-Masinis kehidupan..
Aku orang yang tak akan meninggalkanmu ketika kau meninggalkanku dan berpaling kepada kebahagianmu dan orang-orang yang ada disekitarmu. sampai akhirnya semua itu meninggalkanmu satu persatu. Tapi aku akan tetap disini tak’kan meninggalkanmu karena tempatku disini, tempat dimana kita pernah melewati hidup dari titik terdasar kehidupan ini, tempat dimana kita pernah mempertawakan hidup susah bersama, bernyanyi bersama, berbagi bersama.
hingga akhirnya kita tertawa di rel yang berbeda. Kita bukan di gerbong yang sama lagi sekarang. Masih tetap berdampingan tapi dengan arah tujuan yang berbeda.
Kita sekarang sama sama masinis dalam kehidupan ini, beda cerita seperti dulu, dulu kau masinis aku penunjuk jalannya, kadang aku menjadi masinis kau menjadi penunjuk arahnya, tapi kini beda cerita.
Di persimpangan arah kita memilih belokan yang berbeda, aku membelokan kendaliku ke kanan sedangkan kau berbelok ke kiri.
Perjalanan ini semakin jauh hingga akhirnya aku dan kamu tidak lagi saling bertemu untuk jangka waktu yang lama, tidak lagi saling bertukar kabar.
Dan kini kita sama sama di jalan yang berbeda tidak lagi di jalan yang sama, yang dulu kita tapaki bersama..
Dari situ aku banyak sekali belajar,
Belajar bagaimana menjaga tanpa harus bersama, belajar tidak lagi menyalahkan keadaan kenapa kita tidak lagi di jalan yang sama, ternyata benar ketika ego sudah tertindas kita akan banyak sekali memaklumi hal yang tak terjadi dalam keinginan kita.
Dan kehilangan mengajarkan aku, untuk tidak lagi benar benar memegang erat apapun itu karena pada akhirnya kehilangan adalah hal yang mutlak yang pasti terjadi kedalam kehidupan kita, siap tidak siap kita harus mempersiapkan diri sebelum waktunya tiba untuk benar-benar memutuskan kebahagian secara tiba tiba.
Dulu kita pernah sedekat hembusan nafas dan denyutan urat nadi, jika satu diantaranya tak lagi berfungsi maka berakhir lah sudah. Tapi kini aku bernafas sendiri dan kau berdenyut sendiri dalam urat nadimu. Kita menjalani kehidupan masing-masing sekarang, kamu tahu?? Ketika keadaan memaksa kita untuk berpisah, air mataku tumpah setumpah-tumpahnya, tanggisku dari tersegguk-sesegguk hingga berteriak teriak dan sampai tak ada lagi suaranya. Kamu tahu luka batin?? Sakit yang mendalam, perih yang kadarnya sudah di kuadarat kali lipatkan dari perihnya luka di iris-iris. Seperti itu aku kehilanganmu.
Sosok yang pernah ada di dalam kehidupanku, sosok yang pernah menemaniku, sosok yang dulu sangat aku kagumi. Tapi tidak apa apa darimu aku banyak sekali belajar, yaa...belajar walaupun dahulu jaman aku sekolah boro boro pernah belajar malah kebanyakan bolosnya tapi alhamdulilah aku salah satu murid yang di perhitungkan daya pikirnya, bayangkan saja dalam keadaan tidurpun aku mampu mencerna pelajaran yang guru terangkan. Bahkan aku mampu menjadi yang terbaik dari yang terpintar sekalipun dalam mata pelajaran yang aku sukai, mungkin dari situ awal aku untuk mempelajari siklus kehidupan ini. Bahwanya selalu ada nilai baik dari yang tidak baik sekalipun, bahwa’nya setiap orang mempunyai karakternya masing masing, punya kelebihan yang patut di perhitungkan.
Sebenarnya perbedaan itu indah, dari perbedaan juga kita mengerti bahwa ada yang berbeda dari kita, dari cara pikir kita, dari sikap kita, dari sifat kita dan banyak lagi...dari situ juga kita bisa melihat keunikan pada orang lain. Ini bukan membicarakan cermin, apa yang kita lihat akan terpantul lagi kepada diri kita, tapi ini seperti kita melihat kedunia yang lebih luas, sejauh kita memandang pasti akan kita temui apa yang tak pernah kita lihat sebelumnya. Pasti dari situ kita mendapat pelajaran, pengalaman, bahkan pengetahuan. Itu lah yang disebut dengan sebuah perbedaan, tapi tak banyak orang dapat menyikapinya dengan positif, kebanyakan orang selalu merasa benar dengan apa yang mereka yakini dan alami. Tapi sebagiannya lagi mampu menjadi bijak karena bisa melihat hingga ke sisi lain. Tapi karena perbedaan juga yang mampu memisahkan aku denganmu saat ini.
Yaaa...perbedaan tidak semua orang dapat memandangnya menjadi indah ketika pemikiran hanya pada satu faktor saja.
Hitam putih lalu menjadi abu abu dan akan menjdi hitam gelap ketika ego ikut campur di dalamnya.
@teuku-ary , follow dan restem
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.facebook.com/pages/Jl-Biola/142171919270067