Memiliki pesona Laut yang super indah, air yang jernih. Tak heran lagi apabila Simeulue Cut memiliki Laut yang indah, itu di karenakan simeulue merupakan pulau terluar indonesia yang terletak di samudera Hindia di pesisir barat pulau Sumatra . Hamparan pasir yang putih dan halus, di tambah tosca warna airnya, ombak yang sedikit santai berkejaran. Tentu Simeulue cut bisa menjadi lokasi tujuan apabila liburan telah tiba.
Dari Aspek ekonomi Mayoritas masyarakat Simeulu Cut berprofesi sebagai nelayan, peternak, pekebun dan petani,
Cengkeh, menjadi tanaman andalan. Ketika musim panen tiba, maka itulah hari kejayaan. Untuk hewan ternak kerbau primadona nya. Sangking banyaknya Untuk menunjuknya, harus menggunakan kesepuluh jari tangan dan kalau bisa tampah 10 jari kaki dan boleh juga pinjam jari kawan kalau di izinkan.
Tapi, aku sedikit miris melihat nasib nelayan, dengan memiliki hamparan laut yang luas, namun tidak bisa mendapatkan hasil yang melimpah dikarnakan nelayan menangkap ikan masih dengan cara tradisional, masih dengan memancing, sehingga sehari melaut nelayan hanya mampu mengahasilkan uang sebanyak 100 - 200 ribu dari hasil penjualan ikan yang di dapatnya, (berdasarkan bincang-bincang dengan nelayan di gampong latak ayah) dikarnakan ukuran perahu yg kecil, yg masih menggunakan bambu sebagai alat penyeimbang. Karna ukuran nya kecil ketika cuaca sedikit buruk, maka tidak bisa melaut sehingga ikan langka dan mahal. miris ketika melihat warga yang tinggal di pesisir pantai harus membeli ikan yang harga nya mahal. Yang mana seharusnya murah dan melimpah.
Andai ada perahu besar, mungkin masyarakat yang akan sejahtera dan kaya raya semua.
Tradisi unik, Aku menemukan tradisi yang unik, salah satunya ialah ngelawat, ngelawat ialah kegiatan berkunjung ke kampung yang ada di kecamatan lain, di steel habis-habisan hidangan makanan yang super banyak dan enak, makan, kenyang, setelah itu main Bola kaki dan main voly, malamnya ada keyboard, Joget dan makan- makan lagi. Setelah selesai, di minggu selanjutnya giliran menerima tamu dari kampung yang bersangkutan dan makan enak lagi.
Karna ada kegiatan seperti inilah kekompakan itu terbentuk dan memang tidak pernah ada keributan antar kampung.
Dan yang sayangnya aku, aku tidak sempat merasakan kegiatan ngelawat karna harus pulang ke Banda Aceh karna waktu KKN sudah selesai.
Perjalananku di tahun 2017 silam sangat mengesankan dan membuatku ingin terus menerus pergi kesana, terimakasi banyak masyarakat Simeulue Cut atas tumpangannya. Aku bahagaia dan aku menemukan keluarga baruku di sana.