Bila kita mau merenungkan, kita dapat menyimpulkan tentang keberadaan manusia bahwa mereka memiliki keterbatasan. Sebuah virus yang tak kasat mata saja bila menyerang organ dalam manusia bisa menjadi sebab manusia akan berakhir kehidupannya, inilah bukti kekurangan.
Namun, dibalik ketidaksempurnaan itu Allah telah menitipkan keajaiban-keajaiban pada diri manusia. Keajaiban itu masih tersimpan bersama bakat yang akan muncul jika manusia mau bersungguh-sungguh menemukannya. Allah berfirman: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
Sahabat, hidup menawarkan pelbagai pilihan untuk menjadi lebih baik. Kita sendiri bisa memilih, antara pasrah dengan kekurangan atau meningkatkannya menjadi lebih bermakna.
Barangkali kisah fiksi berikut bisa jadi sebagai analogi:
Ada dua bibit tanaman di lahan yang subur. Bibit pertama berkata, "Aku ingin tumbuh besar. Ingin aku menjejakkan akarku sedalam-dalamnya di tanah ini. Kan kubentangkan semua tunasku untuk menyampaikan salam pada dunia luar. Ku ingin merasakan hangatnya mentari pagi dan kelembutan embun di pucuk daunku". Seiring waktu, bibit itu kian menjulang tinggi.
Bibit kedua, ia berkata dalam hatinya, "Aku takut, jika kutancapkan akarku aku tak tahu apa yang kutemukan di dalam gelapnya tanah. Bila ku terobos tunasku ke atas, keindahan tunasku akan lenyap dan terkoyak dipermainkan anak kecil yang asik bermain dan mencabutiku dari tanah. Siput pun akan melahapku. Ah, tidak. Aku takut". Bibit itu menunggu dan tibalah saatnya ayam mengais tanah, ditemukannya oleh ayam dan dicaploknya. Hidupnya berakhir.
Sahabat pembaca.... Kecemerlangan itu ada, tinggal kita saja yang memilih, seperti dua kisah tadi. Selamat merenungi nasib. Perbanyak tafakkur dan bergeraklah. Dan ketidaksempurnaan bukanlah alasan untuk terus bodoh dan bergelimang dosa.
Semoga sukses!
Are you a woman? Come on join us!
No. I am a man.
@gaman is on the @abusereports blacklist for being a bad Steemian! Bad spammer, bad!