Sort:  

Kita semua harus menjadi Inspirator Perdamaian untuk Indonesia Damai bro @andrianhabibi.

Indonesia merupakan negeri yang penuh inspirasi. Tidak hanya alamnya yang menginspirasi, manusianya pun juga banyak yang menjadi inspirasi. Ada ahli-ahli bermunculan, ada kreasi-kreasi dan inovasi baru bermunculan dari anak muda jaman sekarang. Semuanya itu merupakan inspirator inspiratory baru bagi negeri ini.

Namun perlu kita ingatkan bersama. Indonesia juga butuh inspirator perdamaian. Indonesia punya Gus Dur yang selalu menyuarakan toleransi dan perdamaian. Indonesia juga punya tokoh-tokoh seperti imam besar masjid Istiqlal Nazarudin Umar, yang selalu menyuarakan perdamaian. Indonesia juga punya Jusuf Kalla, yang dianggap sebagai tokoh perdamaian. Tapi Indonesia masih butuh inspirator perdamaian, yang bisa mengajak generasi muda saat ini untuk meninggalkan bibit kebencian.

Bibit kebencian ini akan memunculkan segala tindakan negatif, jika terus dibiarkan. Berbagai analisa menyatakan, bibit kebencian ini akan terus mengalami peningkatan pada saat 2018 dan 2019, ketika momentum pilkada serentak dan pilpres terjadi. Tentu kita tidak ingin negeri ini hancur, generasi mudanya saling bermusuhan, hanya karena perbedaan politik. Mari belajar dari pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Banyak ancaman bermunculan, hanya karena yang satu mendukung calon A, yang lainnya mendukung calon B. Bahkan, tempat ibadah juga sempat menjadi ajang provokasi para pendukung paslon.

Tentu kita tidak menginginkan hal itu terjadi lagi pada pilkada serentak dan pilpres mendatang. Jadilah inspirator perdamaian, pada saat tahun politik tersebut. Pesta demokrasi 2018 dan 2019 bertujuan untuk mencari pemimpin yang amanah, adil, jujur, dan mampu membawa Indonesia menjadi negara yang maju, toleran, dan menjunjung tinggi kemanusiaan.

Pesta demokrasi jangan dijadikan momentum untuk saling menebar kebencian. Mari saling menegar persatuan, agar masyarakat di negeri yang begitu luas ini, bisa tetap hidup berdampingan dalam keberagaman dan perbedaan.

Untuk itulah, saatnya menjadi inspirator perdamaian. Bagaimana caranya? Sederhana saja. Mulailah berujar dan berperilaku tanpa ada bibit kebencian. Mulailah dari diri kita sendiri.

FA77B59E-B689-4811-A6FC-6B389C80F5E9.jpeg

Jika kita sudah mampu melakukan dalam keseharian, harus kita tularkan ke masyarakat yang lain. Apalagi, di era yang serba maju seperti sekarang ini, menebarkan pesan damai seharusnya menjadi lebih mudah. Provokasi kebencian di media sosial, harus dilawan dengan provokasi perdamaian. Sebarkanlah pesan yang menyejukkan, jangan yang membangkitkan amarah, apalagi mengajak melakukan tindakan intoleran.

Adu domba, informasi hoax, mulai ramai bermunculan di media sosial. Jika kita tidak membekali diri dengan informasi yang valid, tidak melakukan cek ricek dan literasi media, kita akan mudah terombang-ambing dan diprovokasi. Ingat, kelompok radikal seringkali memanfaatkan ketidaknyamanan ini. Banyak konflik yang terjadi di Indonesia, dijadikan alat untuk memecah belah persatuan dan kesatuan.

Menjadi cerdas dan memperbanyak narasi perdamaian sangat penting, untuk menghindari munculnya korban baru. Selain aktif di dunia maya, kita juga harus aktif di dunia nyata. Dalam keseharian segala ucapan dan perilaku yang muncul, harus didasarkan pada nilai pancasila dan ajaran agama. Jadilah inspirator perdamaian, untuk Indonesia damai.

Pilkada hanya sebuah pesta lima tahunan dalam Demokrasi Kita. Perdamaian itu abadi, indah dan harus kita jaga bersama-sama.

Ampun dah, komentar sepanjang postingan hahahaha. Setuju aja deh ma abang.