Nyak Sandang Bertemu Dengan Presiden
Nyak Sandang adalah salah satu warga negara yang ikut menyumbangkan hartanya kepada pemerintah agar bisa membeli pesawat terbang pertama di Indonesia.
Berawal dari kunjungan Proklamator Soekarno ke Aceh pada tahun 1948 yang sedang mengumpulkan dana untuk membeli pesawat pertama pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Saat itu Nyak Sandang masih berusia 23 tahun. Ia pun menjual sepetak tanah dan 10 gram emas dengan harga Rp 100, lalu menyerahkan hasil penjualan hartanya itu kepada negara.
Soekarno menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebesar SGD 120.000 dan 20 kilogram emas murni. Dengan uang tersebut Soekarno membeli dua unit pesawat terbang yang masing-masing ia beri nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002 yang menjadi cikal bakal Garuda Indonesia.
Nyak Sandang berangkat ke Jakarta dari kampung halamannya di Aceh pada hari Selasa tanggal 20 Maret dan bertemu Presiden Jokowi di Istana Presiden di Jakarta pada hari Rabu tanggal 21 Maret, setelah sholat Maghrib.
Nyak Sandang pun menunjukkan surat obligasi Pemerintah Indonesia tahun 1950 kepada Presiden Jokowi, yang menurut informasi yang saya baca disini obligasi tersebut dibeli oleh ayahnya, Teungku Ibrahim, senilai Rp 100 (seratus rupiah) pada tahun 1950. Pembelian ini dilakukan setelah mendengar orasi Abu Daud Beureueh, Ulama dan Gubernur Aceh pada waktu itu tentang pentingnya Republik ini memiliki angkutan udara untuk mengimbangi musuh yang ingin menjajah Indonesia. "Kami patuh pada ulama, karena kami tidak mau terus dijajah,” kata Nyak Sandang.
Nyak Sandang mengajukan 3 permintaan kepada Presiden Jokowi
Nyak Sandang kini berusia 91 tahun dan penglihatan Beliau sudah kabur karena penyakit Katarak. Dan Beliau pun meminta untuk mendapatkan layanan operasi katarak kepada Presiden. Nyak Sandang juga meminta kepada Presiden Jokowi untuk mendirikan masjid di kampung halamannya di Lamno, Aceh.
Beliau pun mengutarakan keinginannya untuk menunaikan ibadah haji. Untuk hal ini Presiden Jokowi mengatakan bahwa ibadah haji memerlukan sejumlah syarat. Ia akan mengomunikasikan hal ini terlebih dulu dengan Menteri Agama dan menyarankan kepada Nyak Sandang untuk Umrah terlebih dahulu sambil menunggu kepastian keberangkatan Haji.
Nyak Sandang pun mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang sudah meluangkan waktu untuk bertemu dengannya.
Thank you for reading My post
@rizkal
Nyak Sandang Meet With The President
source
Nyak Sandang is one of the citizens who contribute their wealth to the government in order to buy the first aircraft in Indonesia.
Starting from the visit of Proklamator Soekarno to Aceh in 1948 who was raising funds to buy the first aircraft after the independence of the Republic of Indonesia. At that time Nyak Sandang was 23 years old. He also sold a piece of land and 10 grams of gold at a price of Rp 100, then submit the proceeds of his wealth to the country.
Soekarno receives donations from the Acehnese community of SGD 120,000 and 20 kilograms of pure gold. With the money Soekarno bought two units of airplanes, each of which he named Seulawah R-001 and Seulawah R-002 which became the forerunner of Garuda Indonesia.
source
Nyak Sandang left for Jakarta from his hometown in Aceh on Tuesday 20 March and met President Jokowi at the Presidential Palace in Jakarta on Wednesday 21 March, after Maghrib prayers.
Nyak Sandang also showed the Government of Indonesia's 1950 bonds to President Jokowi, who according to the information I read here the bond was purchased by his father, Teungku Ibrahim, for Rp100 (one hundred rupiah) in 1950. This purchase was made after hearing the oration of Abu Daud Beureueh, the Ulama and the Governor of Aceh at that time about the importance of this Republic having air transport to offset enemies who wanted to colonize Indonesia. "We obey the Ulama, because we do not want to continue being colonized," said Nyak Sandang.
source
Nyak Sandang asked 3 requests to President Jokowi
Nyak Sandang is now 91 years old and his vision has been blurred due to Cataract disease. And he asked to get cataract surgery service to the President. Nyak Sandang also asked President Jokowi to establish a mosque in his hometown of Lamno, Aceh.
He also expressed his desire to go to Hajj. For this President Jokowi said that Hajj requires a number of conditions. He will communicate this first with the Minister of Religion and suggest to Nyak Sandang for Umrah first while awaiting the certainty of Hajj departure.
Nyak Sandang also thanked President Jokowi who had taken the time to meet with him.
Thank you for reading My post
@rizkal