Sepintas jika tidak diperhatikan dengan seksama, Yuni adalah anak yang sempurna. Kulitnya sawo matang bersih, hidungnya mancung, dan senyuman manis membuatnya makin menyenangkan.Ia sangat pendiam dan jarang mengeluarkan suara.Saya mencoba menyapa setiap bertemu bersama ibunya pada acara pengajian ranting 'Aisyiyah di desa kami.Sudah beberapakali tetapi Yuni tak pernah merespon sapaan saya,wajahnya cemberut seolah merasa terganggu. Akhirnya si ibu menjelaskan pada saya bahwa putrinya tidak seperti anak lainnya.Dia punya kesenangan sendiri yang tak dapat diganggu gugat,apabila tak sesuai dengan keinginannya ia akan murka menangis dan menjerit tanpa bisa dihentikan.Sekarang Yuni sudah kelas dua SD tetapi dia masih kesulitan bergaul dan belajar .Gurunya mengeluh karena Yuni sering merepotkan dikelas."Saya sedih,cemas,tak taulah bagaimana masa depan anak saya nanti",keluhnya.
Pendidikan inklusif merupakan sesuatu yang baru di dunia pendidikan Indonesia,mulai dikembangkan sejak awal tahun 2000. Program ini merupakan kelanjutan program pendidikan terpadu yang sesungguhnya pernah diluncurkan di Indonesia pada tahun 1980-an.Prinsip dasar pelaksanaan pendidikan inklusif adalah selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka.
Pendidikan inklusif di dunia diprakarsai oleh negara-negara Scandinavia (Denmark, Norwegia, Swedia). Di Amerika Serikat pada tahun1960-an oleh Presiden Kennedy mengirimkan pakar-pakar Pendidikan Luar Biasa ke Scandinavia untuk mempelajari mainstreaming dan Least restrictive environment, yang ternyata cocok untuk diterapkan di Amerika Serikat. Selanjutnya di Inggris dalam Ed.Act. 1991 mulai memperkenalkan adanya konsep pendidikan inklusif.
Konferensi dunia tentang pendidikan tahun 1991di Bangkok menghasilkan deklarasi ’education for all’. Implikasi dari statemen ini mengikat bagi semua anggota konferensi agar semua anak tanpa kecuali (termasuk anak berkebutuhan khusus) mendapatkan layanana pendidikan secara memadai. Diselenggarakannya konvensi pendidikan di Salamanca Spanyol tahun 1994 mencetuskan perlunya pendidikan inklusif yang dikenal dengan ’the Salamanca statement on inclusive education”.
Pendidikan inklusif di Indonesia berawal dari penyelenggaraan konvensi nasional Bandung pada tahun 2004, menghasilkan Deklarasi Bandung diantaranya adalah komitmen Indonesia menuju pendidikan inklusif.Selanjutnya, simposium internasional di Bukittinggi tahun 2005 menghasilkan Rekomendasi Bukittinggi yang isinya antara lain menekankan perlunya terus dikembangkan program pendidikan inklusif sebagai salah satu cara menjamin bahwa semua anak benar-benar memperoleh pendidikan dan pemeliharaan yang berkualitas dan layak.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://ycaitasikmalaya46111.wordpress.com/2013/01/11/sejarah-pendidikan-inklusif/
Helo, hai @syarifahazmi! Tulisan yang menarik ini.. telah kami upvote dan resteem ke 7351 follower yaa.. (Sececah kontribusi kami sebagai witness pada komunitas Steemit Indonesia.)
Terima kasih ...@puncakbukit sebenarnya saya masih mengedit postingan ini tapi sudah terkirim...yah gimana lagi.Maklum masih dalam proses belajar.Mohon kritik dan saran dari teman-teman disini.