Tak seberapa jauh dari belakang rumahku. Sekira dua menit jalan kaki, ada sebidang tanah. Luasnya dua kali lapangan sepakbola. Di dalamnya penuh semak belukar. Pohon tumbuh serampangan. Aneka ragam. Yang kutahu namanya di antara jenis pohon yang ada di sana cuma beberapa saja. Pohon beringin, angsana, waru, ijuk, mangga, kelapa, asam jawa. Semua yang kusebut ini sudah tua-tua. Tampak jelas dari diameter dan tinggi batangnya.
Selebihnya adalah jenis-jenis tumbuhan yang hanya kutahu nama dalam bahasa Aceh saja. Katakanlah semisal bak bayu dan bak saga. Yang lainnya lagi terdapat tumbuhan semak. Karena aku bukanlah ahli tetumbuhan, aku tahu klasifikasi ratusan jenis tumbuhan yang ada di sana. Tapi yakinlah, inilah tempat terbaik bagi kawanan kambing dan sapi mencari makan sehari-hari. Tempat di mana biasa aku mencari kambing peliharaan ayah kala sore hari untuk kuajak masuk dalam kandang.
Dulu aku sering merasa bosan dan suka bermalas-malasan jika disuruh cari kambing ke hutan kecil ini. Tapi ketika beranjak dewasa. Saat sudah tak lagi tinggal di kampung bersama orangtua. Sesekali pulang kampung akan kusisihkan sedikit waktu untuk menyempatkan diri pergi ke hutan di belakang rumah itu. Kali ini bukan lagi untuk mencari kambing. Kecuali sekadar cari angin sambil menikmati kicau burung yang bertengger, banyak juga bersarang, di pohon beringin yang sudah kian besar saja batangnya.
Pada kesempatan seperti ini--aku biasa membuat istilahnya dengan kata ziarah hutan belakang rumah, aku akan mempergunakan kamera gawai sebaik mungkin. Apa saja yang ada di hutan kecil ini aku foto. Mulai dari batang pohon beringin yang menjulang, serangga yang bermain di pucuk-pucuk daun. Juga buah-buah pohon liar yang cerah warnanya, yang tak kutahu namanya. Seperti dalam beberapa foto yang kusemat dalam postingan ini misalnya. Adalah kekayaan yang tak lazim kutemukan di kota.
Maka nikmatilah beberapa foto terlampir di sini. Harap sangat kuhimbau para teman-teman steemian lain mau memberitahu nama buah-buah pohon liar itu.