Desiran angin berhembus menerbangkan debu dan kertas ke pinggir jalan, begitu pula dedaunan yang kering berjatuhan mengikuti irama angin. Ben terus memacu motornya, pandangannya hanya tertuju dan fokus ke depan, sesekali ia menyelip motor dan mobil yang menghalangi perjalannya.
Toko Aneka bunga baru buka kira-kira setengah jam, nampak belum ada pelanggan atau pembeli yang datang. Egi selaku karyawan yang di tugaskan menerima bunga sudah siap menunggu kedatangan Ben. Ketika sampai kesana, Ben langsung di sambutnya.
“Hei, apa kabar Ben” sapa Egi.
“Baik, kamu sendiri gimana? Masih hidup?” Ben balas menyapa dengan gurauan.
“Ya masih lah, kalau aku enggak hidup berarti aku sudah mati Ben, ah, ada-ada aja kamu ini” balas Egi. Mereka lalu menurunkan keranjang bunga dari motor Ben bersama-sama dengan canda dan gelak tawa.
“Apa pak Riko sudah datang?” tanya Ben.
“Udah, baru tadi dia masuk, katanya kalau kamu udah datang, kamu di suruh menemuinya” jawab Egi.
“Oke, terima kasih” Ben langsung berjalan menuju ke dalam toko.
“Ben, kamu ada urusan apa sih sama pak Riko?” cegah Egi.
“Ada pokoknya, anak kecil seperti kamu enggak perlu tau” jawab Ben cuek meledek Egi yang tubuhnya agak sedikit pendek, ia meneruskan langkahnya.
“Hey Lisa!” ia menyapa keryawati cantik yang sedang menyusun bunga.
“Hay Ben, handsome boy” balas Lisa centil. Ben tidak mempedulikan Lisa dan terus berjalan ke ruangan pak Riko. Ben mengetuk pintu ruangan pak Riko.
Sort: Trending