Jika sesorang permintaannya ingin banyak dikabulkan Allah, sudah semestinya banyak melaksanakan yang diperintahkan dan banyak menjauhi yang dilarang Allah dalam metodelogi ajaran jalan lurus/moderat dalam prinsip hablum minallah wa hablum minannaas. Namun sebagian besar orang mengajukan permohonan proposal pada Allah dalam do'a -do'a memohon yang terbaik, ironisnya tidak sedikit dari mereka berkeluh kesah, sangsi, komplain, bahkan mengingkari manakala isyarat do'a terkabul menurut-Nya. Seolah-olah menandingi ke-Maha Besar-an Nya atas dirinya. Maka hanya orang-orang peka secara penuh kesadaran, kejernihan jiwa dan raga diberikan kekuatan, kemampuan menerima dan mesnsyukuri segala ketentuan-Nya. Dengan semangat Husnudhon (optimalisasi energi positif) dalam berdaya upaya, dengan penuh keyakinan sampai. Walaupun dengan gaya hidup sederhana akan terlihat nampak bahagia dan menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya.
Adakalnya kita dihadapkan dinamika kehidupa bila hidup itu sama menjemukannya dengan kisah yang diceritakan dua kali, menjengkelkan telinga dan membosankan seperti seorang insan yang tiada kesiagaan dan atau mengantuk. Tuhan tidak tidur, Tuhan tidak mungkin sedang mengantuk dan salah menaruhku dalam sebuah tempat dan dalam suatu waktu, bukan ? Atau Tuhan tengah mengajakku bercanda, dengan sketsa lelucon drama percintaan kacangan ini ? Atau Tuhan sedang menunjukkan bakat terpendamku, mampu berakting bahagia dan menyunggingkan senyum sepanjang malam, sekali pun dalam diriku aku tengah sekarat ? Atau Tuhan tengah bosan dengan urusan-urusan lainnya dan sedang ingin sedikit ‘bersenang-senang’ dengan hidupku ? Tidak. Tuhan hanya ingin menguji kesabaranku. Bagaimana aku bisa bertahan dalam situasi ini jelas tidak lebih sulit dibanding dengan bertahan hidup yang sudah kulakukan selama ini. Aku yakin bisa melewati ini dengan mudah. Aku hanya perlu mengesampingkan sedikit emosi (hawa nafsu) yang muncul sejenak, lantas menggantinya dengan pikiran, logika rasional, realitas, dan spiritual.