BUDAYA LITERASI ZAMAN NOW

in #en7 years ago

image

Kita sudah sering mendengarkan slogan "Buku adalah jendela dunia", namun dalam prakteknya itu hanyalah isapan jempol belaka karena budaya membaca di Indonesia masih tergolong "sangat rendah" bilang dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia.

Maraknya perkembangan teknologi zaman sekarang telah mengalahkan budaya literasi pada generasi muda kita. Ketika mendengar kata "Literasi", yang muncul di benak kita adalah kegiatan "membaca" Koran, majalah, artikel, novel, dsb, tetapi kata literasi zaman sekarang sungguh sudah jauh berbeda.

Betapa tidak, generasi kekinian lebih suka mencari informasi di dunia maya, menulis dan membaca status dan story. Membaca dan menulis seperti ini dilakukan setiap hari bahkan setiap saat dan tidak memberikan manfaat secara signifikan bagi pemenuhan kebutuhan literasi. Sebaliknya, hal ini justru melemahkan daya ingat dan penguasaan ilmu pengetahuan karena generasi zaman now tidak jarang hanya berkutat dengan media sosial dan games.

Ketika budaya literasi kehilangan momentumnya, lambat laun perpustakaan menjelma menjadi tempat horror bagi kalangan muda. Faktanya, perpustakaan selalu sepi pengunjung dan digunakan hanya untuk mengerjakan skripsi dan ber-WiFi selama berjam-jam.

Banyak generasi muda zaman now yang tidak lagi menyadari pentingnya budaya membaca. Padahal, syarat mutlak agar orang memiliki pengetahuan luas adalah suka belajar dan membaca. Kaum intelektual selalu merasa masih "bodoh" sehingga termotivasi untuk selalu belajar, mencari banyak informasi dan pengetahuan dari sumber apa pun serta mempelajari hal-hal baru.

Salah satu penyebab rendahnya budaya literasi adalah kegemaran bermain gadget. Hidup di zaman modern sekarang sudah tidak bisa lepas dari gadget. Ketika para kaum muda meninggalkan gadget, meskipun dalam waktu yang singkat, mereka akan merasa kehilangan sesuatu yang sangat penting.

Salam bukunya yang berjudul Make Today Count, John C Maxwel mengatakan bahwa setiap orang harus memutuskan untuk menentukan dan betindak berdasarkan prioritas-prioritas penting setiap hari.

Pesan ini ditujukan kepada semua orang dan khususnya kalangan muda agar mereka memprioritaskan sesuatu yang lebih bermanfaat dalam hidup daripada hanya menghabiskan waktu dengan bermain gadget yang hanya akan menumpulkan pemikiran.