mulia. Guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan, pengajaran dan pembinaan santri termasuk dalam upaya membina akhlak santri. Para guru adalah pribadi kunci yang selalu berada bersama santri dan mengawasi dan membimbing kegiatan belajar-mengajar dan upaya membina akhlak santri dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian penulis dengan melakukan wawancara dengan para informan baik para guru, santri dan pimpinan Dayah Babul Huda, para guru di Dayah Babul Huda telah berperan membina akhlak santri dengan beberapa upaya diantaranya :

  1. Bimbingan dan pengawasan
    Peran guru dayah Babul Huda dalam upaya membina akhlak santri yang ada di Dayah baik yang menetap maupun para santri yang pulang kerumah adalah dengan melakukan bimbingan dan pengawasan, kegiatan ini dilaksanakan guru secara rutin. Berdasarkan wawancara penulis dengan Tgk. Maulidin selaku salah seorang guru di Dayah Babul Huda, pada dasarnya upaya pembinaan akhlak di Dayah Babul Huda telah dilakukan melaui bimbingan dan pengajian, kegiatan-kegiatan dan aktivitas harian, para santri sudah diajarkan untuk bersopan-santun, saling menghormati, tolong menolong dan berdisiplin sebagaimana hidup dalam kekeluargaan dengan sesama santri.
    Hal senada disampaikan oleh Tgk. Azhari, menurut beliau pimpinan dayah dan seluruh para guru selalu membimbing dirinya dan para santri lainnya untuk menghormati pada guru, pegurus dayah, orang tua, tamu dan orang yang paling tua, serta menghargai dan menyayangi yang lebih muda, dengan membimbing serta menunjuk kepada kebaikan dan berbagai akhlak baik lainnya. Disamping itu para guru juga mengajarkan kitab-kitab akhlak seperti Taisir Akhlak dan Ta’lim Muta’alim yang mengajarkan akhlak santri kepada gurunya dan berharap para santri bisa mengamalkan dan melaksanakan apa yang telah mereka pelajari.
    Selain dilakukan bimbingan terhadap akhlak santri, para guru di Dayah Babul Huda Gampong Meuria juga berperan mengawasi keseluruhan akhlak dan tingkah laku santri dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi para santri yang menetap. Menurut Tgk. Mursyidi selaku salah seorang santri di Dayah Babul Huda, pengawasan yang dilakukan melekat dalam kehidupan sehari-hari para santri dikarenakan para guru dan santri tinggal pada asrama atau bilik-bilik yang sama dalam komplek Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron.

jzakpg.jpg

  1. Latihan dan Pembiasaan
    Dalam kehidupan sehar-hari banyak kebiasaan yang berlangsung, baik dalam bertutur kata ataupun bertingkah laku, kebiasaan-kebiasaan tersebut akan membentuk karakter dan akhlak seseorang santri. Menurut Tgk. Saiful Bahri, salah satu peran guru Dayah Babul Huda dalam upaya pembinaan akhlak santri adalah dengan pembiasaan. Pembiasaan merupakan salah satu cara yang sangat efektif terutama dalam pembinaan akhlak terhadap santri di Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron. Salah satu bentuk Pembiasaan yang di lakukan oleh setiap guru sebelum memulai aktivitas proses belajar mengajar adalah pada saat masuk kelas peserta didik (santri) harus mengucapkan salam kepada gurunya dan membaca doa sebelum belajar dengan seksama. Santri juga dibiasakan untuk disiplin dalam mengikuti pengajian dan tidak terkecuali pembiasan dalam shalat berjamaah yang wajib diikuti oleh para santri.
    Pembiasaan dalam ibadah dan akhlak mulia dimaksudkan sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pembiasaan-pembiasan tersebut pada akhirnya akan menjadi pembiasaan yang baik kelak saat para santri terjun dimasyarakat. Santri dapat dijadikan sebagai uswah (teladan) bagi masyarakat dan orang-orang terdekat yang menunjukkan kepada akhlaqul karimah.
    Menurut Tgk. Rizki pembinaan akhlak yang dilakukan di Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron yang dilakukan melalui latihan dan pembiasaan itu dilakukan pada aspek yang berhubungan dengan akhlak terhadap Allah SWT misalnya bagaimana melakukan shalat yang benar dan berdoa yang benar. Kemudian, pada aspek akhlak pada sesama manusia, santri dilatih dan dibiasakan bagaimana berlaku sopan kepada para guru dan berprilaku baik terhadap sesama santri, tahu cara menghormati yang lebih tua dan tahu cara memperlakukan dengan baik terhadap yang lebih muda. Pada aspek akhlak terhadap lingkungan, para santri dibiasakan menjaga kebersihan lingkungan. Kegiatan-kegiatan yang secara rutin dilakukan oleh para santri untuk menjaga kebersihan lingkungan adalah melakukan pembersihan kamar dan gotong royong setiap hari jumat.
    Seorang santri hendaknya selalu bersikap dengan santun, sesuai dengan akhlakul karimah yang diajarkan dalam Islam. Sebagaimana disampaikan oleh Tgk. Azmi bahwa pimpinan dayah dan para guru selalu mengingatkan para santri apapun keadaanya dan dimanapun tempatnya, perilaku santri harus tetap ditunjukkan, dan ketika berbaur dengan masyarakat sadar bahwa dia seorang santri yang harus menjaga perilakunya dan menunjukkan identitas kesantriannya seperti tidak boleh keluar dari komplek Dayah Babul Huda tanpa mengenakan peci.

4nw492.jpg

  1. Nasehat atau Mauizhah Hasanah
    Dari hasil wawancara penulis, peran guru dalam upaya pembinaan akhlak santri di Dayah Gampong Meuria Aron adalah dengan nasehat sebagai salah satu bentuk kasih sayang ataupun perhatian para guru kepada seorang santri. Setiap harinya santri selalu mendapat nasehat-nasehat yang baik dari para guru, baik saat melakukan kajian kitab ataupun saat duduk bersama dengan para santri. Seperti disampaikan oleh Tgk. Rais bahwa setiap hari ada contoh yang baik, ada kata-kata nasehat yang selalu memotivasi kami untuk berbuat baik itu pasti ada perubahan dalam akhlak kami para santri.
    Nasehat adalah salah satu langkah dalam membina akhlak para santri di Dayah Babul Huda dilakukan guru bila melihat santri ada kelakuannya yang kurang baik maka para guru akan segera menasehati santri tersebut. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Tgk. Syurliadi bahwa santri bila terlihat melakukan hal yang tidak sesuai dengan tata tertib dan aturan dayah maka guru segera memanggil santri tersebut kemudian menasehati dengan cara yang bijak, tapi bila santri tersebut masih melakukan pelanggaran maka akan di berikan hukuman.
  2. Keteladanan
    Keteladanan dari seorang teungku atau guru di Dayah merupakan salah satu kultur atau budaya yang pasti ada di Dayah, teungku menjadi panutan bagi para santri dan masyarakat umum dalam bertindak dan beribadah. Hal-hal yang menjadi kebiasaan teungku biasanya akan menjadi uswah (keteladanan) bagi santri, biasanya santri akan mengikuti hal tersebut.
    Dalam sistem pendidikan dan pengajaran di Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron, pendidikan dan pembinaan akhlak santri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh rangkaian proses pendidikan yang dijalani para santri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Tgk. Saiful Bahri bahwa pembinaan akhlak salah satunya dilakukan dengan memberikan keteladanan dari para guru khususnya yang menetap di Dayah dan tingkah lakunya selalu dilihat oleh para santri di Dayah Babul Huda.

wwev10.jpg
Hal senada disampaikan oleh Tgk. Rizki kepada penulis, terkait pentingnya keteladanan para guru sangat ditekankan di Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron. Hal tersebut dikarenakan para guru merupakan figur sentral di lingkungan Dayah, maka semua aktifitas, perbuatan, tingkah laku, ucapan guru menjadi sorotan dan contoh bagi para santri, maka tingkah laku, perbuatan serta ucapan kami para para guru harus mencerminkan akhlakul karimah.
Abi Fauzi Ilyas selaku pimpinan Dayah selalu menekankan keteladanan kepada para guru yang mengajar dan menetap di Dayah Babul Huda, karena apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dialami oleh para santri sehari-hari harus mengandung dan bernilai pendidikan dan pembinaan akhlak. Oleh karena itulah, metode keteladanan (uswah hasanah) menjadi salah satu metode utama yang diterapkan di Dayah dalam pembinaan akhlak sehari-hari. Guru atau pendidik pada sebuah dayah laksana seorang da’i artinya sebelum dia memerintahkan untuk melaksanakan sesuatu terlebih dahulu dia harus melaksanakannya. Begitupula seharusnya figur seorang guru. Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran atau intruksi saja, akan tetapi memerlukan praktek yang nyata dari guru itu sendiri.

  1. Pemberian Sanksi dan Penerapan Kedisiplinan
    Dalam upaya pembinaan akhlak santri di Dayah Babul Huda, para guru juga berperan menerapkan kedisiplinan dan memberikan hukuman atau sanksi kepada santri sesuai tingkat kesalahan yang dilakukan. Ada aturan dan tata tertib selama proses pendidikan di Dayah Babul Huda yang harus ditaati oleh setiap santri baik yang menetap maupun santri sekitar dayah. Konsekwesnsi dari setiap pelanggaran yang dilakukan santri akan diberikan sanksi atau hukuman bergantung kepada jenis pelanggarannya apakah itu pelanggaran ringan, sedang atau berat.
    Tujuan diberikannnya hukuman atau sanksi supaya ada efek jera dan santri berusaha untuk tidak melakukan kesalahan yang kedua kalinya. Sebagaimana dikemukakan oleh Tgk. Maulidin masalah hukuman disiplin itu diberikan tergantung tingkat pelanggarannya apakah itu ringan, berat atau sedang.Pemberian sanksi terhadap pelanggaran disiplin oleh santri sebenarnya lebih banyak ditekankan pada aspek akhlak. Karena aspek akhlak ini sangat menentukan pada penilaian prestasi santri secara umum karena yang dinilai tidak hanya kemampuan akademik santri namun juga akhlak dan perilaku sehari hari para santri.

4fagmp.jpg
Berdasarkan tingkatannya, jenis pelanggaran dikelompokan ke dalam tiga level. Pertama, pelanggaran ringan, termasuk dalam kategori ini antara lain: terlambat mengikuti pengajian, tidak mengikuti shalat berjamaah, makan dan minum sambil berdiri, tidak masuk sehari tanpa pemberitahuan, membuang sampah disembarang tempat dan lain-lain dengan hukuman biasanya gotong royong atau membersihkan wc. Kedua, pelanggaran sedang, antara lain: mengulangi salah satu pelanggaran ringan tersebut untuk ketiga kalinya, membawa telepon seluler, membawa alat-alat elektronik kecuali yang diizinkan seperti yong ma untuk memasak, berkelahi dan menggangu ketenangan Dayah yang jenis hukumannya dipanggil orang tua dan dicukur rambutnya dan Ketiga, pelanggaran berat meliputi: tidak mengikuti pengajian selama seminggu tanpa ada pemberitahuan, mencuri dan membawa atau menkonsumi narkoba yang dihukum dengan tindakan tegas dikeluarkan dari Dayah.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis uraikan di atas dapat dipahami bahwa para guru di Dayah Babul Huda Gampong Meuria Aron telah berperan membina akhlak santri dengan beberapa upaya diantaranya melalui bimbingan dan pengawasan, latihan dan pembiasaan, nasehat atau mau’izhah, keteladanan serta pemberian sanksi dan penerapan kedisiplinan.

Sort:  

@puncakbukit sudah upvote dan rehive yaa ke ribuan follower.. :> Terimakasih telah memvoting kami sebagai witness dan kurator anda.

Congratulations, your post has been upvoted by @dsc-r2cornell, which is the curating account for @R2cornell's Discord Community.

Manually curated by @jasonmunapasee

r2cornell_curation_banner.png