Stop Oil Palm Plantation/ Stop Perkebunan Kelapa Sawit

in #esteem7 years ago

Stop Oil Palm Plantation

Some time ago Non-Governmental Organizations, held discussions on the strategy of plantation development and the implementation of a moratorium on new palm oil plantation in Aceh Utara, Aceh Indonesia. Because the new land clearing permit for oil palm plantations has been stopped. In Indonesia, only two regions have begun to implement the postponement of oil palm plantation permits, East Kalimantan and North Aceh.
In the discussion that many reasons were told various sources related to the moratorium of oil palm from various points of view. For example from the economic, environmental, regulatory and also related to the botany of oil palm crops. Because the speakers presented in the discussion are also from various disciplines, academics, NGO activists, oil palm farmers, government and lawyers.

kelapasawit.jpg
source

Professor from the Faculty of Economics said, oil palm is not economical, because at least for one family must have 2 hectares, if less than that amount there is no guarantee of prosperity. As for other plants do not require up to two hectares of land. In addition, income for the region is also very low. The price of palm is easy to obtain because of local needs. While other commodities the world needs.

pabrik-kelapa-sawit-e1469674690895.jpg
source

Academics from the Faculty of Agriculture look at it from different angles. Oil palm is one of the plants that is not only greedy for water, but also nutrients, so many plantation areas planted with oil become barren and arid. and unsuitable for other plants after their productive periods are over. Many other alternative commodities such as betel nut, cocoa, nira and pepper that can increase income and safe for the environment in the long run.

hutan-ditebang1.jpg
source

From farmers say they have already experienced the impact of oil palm plantations. Now people planting oil palm are finding it difficult to find water resources in the plantation. In fact, other plant growth is also hampered. Production is only maximal after the rainy season, and requires high maintenance costs.

goaceh_km9bw_22677.jpg
source

From NGO activists, the opening of oil palm plantations became the mode for forest encroachment. Many areas of palm oil have been cleared, but not used for oil palm planting after the timber in the area is felled. The clearing of oil palm plantations also disrupts wildlife such as elephants and tigers, as it requires large areas.

DQmYfKYGX2M8Qc8nNUi6TqUzHKoeLmafZ6PVBMjt7wjXe5R.gif


Stop Perkebunan Kelapa Sawit

Beberapa waktu lalu Lembaga Swadaya Masyarakat, mengadakan diskusi tentang strategi pembangunan perkebunan dan implementasi moratorium izin perkebunan sawit baru di Aceh Utara, Aceh Indonesia. Sebab izin pembukaan lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit sudah distop. Di Indonesia baru dua daerah yang mulai menerapkan penundaan izin perkebunan kelapa sawit, Kalimantan Timur dan Aceh Utara.
Dalam diskusi itu banyak alasan disampaikan berbagai narasumber terkait moratorium kelapa sawit dari berbagai sudut pandang. Misalnya dari sisi ekonomi, lingkungan, regulasi dan juga terkait dengan botani tanaman kelapa sawit. Karena narasumber yang dihadirkan dalam diskusi itu juga dari berbagai disiplin ilmu, akademisi, pegiat LSM, petani kelapa sawit, pemerintah dan pengacara.

kelapasawit.jpg
source

Guru Besar dari Fakultas Ekonomi mengatakan, kelapa sawit tidak ekonomis, karena minimal untuk satu keluarga harus memiliki 2 hektare, jika kurang dari jumlah itu tak ada garansi bisa menyejahterakan. Sedangkan untuk tanaman lain tidak membutuhkan lahan sampai dua hektare. Selain itu pendapatan untuk daerah juga sangat rendah. Harga sawit mudah sekali dipermaikan karena kebutuhan lokal. Sedangkan komoditi lainnya kebutuhan dunia.

pabrik-kelapa-sawit-e1469674690895.jpg
source

Akademisi dari Fakultas Pertanian melihat dari sudut pandang berbeda. Kelapa sawit termasuk salah satu tanaman yang bukan hanya rakus terhadap air, tapi juga unsur hara, sehingga banyak areal perkebunan yang ditanami sawit menjadi tandus dan gersang. dan tidak cocok untuk tanaman lain setelah masa produktifnya berakhir. Banyak komoditi alternative lainya seperti pinang, kakao, nira dan lada yang dapat meningkatkan pendapatan dan aman terhadap lingkungan dalam jangka panjang.

source

Dari petani mengatakan mereka sudah mengalami dampak dari perkebunan sawit. Sekarang warga yang menanam kelapa sawit kesulitan mencari sumber air di lingkungan perkebunan tersebut. Bahkan, pertumbuhan tanaman lain juga terhambat. Produksinya baru maksimal setelah musim hujan, serta membutuhkan biaya pemeliharaan yang tinggi.

goaceh_km9bw_22677.jpg
source

Dari pegiat LSM, pembukaan areal perkebunan kelapa sawit menjadi modus untuk perambahan hutan. Banyak areal sawit yang sudah dibuka, tapi tidak digunakan untuk penanaman kelapa sawit setelah kayu dalam areal tersebut ditebang. Pembukaan lahan perkebunan sawit juga mengganggu satwa liar seperti gajah dan harimau, karena membutuhkan areal yang luas.(*)

DQmYfKYGX2M8Qc8nNUi6TqUzHKoeLmafZ6PVBMjt7wjXe5R.gif

Sort:  

palm oil plantation is very profitable to some people though..

Palm oil is only profitable for investors if cultivated in a large area, but if the size of 1 to 2 hectares is not @yourinfo. I am a graduate of a faculty of agriculture who has studied oil palm commodities seriously. Hehehe

wow so nice..!!

i agree with you

Thanks you Mr @nachon

Lhoksukon dan cot girek selalu banjir apa mungkin akibat dari karena kebun sawit,

Menurut WALHI karena degradasi hutan yang semakin parah, sehingga hujan tak mampu menyimpan air dan ketika kemarau tak sumber air akibat kerusakan hutan. Karena salah satu fungsi hutan menyimpan air, nyan ban dipeugah. Man kapateh droukeuh?

1 batang sawit menyerap kan air 15 liter..

Di kalikan aja.. Berapa sawit yg kita tanam...

Dalam satu hektare biasanya 225 sampai 160 batang. Man padup liter air Kabeh keu sawetnyan si urou @sanusicsn?

Foto nya bagus banget bang mantap sukses buatmu @jaff

Terimakasih @danialves sudah berkunjung ke blog says. foto pelengkap dari internet juga

Dalam banyak literatur yang saya baca, perkebunan sawit memiliki sejumlah dampak negatif, tapi bukan berarti sawit harus ditiadakan. Menurut saya pengelolaannya yang harus diperbaiki, tidak sembarangan tanam.

Dari sisi pendapatan daerah memang tidak ada, kalau pun ada hanya dari Pajak Bumi Bangunan.

Kebetulan ketika praktik kerja lapangan (PKL) dulu masih mahasiswa lon tuan mengambil jenis komoditi kelapa sawit, yang jenis kultur jaringan, bang @akubaihaqi. Sawit memang tanaman manja, artinya memang harus ada sentuhan pupuk, perawatan. Meuhan hana boh, meunyo pih na boh hansep hana maksimal. Selaennya bang, ie jai that ijep dan rakus unsur hara (Jeumoh), hansep ke tanaman laen. meunan bang yang lon baca-baca dan lon kalon.

Bagus kajian nya sesuai bidang ilmu

Terimakasih bang@yusefendy