Image Source
Ada beberapa berita belakangan ini tentang seseorang yang dilaporkan ke pihak berwajib atau telah berurusan dengan hukum karena sebuah status yang dipostingnya di sebuah media sosial internet. Itu terjadi karena status orang tersebut dipandang sebagai sebuah ujaran kebencian.
Karena itu, kita patut untuk berhati-hati dalam bertindak di media sosial. Tulisan kita bisa saja menjadi sebuah tali yang akan menjerat leher sendiri. Kebenaran yang kita sampaikan mungkin sekali akan diinterpretasikan pihak lain sebagai sebuah fitnah, kebohongan atau serangan kepada satu pihak.
Dalam Wikipedia ujaran kebencian didefinisikan sebagai:
"adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, orientasi seksual,kewarganegaraan, agama dan lain-lain"
Image Source
Dengan peristiwa ujaran kebencian, dapat disimpulkan, bahwa bahasa itu tajam, melukai, bahkan bisa melukai pihak yang tidak dituju secara langsung oleh pemakaian bahasa itu. Bahasa bisa menjadi alat permainan, tetapi jangan bermain-main dengan bahasa, karena bisa mencelakakan kita sendiri.
Fungsi Bahasa, Aksiologi Bahasa
Secara umum, fungsi bahasa dapat dibedakan, sebagai berikut refresentatif, untuk menyampaikan keyakinan, atau penegasan dan pada waktu yang sama menyampaikan kekuatan keyakinannya; direktif, pembicara mencoba menyuruh pendengar untuk melakukan sesuatu; komisif, pembicara sedang membawakan dirinya ke beberapa bagian depan aksi; ekspresif; jika pembicara ingin mengekspresikan “pernyataan psikologisnya” tentang sesuatu, dia mengutarakan sebuah ekspresif; dan deklarasi; ketika pembicara mengutarakan sebuah deklarasi pembawaan katanya yang sangat menarik tentang sebuah pernyataan peristiwa.
Pembagian fungsi di atas bukanlah formulasi yang baku atau fixed, karena banyak para ahli pun merumuskan fungsi-fungsi bahasa menurut pemikiran mereka sendiri. Titus, Smith dan Nolan merumuskan fungsi-fungsi bahasa dengan adanya fungsi kognitif, fungsi emotif, fungsi imperatif dan fungsi seremonial. Sedangkan Karl Raimond Popper mengajukan empat fungsi bahasa, yakni fungsi ekspresif, fungsi sinyal, fungsi deskriptif dan fungsi argumentatif.
Namun, apa pun perbedaan fungsi bahasa menurut banyak teori, semua lini kehidupan tidak ada yang dapat melepaskan diri dari bahasa atau kegiatan berbahasa. Dari bahasa sebagai konsep, sebagai alat komunikasi hingga bahasa menjadi alat perekam kebudayaan atau peradaban, bahasa telah menjadi identitas kemanusian. Lebih dari semua itu, pada gilirannya manusia harus mampu membahasakan dunia.
Image Source
Bahasa tidak hanya membantu manusia untuk mengungkapkan ide atau perasaannya kepada orang lain, bahkan bahasa mampu mempengaruhi pengalaman oang lain baik secara perseptual maupun konseptual. Semakin baik bahasa seseorang, dianggap akan lebih mampu mempengaruhi orang lain. Karena itu pula bahasa pun dapat dipergunakan oleh manusia untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
Kita masih terkenang ketika banyak buku yang dilarang pada masa Orde Baru, karena dianggap menyebarkan ajaran komunisme, atau buku-buku lain yang dianggap tidak berpandangan “semestinya” oleh rezim Orde Baru. Sementara sebelumnya di Cina, atas perintah rezim komunis buku-buku ajaran Confius dan Lao-tze harus dimusnahkan. Bukankah ketika Karl Marx membukukan gagasan dan pemikirannya, segera saja paham marxis menjadi sebuah ideologi yang sempat mendominasi sebagian dunia.
Sementara dalam agama, Islam misalnya, dengan tradisi hadist telah mampu menjaga ajaran dan teladan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Tercatat dalam sejarah, bagaimana seorang filsuf besar bernama Sokrates harus dihukum mati (tepatnya dituntut untuk menghukum mati dirinya sendiri) karena aktivitas filsafatnya yang dianggap mengancam kedudukan raja dan pemikiran filsafat yang dianut pada waktu itu.
Bahasa adalah sebuah senjata dalam wujud kata dan tulisan. Dengan senjata ini, manusia melakukan ofensif dan defensif. Kata polemik, propaganda, argumentasi, retorika, replik dan lain-lainnya adalah bentuk ungkapan yang menggambarkan kegiatan manusia menggunakan senjata berupa bahasa. Bahkan kesalahan penggunaan senjata ini, seperti ambiguitas atau pun kesalahan tata bahasa dapat mengakibatkan konflik.
Image Source
i like this picture stop #hoax now upvote by @almumu
Thank you. I will visit your blog :)
Mantap, mantap
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by emong nova-ostia from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.