ANTARA SUARA AZAN DAN NYAYIAN IBU PERTIWI
Muklis Puna
Perempuan tua meludah di atas pelangi
Aroma mulut meracuni demokrasi negeri ini
Napas tersengal di ujung senja bagai polusi di negeri ini
Gigi palsu dibalut tembaga menggerogoti penyangga bumi persada
Dengan geraham dan mantra sesat
mengoyak warna kotak- kotak
Perempuan setengah abad meludah di atas pelangi
Adalah bait dan larik dalam besutan intrik memutuskan rantai persaudaraan
Kau cabut jenggot singa terlelap dengan tusuk konde penconggkel gigi
Merdunya panggilan Ilahi telah menyemburkan nanah di kupingmu
Di balik nyanyian Ibu pertiwi kau mengusik kedamaian
Perempuan tua dalam pangkuan galau menebar duka
Tumpukan jerami dan tusuk konde di kepalamu,
Melilit saraf hingga galau dalam kepikunan
Dengan napas di paruh waktu, kau hembus lilin lilin kemesraan
Perempuan kumat keturunan ningrat
Membakar lahan lahan gambut di musim kemarau rasa
Ketika api melumat negeri, kau tersungkur di sudut waktu
Wahai perempuan titisan ningrat
Kau semai bibit kegaduhan di hati para pemeluk teguh
Apa yang telah kau sumbang terhadap kelangsungan negeri?
Kenapa syariat Islam kau angggap penghadang nafsu
Kenapa suara azan menampar telingamu
Apakah cadar telah menghalang birahi para sahabatmu
Perempuan setengah abad meludah pada warna pelangi negeri
Kupilin kembali buku sejarah negeri
Tak seklaipun namamu menyalak
Dalam aliran darah perntis negeri,
Kulihat namamu samar-samar
dalam lintasan sejarah bangsa
Lhokseumawe, 4 April 2018
Mantap gan @mukhlispuna. Betapa laknat wanita tua keturunan ningrat
Terimakasih hadirnya sobat
Absulute to @mukhlispurna..
Thanks you very much
Andai steem power yang kumiliki banyak, akan aku persembahkan untukmu kawan @mukhlispuna. Sungguh indah rangkaian puisimu, mengalir bak waktu yang terus melaju meninggalkan masa lalu, bagai air yang menetes dibatu selalu membekas dalam jiwaku yang takkan lekang walau disapu.. Salam sukses..
Alhamdulillah terimakasih apresiasinya @safrizal.mus semoga apa yang saya tulis bermanfaat..amin
suatu saat kita sumpal si mulut comberan tua yg tak tau diri
lanjut saudara
Terima kasih sobat