Tak biasa entah ada angin apa, dimalam senin disambut dinginnya kipas angin, sebuah lagu karya Hadad Alwi dengan judul Ummi menjadi pengiring tangis.
Dulu, sebelum aku sekolah ibu membelikan kami sebuah kaset. Isinya album musik religi yang dinyanyikan Hadad Alwi dan Sulis. Masih ingat betul ketika kakak ku memutarkan lagu Ummi didepan ku dan abang-abang ku. Saat itu, hanya aku yang tidak bisa menghafal isi lirik lagu itu. Wajar saja, aku masih kecil kala itu, sementara mereka semuanya sudah sekolah.
Malam ini, aku ingin memulai kembali kenangan itu. Tapi kenyataan nya sangat jauh berbeda. Aku hanya memutarnya sendiri dikamar. Kakak dan abang mungkin sedang bersama anak-anak nya. Sejak berkeluarga mereka pindah kerumah masing-masing. Aku bersama ibu. Tapi ibu selama setahun terakhir mengaku tak pernah bersama ku. Pengakuan itu kudengar kemarin. Ketika ibu sedang duduk di teras bersama tetangga ku. Kepada dia, ibu bilang kalau ibu merasa sendiri, ada dek ka dan tidak ada dia sama saja, siang hari dia diluar, malam hari dia asik dikamar, kami hanya bersama kala tidur malam.
kakak, abang, mak, abang, aku. Diabadikan pada tahun 2011
Ahir-ahir ini memang aku sudah jarang untuk berkomunikasi dengan ibu. Aku sibuk dengan urusan sendiri. Ibu selalu menghibur dirinya dengan televisi.
Rasanya tak ingin menjadi diri yang sekarang. Memeluk ibu saja aku sudah jarang.
potret emak ku yang sedang meretas surga dari tutop raga
quote bohye of the day : Peluk emak mu jika kau sudah bertemu. Jangan adek itu saja yang ingin kau peluk. Asam bau ketek emak mu itu terselip bau surga didalamnya. Sementara asam bau ketek adek itu membawa mu ke neraka. Ingat ! Kau dan dia belum sah