Si Janda dan Pohon Ketela

in #fiction7 years ago

Si janda menatap nanar pada rumput meninggi di depannya. Air mata kembali bersumber dari hatinya. Rasa itu kembali ada. Rasa benci pada seseorang yang telah menghabisi suaminya. Ia berjalan pelan ke gundukan itu.Tanah di atasnya tidak lembab sedikit pun. Tak tampak bunga yang bertaburan di atas gundukan itu.Semuanya diam. Semuanya sepi.

Sekarang, ia harus berkerja keras untuk menghidupi anak-anaknya.Tak terasa Ia berjalan pelan ke arah hutan yang akan membawanya untuk mencari kayu bakar yang akan di jual. Tapi tak ada satu pun kayu kering yang bisa untuk di jual, hanya kayu-kayu basah yang ia jumpai. Ia duduk termenung di bawah pohon yang ia tak tahu itu pohon apa.

“Hey kamu kenapa?”

Si janda terkejut mendengar suara yang tidak diketahuinya. Tak sadar dia langsung menjawab “Siapa?” . “Aku Ketela. Pohon tempat kamu berteduh”. Tanpa ba bi bu, ia langsung beranjak untuk pergi. “Hey ! kamu belum menjawab pertanyaanku, jangan takut, aku tidak akan mengganggumu”.

Si janda menceritakan semua tentang kenapa ia bisa sampai kehutan ini. Ketela pun terharu mendengar cerita Si janda itu. Lalu Ketela mengulurkan cabangnya untuk memberikan buah yang panjang dan berwarna cokelat. Si janda kebingungan.

“Bagaimana cara aku memakannya?” tanya Si janda.

Ketela pun menjawab “Buahku kamu rebus setelah itu kamu bisa menyantapnya”.

“Bagaiman caranya aku bisa membalas kebaikanmu” jawab Si janda.

“Tak usah kamu pikirkan itu, sekarang pulanglah”

“Terima kasih.” Jawab Si janda

Kini Si janda bisa menghidupi anak-anaknya. Setiap hari Si janda pergi ke hutan untuk mengambil buah ketela. Sebagian buah ketela itu di makan dan sebagian di jual ke pasar. Si janda sangat berterima kasih kepada pohon ketela. Karena baginya, pohon ketela adalah Dewa penolongnya.

Suatu ketika Si janda tidak pergi ke hutan. Karena ia harus pergi kerumah sepupunya. Sepulang dari sana, ia mendengar orang-orang kampung telah menebang habis pohon-pohon yang ada di hutan. Setelah mendengar itu, Si janda berlari agar cepat sampai ke hutan. Sesampainya, ia menangis tersedu-sedu. Tak ada satu pun pohon yang berdiri tegak di hutan itu lagi. Si janda mencari Dewa penolongnya, pohon ketela. Ia melihat Dewa penolongnya telah tergeletak. Ia menangis sejadi-jadinya. Ia berdoa kepada Tuhan agar menghidupkan lagi pohon ketela. Tiba-tiba pohon ketela berbicara “ Jangan menangis Janda yang baik hati. Ambillah batangku ,kamu potong-potong kemudian kamu tanam.”
p.jpg

Si janda pun sangat senang karena bisa berjumpa lagi dengan pohon ketela. Ia menanam pohon ketela di kebunnya. Kini ia bisa menikmati kembali buah ketela. Tapi ada yang berbeda, kini buah ketela sudah di dalam tanah. Walau pun begitu buahnya tetap lezat dan nikmat.
singkong.jpg
Begitulah seterusnya, Si janda hidup dengan damai dan selalu bersama pohon ketela.

Sort:  

WARNINGCONFIRMED SCAM!
DO NOT FOLLOW any instruction and DO NOT CLICK on any link in the comment!

Please consider to upvote this warning or to vote for my witness if you find my work to protect you and the community valuable. Your support is really appreciated! - The message you received from @umermakbar is a For more information, read this post: https://steemit.com/steemit/@arcange/phishing-site-reported-autoupvotes