Rumah baru di Lampoh Saban ini dibangun asal-asalan. Ia sering ke sana saat rumah itu dibangun oleh beberapa orang yang tidak putus-putusnya merokok. Mereka sering tertawa membicarakan gaya bos mereka si kontraktor. "Lebih baik seperti kita. Dosa kita kecil walaupun tidak sembahyang. Tapi mereka banyak dosanya. Tidak sembahyang tidak mengganggu orang. Membuat rumah dengan kualitas rendah, bisa mencelakai orang lain," kata seorang pembuat rumah.
Ia sering melihat orang-orang yang dibicarakan mereka. Beberapa bulan lalu ada yang membuat gedung besar yang sekarang digunakan anak-anak sekolah ini untuk sembahyang. Para pembuat tempat sembahyang juga bilang kalau si kontraktor curang. Masa untuk sekian semen, pasirnya sampai empat kereta sorong. Harusnya dua per satu sak semen.
Oya, pembaca Steemit, maafkan kalau saya lupa memperkenalkan diri. Nama saya Aya, saya seekor buaya. Kaget 'kan?
Upvote saudara