Foto: Pixabay
Nun sudah lama merindukan Tania. Dan sore itu di sebuah taman mereka bertemu untuk sekedar melepaskan rindu yang sudah lama terpendam. Di taman Pantai Pelangi sembari meminum air kelapa muda, mereka bicara banyak hal. Mulai kenangan dan impian mereka yang belum tercapai. Padahal keduanya sudah menikah, tapi terpaksa pisah ranjang karena terbelenggu sikap orang tua mereka.
"Tania persisnya kenangan adalah sisa rindu yang terbuai dalam benak sanubariku Tania" ujar Nun terbata-bata. Ia meracau setelah kalah dalam pemilihan legislatif tahun yang lalu. Ia bermimpi akan membuat Tania bagaikan seorang perempuan terhormat di seantero kota, namun Nun gagal. Nun terus berupaya untuk tahun ini. Impian membangun keluarga besar yang terhormat belumlah terwujud.
"Ada banyak cara untuk menggapai kehormatan Tania, seperti para penulis. Mereka adalah orang-orang terhormat meskipun miskin. Lihat bagaimana kesederhanaan yang mereka miliki." Ketus Nun meyakini Tania yang sedang menyeruput air kelapa.
Nun dan Tania pasangan serasi yang dijodohkan orang tuanya pada akhir Desember tahun 2016, mereka terdiri dari keluarga besar. Pengusaha sukses di kota Sigli. Namun carapandang kedunya hampir sama. Mereka sama-sama melihat kesuksesan seseorang dari karir, bukan persoalan materi. Karena cukup sudah apa yang mereka miliki; tanah; harta benda; kemewahan, tapi masih menurut keluarga mereka, semua itu hanya jadi silang sengkarut warisan.
Maka keduanya belah pihak keluarga itu berharap agar anak-anak mereka kelak dapat membawa perubahan, seperti nasib generasi cucu yang hidup gemilang. Mereka bermimpi cucu mereka dapat meneruskan impian mereka, baik yang laki jadi bintang dan yang perempuan menjadi bulan, atau sekurangnya permaisuri di desa mereka menetap tinggal.
"Aku bersyukur Tania, jika orang tua kalian berharap itu, toh aku tidak memilih harta dari orang tuamu. Mungkin hanya ilmu pengetahuan yang dapat kuwariskan untuk anak kita kelak."
"Aku setuju Mas, apalagi yang harus kita cari. Pabrik ayah ada, sawah, dan tambak sudah kita miliki, apalagi kalau bukan membangun generasi yang gemilang." Pembicaraan hangat itu membuat keduanya bahagia.
Namun, di sela kebahagiaan yang menyenangkan itu, Ibu Nun, tidak setuju keduanya tidak ingin memiliki harta, tetap saja ia bersikukuh bahwa hidup tanpa harta tidak mungkin terjadi. Nun bercerita pada Tania perkara itu.
"Ibu, harta harus kita yang jaga sedangkan ilmu pengetahuan menjaga kita" akhirnya Nun mengalah, bahwa tradisi telah mengikatnya. Hari itu Nun terpaksa harus meninggalkan pekerjaan serta menguburkan impiannya sebagai caleg, dan menghabiskan segenap usianya di sawah sebagai petani.
"Itulah penyebabnya Tania, kenapa aku menguburkan semua impian kita. Orang tua kita tak akan pernah percaya apa yang sedang kita lukiskan di dunia ini, mereka butuh kenyataan bukan hayalan semu belaka." Sore itu Tania terdiam tenggelam dalam larutan tangis pilu yang menghanyutkan.
mantap ceritanya
Sudah dapat Token byteball gratis bos.
lumayan dapatnya
Reputasi di atas 30: dapat hadiah $ 5
Reputasi di atas 40: dapat hadiah $ 10
Reputasi di atas 50: dapat hadiah $ 40
Reputasi di atas 60: dapat hadiah $ 80
Reputasi di atas 70: dapat hadiah $ 160
Langsung bisa cairkan..
Want to earn free 20$-160$ instant? With steemit reputation
Reputation 30 or above: $10.00 reward
Reputation 40 or above: $20.00 reward
Reputation 50 or above: $40.00 reward
Reputation 60 or above: $80.00 reward
Reputation 70 or above: $160.00 reward
https://www.facebook.com/bappy.bappy.7967747
Inbox me