Malam adalah waktu terbaik saya bersama Alifah, Anak perempuan saya. Di usianya menjelang 3 tahun Saya selalu saja dikejutkan dengan perubahan psikologisnya yang menurut saya sangat signifikan. Entahlah ini berdampak baik atau tidak.
Setelah bekerja di istansi pendidikan dua tahun terakhir, waktu saya banyak tersita pada pekerjaan. Ke tempat kerja harus pergi pagi dan pulang agak sore. Mungkin seperti kebanyakan orang lain juga yang bekerja di instansi lainnya. Hal ini membuat saya jarang bisa bermain bersama Alifah di siang hari.
Lain lagi Umi Alifah, Belakangan malah uminya harus bekerja siang hingga sore hari. Alifah harus dititip pada anan atau neneknya di panji. Bahkan kadang-kadang terpaksa dibawa ke sekolah bersama Uminya, Ya begitulah konsekuensinya jika kedua orang tua bekerja. Jadinya Alifah justru lebih sering bersama anannya atau neneknya dan ada kekhawatiran sendiri terhadap tumbuh kembangnya.
Alifah adalah anak yang periang, Suka terhadap hal-hal baru, pemberani dan tentu saja cerewet. Satu sisi ini adalah yang membanggakan namun di sisi lain ini justru menjadi bumerang terhadap orang tuanya, Saya dan Uminya. Akan saya ceritakan nanti!
Sejak masih merangkak, Ada yang tidak biasa pada Alifah. Tadinya saya berpikir jika Alifah akan lancar berbicara setelah mahir berjalan, namun nyatanya tidak. Di usianya masih satu tahunan dia cenderung merespon perkataan orang lain padanya dengan membalas dengan perkataan pula. Walau entah apa yang dimaksudkannya. Saat itu saya sadar jika Alifah bakal jadi gadis yang bawel.
Alifah sering tanya ini itu, kadang-kadang jika dia ingin mendengarkan cerita dia pasti memanggil saya untuk bercerita sambil dipangku atau tiduran di lengan saya.
Biasanya fabel dengan cerita yang hanya saya karang-karang sendiri. Seperti monyet yang pemalas, kisah persahabatan Kura-kura dan kelinci atau gorila punggung perak. Di tengah cerita sering kali dia menyela, bertanya ini itu hingga saya lupa apa yang harus saya ceritakan selanjutnya.
Bagi saya tidak penting apa yang saya ceritakan namun saya ingin membangun kedekatan antara anak dan ayahnya lebih besar daripada cucu dan neneknya.
Di sisi ini saya sebenarnya cemburu karena waktu saya bersama alifah lebih sedikit ketimbang bersama neneknya.
Seiring perkembangannya, Alifah yang pemberani itu saat ini sudah pandai jajan sendiri, Sudah bisa beli es krim keliling atau bakso keliling yang melintas di lorong depan rumah. Bahkan kini dia sudah mahir belanja di Kedai yang paling dekat sekitar 80 meter dari rumah. Keberaniannya justru menjadi ketakutan bagi Saya dan Uminya.
Hindari memberinya makan yang kental dengan produk GMOnya. Sekilas bisa di baca di sini https://steemit.com/gardening/@gayocoffeefarm/kembali-ke-masalah-tanaman-keamanan-pangan
Congratulations @rasnadinasry! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Congratulations @rasnadinasry! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!