Rukiah adalah seorang warga yang hidup sendirian di tepi hutan sebuah desa yang ada di Aceh, hidup sederhana telah dijalani puluhan tahun lamanya, namun sampai saat ini tak ada satu pun profosal yang masuk ke kantor pemerintahan dari dirinya. ayo ikuti saya tentang kisah hidup rukiah.
Tak pernah mengeluh, tak pernah meminta, mungkin sudah menjadi komitmen dalam kehidupan perempuan tua ini, kesehariannya hanya mengandalkan tanaman yang ada di sekeliling rumah peninggalan suaminya dulu, hasiil dari panen pinang,cokelat beberapa batang, bisa menutupi kebutuhan dasarnya.
Rukiah memang tak sebanyak kebutuhan anak zaman now dalam hidupnya di usia yang sudah hampir delapan puluh tahun itu, ia hanya membutuhkan makan dalam porsi kecil, pakaian sederhana tidak harus diganti satu hari tiga kali, karena ia hanya beraktivitas di sekitar rumahnya yang beratap rumbia.
Kini Lebaran sudah dekat, ia tidak memikirkan baju baru, apa lagi membuat kue seperti ibu muda pada umumnya, belasan tahun lalu ia memang suka membuat berbagai macam kue tradisi daerahnya, namun setelah tiga orang anaknya menjadi korban bencana dahsyat ia tak menyukai lagi adonan tepung itu.
Saat Nek rukiah menyapu halaman rumahnya dengan sapu lidi hasil rautan sendiri, seorang pemuda tampan datang menyapanya, dengan nada santun sekedar basa-basi ia bercakap kepada sang nenek ini, lantas menyerahkan selembar kertas, ia merasa terharu, mungkin saja surat ini datang dari adiknya yang bungsu yang tinggal diperantauan dengan usia sekitar 60 tahun.
Dengan rasa terharu, rukiah membawa surat itu kepada seorang gadis yang tinggal tak jauh dari rumahnya, karena sang nenek ini tidak pandai untuk membaca isi dalam surat tak bersampul itu.si gadis mengambil kertas tersebut, sebelum ia membaca sempat dia memperhatikan logo di sudut surat itu.
Rupanya surat ini datangnya bukan dari adik kandung rukiah yang sudah sangat ia rindukan karena tak pulang puluhan tahun lamanya,surat ini datang dari perusahaan yang menyediakan arus listrik, rukiah rupanya sudah menunggak pembayaran rekening, sehingga mendapat teguran dan diminta segera melunasinya.
Pinang belum kering, buah coklat masih muda, lebaran sudah dekat tetapi dia harus membayar listrik karena telah menggunakannya, sisa uang tujuh belas ribu rupiah telah dia beli beras kemarin sore, rukiah malu membawa surat kurang mampu, rukiah tak ingin ia meminta-minta, nenek ini hanya pasrah, jika listriknya diputusin biar saja dia bermalam dalam kegelapan.
photo dokomen detikcom
Beautiful
thank you...
Congratulations @trsabaruddin! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes
Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by trsabaruddin from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.