Sebagaimana pernah saya singgung dalam postingan sebelumnya bahwa melakukan ibadah memang tidak terikat oleh waktu dan tempat. Ya, itu secara umum, walaupun ada ibadat yang dikhususkan waktu dan tempat. Namun, melakukan ibadat dalam bulan-bulan tertentu dan membesarkan atau mengagungkan bulan (baca:waktu) dari sudut pandang waktu, itu kesalahan.
Akan tetapi, karena adanya peristiwa atau kejadian yang menjadi kadar keagungan bulan atau tempat. Kenapa Baitul Muqaddis menjadi tempat mulia? Karena ada peristiwa isra' dan pernah menjadi kiblat pertama muslimin.
Kenapa bulan Sya'ban itu mulia? Karena ada peristiwa-peristiwa penting. Apa saja? Yok kita simak penjelasan berikut:
A. Tahwilul Qiblat
15 Sya'ban ketika ummat islam sudah berada di Madinah adalah waktu perpalingan kiblat dari Baitul Muqaddis ke Kakbah. 17 bulan 3 hari muslimin solat dengan kiblat Baitul Muqaddis. Perpalingan ini terjadi dalam bulan apa? Sya'ban.
B. Raf'ul Amal
Termasuk kelebihan Sya'ban adalah di dalamnya terjadi pengangkatan amal. Hal ini berdasarkan hadis dari Usamah bin Zaid yang mana beliau bertanya kepada Rasulullah kenapa beliau puasa di bulan Sya'ban tidak seperti bulan lain? Ini bulan yang dilupakan antara Rajab dan Ramadhan, padahal ini bulan diangkatkan amalan kepada Tuhan, dan aku ingin sat diangkatkan sedang berpuasa.
C. Bulan Berselawat kepada Nabi SAW
Dalam Sya'ban diturinkan ayat perintah berselawat, yakni QS Al-Ahzab:56. Jadi berselawat kepada Nabi memang tidak dikaitkan waktu, kapan saja boleh. Namun, karena bulan ini adalah bulan diperintahkannya, maka alangkah baiknya kita perbanyak, sebagai bukti mensyukuri nikmat. Di samping berselawat kepada Nabi memiliki banyak sekali fadhilah. Tak mampu pena menulisnya dan tak muat buku menampungnya. Sebagiannya Abuya Sayyid Muhammad Alwi menulisnya dalam buku beliau ada 11 kelebihan. Dan Imam Yusuf Nabhani menulisnya lebih 70 kelebihan dalam bukunya Fadhailus Shalawat 'ala Saidi Sadaat.
Oleh karena itu, perbanyaklah amalan-amalan dalam bulan mulia. Apa saja. Lakukanlah. Seperti kebiasaan masyarakat Tarim, Yaman yang menjadi rutinitas tahunan yaitu ziaroh makam Nabi Hud. Puncaknya adalah 10 Sya'ban.
Juga bisa dengan membaca istighfar di mana saja. Karena sangat dianjurkan hal tersebut.
Sekian semoga bermanfaat.
Keterangan foto:
- Pemandangan masyarakat Tarim hari ini menziarahi Makam Nabi Hud
- Pamplet makam.
- Pemuda yang saya temukan sedang berzikir berada di sebuah toko.