Tampil bercadar dengan tangan diborgol, perancang busana muslim Aniessa Hasibuan menangis saat ditampilkan polisi di hadapan wartawan yang sebagian melontarkan pertanyaan bernada mencemooh ntuk kasus dugaan penipuan umroh PT First Travel.
Dalam acara itu, Badan Reserse Kriminal Polri menyatakan masih terus menelusuri seluruh aset yang dibeli pemilik penyedia jasa perjalanan umroh PT First Anugerah Karya Wisata alias First Travel, termasuk kantor cabang di London, Inggris, yang dicantumkan perusahaan itu dalam situs mereka.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Herry Rudolf Nahak mengatakan, alamat 7 Orchard Gate yang tertera pada situs First Travel bukanlah kantor cabang.
"Yang Inggris itu menurut tersangka, bukan cabang. Dia membeli restoran di sana. Itu salah satu asetnya. Saat ini sedang kami cek melalui dokumennya," ujar Herry dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (22/08).
Pada sesi jumpa wartawan itu, penyidik menghadirkan tiga tersangka kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana calon jamaah umroh, yakni Andika Surachman, Anniesa Desvitasari Hasibuan, dan Siti Nuraidah Hasibuan.
Namun ketiganya tak menjawab satupun pertanyaan yang diajukan pewarta, lapor wartawan Abraham Utama.Banyak wartawan memang melontarkan wartawan bernada mencemooh.
Dalam situsnya, First Travel mencantumkan alamat kantor cabang mereka yang berada di Medan, Surabaya, Sidoarjo, Bandung, Malang, Denpasar, Depok, serta tiga kantor di Jakarta, yakni Kebon Jeruk, Joglo, dan TB Simatupang.
Adapun, First Travel memiliki satu VIP Lounge di kawasan Rasuna Said.
Herry mengatakan, penyidik kesulitan menghitung dan menelusuri seluruh aset yang dibeli pemilik First Travel menggunakan dana calon jamaah umroh. Alasannya, kata dia, mayoritas aset itu telah beralih ke pihak ketiga.
Total kerugian calon jamaah akibat perbuatan pemilik dan pengurus First Travel saat ini terhitung Rp848,7 miliar. Angka itu berasal dari pembayaran sekitar 58.682 calon jamaah yang gagal berangkat umroh.
Herry menuturkan, nominal itu tidak termasuk utang perusahaan itu kepada sejumlah hotel di Arab sebesar Rp24 miliar serta kepada penyedia visa dan tiket, masing-masing Rp9,7 miliar dan Rp87 miliar.
Hingga Selasa pagi, ratusan calon jamaah masih berdatangan ke posko pengaduan korban First Travel. Sejak dibuka pekan lalu, jumlah korban yang mendaftarkan diri secara langsung ke posko itu berjumlah 4.043 orang, sementara yang mengadu melalui email terdapat 1.614 orang.
Kemarin, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, kuasa hukum First Travel, Deski, menyebut Andika dan Anniesa dapat memberangkatkan seluruh calon jamaah jika penyidik mengabulkan penangguhan penahanan yang mereka ajukan.
Deski mengklaim, jumlah calon jamaah yang ingin tetap berangkat umrag lebih besar dibandingkan yang mendesak pengembalian uang (refund).
"Kami akan berangkatkan di November dan Desember, itu komitmen kami. Apabila seandainya memang di bulan itu tidak ada keberangkatan, setelah penangguhan penahanan, polisi tinggal sikat lagi," ujar Deski kepada wartawan.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-41009896