Berbicara mengenai paradigma, berarti kita akan mengkaji suatu model teori dalam ilmu pengetahuan. Sedangkan Islamisasi itu sendiri berarti cara atau proses pengislaman. Proses pengislaman ini tidak hanya di khususkan oleh manusia, tetapi juga terhadap hal-hal yang menyangkut orang banyak. Salah satu yang menyangkut hal tersebut adalah ilmu pengetahuan. Tujuan proses penerapan islamisasi itu sendiri adalah untuk mencari bagaimama titik temu pengembangan studi Islam (dirasah islamiyah) terhadap dunia pendidikan pada masa sekarang/kontemporer. Dengan di terapkannya berdasarkan dari tujuan di atas, maka diharapkan akan membentuk pola pikiran yang bernuansa islamiyah.
Dalam pola pikir secara islamiyah, mempunyai target untuk menguasai disiplin ilmu pada era kontemporer. Memang harus diakui, perkembangan ilmu pengetahuan, sains dan teknologi sangat berkembang maka dari itu, diperlukannya sarjana Islam untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan tersebut dalam era kekinian. Caranya dengan mengadakan seminar-seminar untuk membuka yang namanya 'metodologi' (ilmu yang memperlajari cara-cara atau jalan yang efektif dan efesien) dalam ilmu pengetahuan, lalu para sarjana islam yang mengadakan seminar-seminar tersebut harus bisa memilah mana ilmu pengetahuan yang bisa diislamisasikan.
Di Indonesia, model peng-islamisasi ilmu pengetahuan dilakukan di perkampusan yang ada studi Islamnya. Di kampus IAN, pola islamisasi sangat terlambat masuk ke kampus tersebut, sebab studi Islam masih di dominasi oleh pemikiran Harun Nasution. Ia dikenal sebagai tokoh yang memuji aliran rasionalis yang berdasar pada peran akal dalam kehidupan beragama. Dalam ceramahnya, Harun selalu menekankan agar kaum Muslim Indonesia berpikir secara rasional. Selanjutnya, untuk memperkenalkan studi Islam di Aceh, harus membuka kembali kumpulan-kumpulan kecerdasan yang bersifat klasik. Jadi, diperlukannya suatu lembaga khusus yang mampu menampung aspek-aspek pemikiran kecerdasan Islam. Di Aceh, salah satu lembaga yang bersifat Formal seperti IAIN atau sekarang UIN, masih banyak peminat untuk mempelajari dan mendalami Studi Islam, sebab mereka masih terpaku pada 'kebutuhan pasar' bukan untuk 'kebutuhan Ilmu'. Maka dari itu, jurusan yang paling banyak di minati adalah jurusan yang langsung mendapatkan pekerjaan. Dan sebaliknya, jurusan seperti sejarah, pemikiran peradaban Islam masih sangat kurang diminati karena tidak sesuai dengan 'kebutuhan pasar'.
Jadi, dalam memasyarakatkan Islamisasi di Aceh tidaklah mudah, harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang maksimal, dan juga di picu karena tidak adanya yang mampu menompang ide-ide yang berkembang, walaupun UIN maupun UNSYIAH masih dalam tahap pertumbuhan dan belum adanya tahap bagaimana meng-Islamisasikan ilmu pengetahuan di Aceh.
Sangat sepakat @yogapratudhi, mengingat kita di Aceh bersyariatkan Islam jadi sudah sewajarnya ilmu pendidikan tentang Islam menjadi prioritas untuk kalangan pelajar maupun tingkat universitas, jadi tidak hanya ilmu pendidikan umum saja yg selalu di utamakan.
Terimakasih sudah berkunjung!
Sama-sama @yogaprayudhi, salam kenal dari saya @faisaltaib.
Tulisan yang menarik dan bermanfaat tentang PARADIGMA ISLAMISASI ILMU
Penulis masih banyak kekurangan, dan Terimakasih jika sudah mengkritik & mengkasih saran!.