SIKLUS MENAHUN
Muklis Puna
Kristal- kristal kecil menyatu di pucuk-pucuk daun
Senyawa dalam gulungan memanggul pohon -pohon kematian rasa
Dan menguap di sungai -sungai menjalar
Melompati batas mengobrak - abrik gubug tanpa penyangga
Orang orang mengutuk musim , merajuk pada matahari
Gumpalan hitam bagai dipasak pada dinding langit
Angin diam kabur ke pantai derita
Di sini
Di kota dan di desa
Mobil- mobil mewah mengapung bagai perahu
Jalan -jalan negara jadi aliran sungai
Istana megah digenangi sampai sebahu
Bocah-.bocah menggigil di bawah tenda
Oh Negeriku ...
Rutinitas tahunan belum juga hengkang di dadamu
Pena -pena menari mengguduli hutan
Samudrea disedot tangan-tangan jahil
Bongkahan gunung dibusur ke pantai -pantai
Adalah tetesan langit melebihi takaran
Para pengikut nafsu bergerombolan mengudang bala
Goresan penguasa diobral mengeruk negeri
Oh.. Tuhan
Rumah- Mu digusur timbunan air
Diangkut menuju muara-Mu
Kaki- kaki subuh begitu sepi
Berteriak memanggil lewat semilir
Ke pucuk-pucuk gunung mengejar- Mu
Bergerilya dalam lembaran demi surga semu
Tinta- tinta lusuh tumpah dalam genggaman
Menyulam negeri sekelabat mata
Oh Tuhan...
Ribuan malaikat kecil merengek susu di bawah tenda
Menunggu bantuan pengguna jalan
Musim tak mampu mendahului siklus
Mencari cara mengusir nasib
Lhokseumawe,29 November 2017
lanjut berkarya saudara
Thanks you
Mantap pak puisinya
Lanjutkan inovasinya pak @mukhlispuna
Terima kasih bang rijal
Sama sama terimakasih juga