a. Pengertian Pendekatan Problem Posing
Secara harfiah, problem posing bermakna mengajukan soal atau masalah. Silver (1996) mengemukakan bahwa problem posing dapat diartikan sebagai pembuatan masalah baru maupun merumuskan kembali masalah yang telah diberikan.
Suryanto (dalam Siswono, 1999) membagi definisi problem posing menjadi tiga, yaitu sbb.
- Problem posing adalah perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dikuasai.
- Problem posing adalah perumusan soal yang berkaitan dengan syarat-syarat pada soal yang telah dipecahkan dalam rangka pencarian alternative pemecahan atau alternative soal yang relevan.
- Problem posing adalah perumusan soal dari suatu situasi yang tersedia, baik dilakukan sebelum, ketika, atau setelah pemecahan masalah.
Dalam proses pembelajaran, problem posing dapat dipandang sebagai pendekatan atau tujuan (Upu, 2003). Sebagai suatu pendekatan, problem posing berkaitan dengan kemampuan guru memotivasi siswa melalui perumusan situasi yang menantang sehingga siswa dapat mengajukan pertanyaan yang dapat diselesaikan dan berakibat pada kemampuan mereka untuk memecahkan masalah. Sebagai suatu tujuan, problem posing berhubungann dengan kompleksitas dan kualitas masalah yang diajukan siswa.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa problem posing sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran dengan cara memberikan tugas kepada siswa/mahasiswa untuk menyusun atau membuat soal berdasarkan situasi yang tersedia dan menyelesaikan soal tersebut. situasi dapat berupa gambar, cerita, rumus, atau informasi lain yang berkaitan dengan pembelajaran.
Dalam pembelajaran matematika, Silver (1996) mengklasifikasikan soal yang dibuat siswa menjadi tiga jenis, yaitu:
- Pertanyaan matematika
Pertanyaan matematika adalah pertanyaan yang mengandung masalah matematika dan mempunyai kaitan dengan informasi yang diberikan. - Pertanyaan non-matematika
Pertanyaan non-matematika adalah pertanyaan yang tidak mengandung masalah matematika. - Pernyataan
Pernyataan adalah respon siswa yang hanya berupa konjektur, tidak mengandung kalimat pertanyaan maupun perintah yang mengarah kepada matematika maupun non-matematika.
b. Bentuk-bentuk Aktivitas Kognitif Problem Posing
Silver mengemukakan tiga bentuk aktivitas kognitif yang berbeda yang terkait dengan problem posing, yaitu sbb.
Presolution posing
Presolution posing yaitu seorang siswa menghasilkan soal yang berasal dari situasi atau stimulus yang disajikan atau diberikan.Within-solution posing
Within-solution posing yaitu seorang siswa merumuskan kembali soal seperti yang sedang diselesaikan.Post-solution posing
Post-solution posing yaitu seorang siswa memodifikasi tujuan atau kondisi soal yang sudah dipecahkan untuk menghasilkan soal baru.
c. Skenario Pembelajaran
- Penyajian Materi
- Guru menjelaskan/mendemonstrasikan bentuk-bentuk balok di lingkungan. Contoh yang terdapat di dalam ruang kelas yaitu penghapus.
- Guru menjelaskan ciri-ciri balok, rumus volume dan luas permukaan balok.
- Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya agar terlatih dalam pembelajaran menggunakan pendekatan problem posing.
- Skenario pembelajaran berdasarkan bentuk-bentuk aktivitas kognitif problem posing
a. Pre-solution posing
Panjang=10 cm
Lebar=5 cm
Tinggi=4 cm
Guru memberikan sebuah balok dengan ketentuan seperti diatas.
guru membagikan potongan kertas kepada siswa.
Minta setiap siswa membuat soal apa saja yang terkait dengan situasi yang diberikan (balok).
Beberapa contoh soal yang mungkin diberikan oleh siswa:Berapakah luas permukaan balok tersebut?
Berapakah volume balok tersebut?
Berapakah diagonal bidang balok tersebut?
Berapakah diagonal ruang balok tersbut?
Gilirkan soal tersebut kepada semua siswa. Pada sat menerima kertas, siswa lain diminta membaca pertanyaan tersebut dan memberi tanda centang jika soal tersebut menarik/penting untuk diselesaikan.
Ketika kertas tersebut kembali kepada pemiliknya, siswa diminta menghitung banyak centang yang diperoleh. Siswa yang memperoleh tanda centang yang paling banyak diminta untuk menyajikan penyelesaian soalnya dii depan kelas, langsung atau pada pertemuan berikutnya.
Anggaplah soal yang terpilih yaitu: berapakah volume balok tersbut?
Jawaban: volume balok = p x l x t
= 10 cm x 5 cm x 4 cm
= 200 〖cm〗^3
b. Within-solution posing
Panjang=10 cm
Lebar=5 cm
Tinggi=4 cm
Tentukan berapakah panjang diagonal ruang balok tersebut?Guru memberikan pertanyaan seperti contoh di atas.
Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Dalam proses penyelesaian, tentu akan timbul pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang mempermudah dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
Kemungkinan-kemungkinan soal yang timbul adalah?berapakah diagonal bidang dari bidang I jika akan dibuat segitiga dari bidang tersebut?
berapakah diagonal bidang dari bidang II jika akan dibuat segitiga dari bidang tersebut?
c. Post-solution posing
contoh soal di within-solution posing
Panjang=10 cm
Lebar=5 cm
Tinggi=4 cm
Tentukan berapakah panjang diagonal ruang balok tersebut?Siswa telah menyelesaikan contoh soal seperti yang ada di within-solution posing di atas.
Guru meminta siswa membuat soal sejenis seperti soal tersebut dan menyelesaikannya.
Kemungkinan soal yang dibuat oleh siswa adalah:Tentukanlah panjang diagonal ruang dari balok tersebut!
Panjang=8 cm
Lebar=3 cm
Tinggi=2 cm
d. Kelebihan Pendekatan Problem Posing
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai pemahaman yang lebih luas dan menganalisis secara lebih mendalam tentang suatu topik.
- Memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut.
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap kreatif, bertanggung jawab, dan inovatif.
- Pengetahuan akan lebih bermakna sehingga lebih lama diingat siswa.
e. Kekurangan Pendekatan Problem Posing
- Persiapan guru lebih karena menyiapkan informasi apa yang dapat disampaikan.
- Waktu yang digunakan lebih banyak untuk membuat soal dan penyelesaiannya sehingga materi yang disampaikan lebih sedikit.