Ilustrasi (© Bentang Budaya)
Namanya Alexander, doi seorang penyandang disabilitas. Kakinya cacat sejak bayi. Ceritanya, waktu usianya du tahun, doi jatuh dari ayunan yang menyebabkan kakinya patah dan harus menderita cacat seumur hidup.
Namun begitu, Alex, demikian ia dipanggil oleh orang-orang di kampung, adalah seorang periang. Alex sekarang tumbuh besar dan berbadan kekar, tapi kakinya tetap kecil. Di kampung, doi dikenal sebagai pemuda yang punya rasa sosial yang tinggi.
Kondisi fisiknya yang cacat itu tidak lantas membuatnya kurang percaya diri untuk bergaul dengan pemuda-pemuda sebayanya. Dikalangan teman-temannya ia tetap dihormati karena doi suka memberi dan suka menolong. Doi tidak segan-segan memberi uang kepada temannya yang butuh. Dan kalau ada acara hajatan di kampung seperti gotong royong, atau kenduri pemuda, Alex sering menyumbang uang dalam jumlah yang tidak sedikit.
Darimana Alex dapat uang? Seminggu sekali ia pergi ke ibukota Kutaraja untuk mencari uang untuk hidup. Doi kerap mendatangi pejabat-pejabat pemerintah atau para pengusaha berharap belas kasih dari mereka. Karena kondisi fisiknya, ia mudah mendapatkan simpati dari setiap orang yang dijumpainya. Dalam seminggu saja, ia berhasil mengumpulkan uang dari meminta-minta sampai sejutaan rupiah.
Ilustrasi (© Andre Tanama)
Setelah dirasa cukup banyak, doi pulang kampung. Dengan uang yang segitu banyak cukup untuk hidup satu minggu. Jika nanti uang itu habis, doi akan kembali lagi ke Kutaraja dan menjumpai para pejabat atau pengusaha 'langganan'nya.
Satu hal sifat buruk yang melekat pada diri Alex adalah, ia seorang pemakai ganja. Dengan uang yang dikumpulkan dari para penderma itu, doi dengan mudah membeli beberapa am ganja. Ia tidak menghabiskannya sendiri, tetapi kerap berbagi dengan teman-teman sebayanya di kampung. Doi tidak menggunakan uang itu untuk membangun rumah atau membantu orang tuanya. Tetapi lebih banyak dihabiskan untuk foya-foya dan pesta ganja bareng teman-temannya.
Begitulah kehidupan sehari-harinya. Sampai pada satu waktu, ia berpikir harus membeli motor untuk memudahkannnya dalam beraktifitas. Tak menunggu lama, dalam waktu 5 bulan, Alex berhasil membeli sebuah motor bebek baru. Sebenarnya uangnya tak cukup untuk membeli, tapi karena pemilik dealer motor kasihan dengan Alex, doi pun diberi diskon yang lumayan banyak.
Akhirnya doi bisa membawa pulang motor idamannya itu, dan membawanya ke bengkel untuk dirombak roda belakangnya menjadi dua. Jadilah motornya itu bebek beroda tiga, hampir mirip dengan becak motor. Dengan tunggangan barunya itu memudahkan Alex untuk pulang pergi ke Kutaraja kapan pun ia mau.
Ilustrasi (© Jendela)
Sekarang zaman semakin edan, dulu pemuda-pemuda sakau dengan ganja, tapi sekarang dengan maraknya peredaran sabu-sabu, banyak membuat pemuda-pemuda tengik itu beralih dari memakai ganja menjadi penikmat sabu-sabu. Tak terkecuali, Alex pun keranjingan jadi pemakai sabu-sabu.
Jika dulu doi hanya menghabiskan uang lima puluh ribuan untuk beberapa am ganja, sekarang pengeluarannya untuk barang haram jenis sabu-sabu naik menjadi ratusan ribu sekali pakai. Dan sekarang doi agak lebih pelit dibandingkan dulunya.
Alex tak lagi menjalankan kebiasaanya 'sosial'nya berbagi barang 'haram' itu dengan teman-temannya. Hanya satu atau dua orang yang dianggapnya paling dekat, ia mau berbagi barang 'setan' itu. Yah, maklum saja karena harganya mahal.
Seiring berjalannya waktu, kebiasan buruk Alex pun menuai nasib buruk. Sekarang penghasilannya tak lagi seperti dulu. Jika dulu bisa mendapatkan sejutaan rupiah sekali ke Kutaraja, sekarang paling banyak lima ratus ribuan. Padahal kebutuhannya semakin meningkat, untuk makan dan minum, service motor, dan yang paling banyak untuk membeli "es" (sebutan sabu-sabu di kampung).
Mungkin itu 'karma' bagi Alex. Entah kapan ia insaf dengan kelakuan buruknya itu, mungkin hanya borgol polisi atau jeruji penjara yang bisa menyadarkannya, atau malah maut?!. (Tamat)
by. @baluembidi
Congratulations @baluembidi! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes received
Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
To support your work, I also upvoted your post!