Honey Mango in front of My Parents House | Mangga Madu di depan rumah orang tua saya
SALAH satu momen paling membahagiakan adalah ketika pulang kampung. Banyak hal membuat rindu kampung halaman tak pernah habis. Hal utama tentu saja menjenguk orangtua. Disamping itu, bernostalgia mengingat segala kisah suka-duka semasa kecil hingga sebelum berumah tangga. Setiap sudut rumah dan jengkal tanah pekarangan menyimpan kenangan tersendiri. Begitu juga dengan segala benda di sekitarnya. Lain benda, lain pula kenangannya. Semua kisah otomatis terkilas balik ketika melihat benda-benda tersebut.
Views of paddy fields seen from the terrace of the house | Pemandangan hamparan sawah dilihat dari teras rumah
One of the happiest moments is when returning to homevillage. Many things that make the longing for our place of birth never end.The main thing of course visiting parents. In addition, nostalgia recalls all sad and happy stories during childhood until before marriage.Every corner of the home and the yard keeps its own memories.So also with all the objects around. Each object saved different memories. All stories automatically flashed when we saw it.
Bagi saya dan keluarga, selain faktor itu, ada juga faktor lain yang mempengaruhi kadar kerinduan kami akan kampung halaman makin tinggi, yaitu buah-buahan segar di pekarangan rumah. Ayah saya, Zulkifli Abbas-- lebih dikenal dengan sebutan Waki Don, menanam banyak jenis buah-buahan di pekarangan dan kebun belakang rumah. Semuanya sudah berbuah sesuai musim, dan siap menjadi makanan sehat untuk anak dan cucu-cucunya.
For me and my family, besides that factor, there are also other factors that affect longing rate for homevillage more higher, which is fresh fruit in the back garden and the yard of the house. My father, Zulkifli Abbas - better known as Waki Don, grows many types of fruits in the yard and backyard. Everything is fruitful according to the season, and ready to be healthy food for his children and grandchildrens.
Kweni Mango
Dragon Fruit
Sapodilla Fruit
Jackfruit
Di samping rumah, ada pohon Kweni, Nangka, Buah Naga, Mangga Air, Mangga Madu, Sawo dan Jambu Madu. Sedangkan di kebun belakang rumah, ada Jambu Biji, Jeruk Bali, Nenaspagar, Sirsak dan bebarapa pohon Sawo. Namun, yang buahnya selalu jadi incaran dan rebuatan anak cucu menantu adalah Jambu Madu. Jambu air ini awalnya hanya ditanam satu batang dekat pintu belakang. Karena menjadi buah favorit cucu-cucunya, ayah tercinta saya kemudian menanam sebatang lagi dengan cara dicangkok. Alhamdulillah, pohon hasil cangkokan ini pun sudah mulai berbuah.
Beside the house, there are trees Kweni Mango, Jackfruit, Pitaya or Dragon Fruit, Water Mango, Honey Mango, Sapodilla Fruit and Rose Apple. While in the garden behind the house, there are Guava, Bali Orange, Pineapple, Soursop and some Sapodilla trees. However, the fruit is always be a target and seizure of grandchildren son-in-law is Rose Apple. This water apple was originally planted only one rod near the back door. Because the favorite fruit of his grandchildren, my beloved father then planted another one by grafting. Alhamdulillah, this transplanted tree has begun to bear fruit too.
Jika sudah masak, buah jambu ini berwarna merah kehitam-hitaman. Rasanya sangat manis dan jarak busuk seperti jambu air jenis lainnya. Uniknya lagi, masa berbuah jambu ini juga tidak melulu tergantung pada musim tertentu. Dia bisa berbuah kapan saja. Namun, buah saat salah musim, jauh lebih sedikit dibanding ketika musim jambu berbuah.
If it is ripe, the rose apples is red-black color. It tastes very sweet and not rotten like other types of water apple. Uniquely again, the fruitful period of rose apple is also not dependent on a particular season. She can bear fruit anytime. However, the fruit when wrong season, much less than when the water apple season of bear fruit.
Ibu saya--Rusnah, biasanya membalut buah jambu ini dengan baju atau kain bekas agar tidak diganggu burung, tupai dan kelelawar. Masing-masing buah sudah ditandai akan diberikan kepada cucu yang mana. Semua dapat jatah. Dan ketika jambu itu sudah masak, sang cucu dipesan untuk pulang melalui telpon atau dibawa oleh sang nenek ketika menjenguk cucu. Kebetulan, saya dan orang tua tinggal tidak terlalu jauh. Cuma beda kecamatan. Jadi, begitu dipesan, bisa langsung pulang dan sang bunda pun bisa menjenguk cucunya kapan saja.
My mother - Rusnah, usually wrapping this water apple with clothes or cloth used so as not to be disturbed by birds, squirrels and bats.Each fruit has been marked by name her grandson. Everyone got it in proporsional.And when the rose apple is ripe, the grandchild is ordered to go home by phone or brought by the grandmother when she visiting her grandchild. My parents and I living in different sub-districts but not too far.So, so called, can go straight home and the mother can visit her grandchild anytime.
Sahabat Steemit, demikianlah kisah bahagia yang bisa saya bagikan untuk kalian semua hari ini. Semoga sahabat semua suka dan terinspirasi untuk menulis kisah serupa. Salam bahagia.😊
Steemit's friend, that's the happy story I can share for all of you today. May all friends like and be inspired to write similar stories. Greetings happy.
😊
panen ya bro
Gak bos. Boh salah musem. 😀
Gampong adalah tenpat yang pantas untuk dirindui, karena disana awal memulai segala kemewahan saat ini.
Sepakat ketua @bahtiarlangsa, walaupun saya belum hidup mewah. Saleum ketua.😉
Cerita menarik kanda @musyawirwaspada
Kapan boleh main ke rumah? Jambu nya free kan :D
Terimakasih @bangmimi. Kapan saja boleh. Free lah Bang. 😊
Terima kasih kanda @musyawirwaspada
Akan ta jak menyo ka tatupat rumoh :D
Siap, menyoeka neuneuk langkah, neukabari bah long kirem posisi ngoen googlemaps, hehe
Haha
aman nyan brother :D
Besok di Pidie ikut?
Hasrat hati ingin sekali ikut. Tapi, adek ba ranub singoh. Han mungkeen lon tinggai