Akhir-akhir ini, media sosial adalah sebuah keseharian, tempat banyak orang berlalu lalang, sekedar membuang sampah atau mencari hiburan. Banyak sekali kegiatan di sana, berdagang hingga bernyanyi, berceramah hingga memberi materi, atau sekedar bercengkrama hingga berbagi. Media sosial diisi oleh jutaan manusia yang memilih untuk membagikan cerita mereka, sudut pandang mereka, pendapat mereka tentang suatu hal. Media sosial menempatkan dirinya sebagai sebuah tempat yang kita sendiri bebas mendeskripsikannya.
Salah? Tentu tidak. Karena inilah era hari ini. Internet menjadi sebuah kebutuhan untuk mencari hal-hal yang perlu, tempat membuang keluh kesah, dan tempat untuk menyalurkan opini yang mana setiap pengunjungnya diberi kebebasan untuk menanggapi. Semudah itu.
Namun karena banyaknya informasi yang bermunculan, kredibilitas dan kebenarannya menjadi dipertanyakan. Banyak orang-orang tidak bertanggung jawab meluncurkan berita-berita hoax, parahnya bersifat menjatuhkan orang lain, memiliki ujaran kebencian, adu domba dan memecah belah antar kelompok. Dibalut dengan kata-kata yang relijius atau berita bersifat provokatif, dan memanfaatkan ketidak-puasan orang-orang terhadap sebuah kebijakan atau sosok tertentu. Belum lagi ditambah provokasi dari buzzer-buzzer yang bekerja demi uang dibalik berita-berita palsu yang ternyata pembuatannya pun dipesan oleh kalangan-kalangan yang memiliki kepentingan tertentu. Dengan sekali tekan, informasi palsu akan menjadi viral jika banyak yang menyebarkan. Lagi-lagi, semudah itu. Diperlukan pemikiran yang kritis untuk menyaring informasi yang bertebaran di media sosial.
Berpikir kritis adalah sebuah aktivitas mental atau kegiatan menganalisa ide atau gagasan lebih spesifik, membedakannya secara tajam dan detail, mengidentifikasi asumsi, memilih, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih baik. Berpikir kritis merupakan cara berpikir yang beralasan, dan penarikan kesimpulannya berdasarkan hasil analisa fakta yang terjadi, apakah patut dipercaya atau tidak. Tujuannya agar dapat menjauhkan seseorang dari keputusan yang keliru dan tergesa-gesa sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan memiliki pemikiran yang kritis, para pengguna media sosial pasti akan memilah terlebih dahulu informasi mana yang dapat dipercaya atau hanya omong kosong yang faktanya tidak pernah ada. Mencari kebenaran dan fakta tentang suatu hal sebelum membagikan informasi atau berita tertentu. Pengguna media sosial yang tidak terbiasa berpikir kritis, akan mudah terbawa arus. Mudah terseret mitos dan rumor yang belum tentu benar, dan lebih mudah dimanipulasi.
thanks @luckypower