Lama sudah tidak mengunjungi sungai di desa tempat kelahiran saya, hari ini saya datang kesungai yang lebih kurang jarak dari rumah dua ratus meter tetapi dulu mencapai jarak lima ratus meter dengan sungai, saat sekarang air sungai kuning berarti lebat hujan di hulu sungai.
Ganas nya sungai meureubo telah mengeruk tanah masyarakat serta ratusan kayu dan ratusan meter tanah terkuras air yang selalu runtuh tanah di sepanjang sungai.
Secara alami tanah di desa pulau teungoh semakin kecil sedangkan tanah di desa marek semakin luas karena sungai sebelah desa pulau teungoh selalu terkuras air atau abrasi.
Dulu sekitar dua puluh tahun yang lalu jarak dari rumah ke sungai mencapai lima ratus meter, tetapi saat ini hanya tinggal dua ratus meter sedang kan tiga ratus meter terbawa abrasi air.
Seharusnya pemerintah segera melakukan antisipasi terhadap abrasi ini karena lahan pertanian masyarakat semakin hari semakin hilang di telan sungai.
Dulu banyak kuburan masyarakat yang berjarak lima puluh meter dengan sungai, tetapi saat ini kuburan telah hilang dalam sungai tampa pemindahan sebelum jatuh ke sungai.
Inilah sepenggal cerita abrasi sungai yang menghilangkan sumber kehidupan masyarakat yaitu hilangnya tanah tempat bercocok tanam masyarakat setiap hari tanah semakin kecil bahkan sudah hilang total. Jum'at 14 desember 2018 by @abduljalil.mbo
