Bek Lagee Lumoe di Peuteungoh Lam Mon...

in #garudakita6 years ago (edited)

Sejumlah warga Gla Meunasah Baro, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar melakukan aksi mulia usai shalat Jumat (24/8/2018). Mereka menyelamatkan seekor lembu yang terperangkap dalam septic tank. Maka mereka pun melakukan peuteungoh lumoe lam mon atau lam uruek.

sclciqnarp.jpg

Dari kacamata sosial, peuteungoh lumoe lam mon, bisa menimbulkan kegamangan tersendiri. Sehingga secara filosofis pun dianggap bisa mengundang celaka. Pasalnya, bisa diseruduk lembu bin sapi yang panik.

Makanya, terkadang orang rada-rada takut melakukan penyelamatan hewan ternak dari jenis lembu atau kerbau. Apalagi bila hewan itu tidak jinak. Tapi, sembilan lelaki -- termasuk saya --- di kampung kami tak takut diseruduk saat menyelamatkan seekor lembu yang terperosok dalam septic tank milik MTsS Lam Ujong.

Karena rata-rata di antara kami selalu terngiang dengan ungkapan sarat filosofis tadi yakni bek lagee leumo dipeuteungoh lam mon. Secara bebas bisa diterjamahkan, jangan seperti lembu ditarik dari dalam sumur. Artinya, kebanyakan yang dipahami, lembu yang diangkat dari sumur, begitu sudah atas, seketika menyeruduk penyelamatnya.

Karena 'terngingang' dengan ujaran itulah, maka sebagian dari kami memilih lebih hati-hati. Dan, kisah ini benar nyata adanya, bukan kisah fiksi atau hayalan semata.

Begini ceritanya:

Sekolah MTsN Lam Ujong ini berada di sebuah bekas hutan kampung. Dulu -- istilah yang jamak kita dengan -- teumpat jen boh aneuk (tempat jen buang anak). Komplek sekolah ini cukup luas. Di belakang ruang-ruang belajar ada tanah kosong. Jika hujan, dia menjadi langganan tergenang. Sepanjang lima bulan terakhir, kemarau. Tapi rumput-rumput cukup senang tumbuh di sana.

Karena itu, banyak hewan ternak warga sekitar yang merumput di sana. Barangkali naas bagi para lembu yang sejak pagi Jumat mencari rumput di sana. Sekawan lembu bin sapi pagi itu berwara-wiri. Tapi si itam -- sapi warna hitam --- ketimban sial. Dia terjun bebas dalam septitank sedalam dua meter. Nyaris tujuh jam dia terkurung dalam ruangan sebesar peti kemas.

Awalnya tak banyak yang tahu, ada hewan ternak yang terperosok dalam lubang. Apalagi lubang itu terlalu kecil dengan ukuran 40 x 40 centimeter. Tapi ada sejumlah warga yang melihat dan melapor ke Munir, seorang pencari pakan kambing. Mendapat kabar itu, dia langsung mencari menyelediki.

Awalnya, Munir sangat yakin, yang terperosok itu anak lembu. Karena melihat sempitnya lubang dia tak yakin lembu besar di dalam septic tank yang terisi air separoh. "Tidak sanggup saya angkat sendiri, makanya saya kabari ke Pak Keusyik," kata selepas kami pulang Jumatan.

Pukul tiga sore, proses evakuasi dimulai. Keusyik Gla Mns Baro, Maimun juga meminta warga setempat untuk segera membantu menyelamatkan hewan ternak yang belum diketahui pemiliknya.

Singkat cerita, para lelaki penyelamat itu antara lain Muliadi, Munir, Supriadi alias Sibit, Ami, Reza, Pak Hasan, Bit, Zaini, Husaini dan saya sendiri. Masing-masing punya tugas sendiri. Mencari kayu balok, mengambil tali untuk menjerat.

Di antara 10 pria ini, Supriadi yang akrab kami sapa Sibit paling konyol. Dengan bantuan papan bekas meja belajar, dia memberanikan diri masuk ke dalam septic tank. "Lubang ini tak mungkin kita besarin lagi, karena harus memotong besinya," kata Zaini.

Dalam kondisi itu, Sibit yang sudah putus urat takut turun ke bawah. Separoh celananya basah. "Nyoe bek kapok kee, keuneuk tulong kah.." "Jangan kamu tanduk aku, mau tolong kamu.."

Seperti mengerti, lembu berwarna hitam itu pun tidak banyak bergerak. Tali pun dililitkan ke badan dan kaki. "Jangan cuma di situ, di tanduk juga. Tanduk harus lebih kuat untuk memudahkan diangkat," saran Sibit.

Saran pria jangkung ini manjur. Seketika lima orang menarik tali. Otomatis, kepala lembu muncul. Tapi agak sukar mengeluarkan badan. ketika ditarik kakinya agak kesulitan. Usaha pertama gagal. Lembu kembali berenang dalam septic tank.

Papan tebal menjadi incaran untuk memudahkan berpijak. Usaha kedua dimulai. Sama seperti pertama tadi. Kali ini, begitu kepala terangkat, kaki depan pun segara disambar serta kedua kaki berhasil keluar. Ternyata, kondisi ini memudahkan usaha menarik badan ke luar.

Detik-detik evakuasi
f6l0erf17k.jpg

yorm4fvmp1.jpg

vue3qft2p7.jpg

8pdyrlglng.jpg

Sejurus kemudian, setelah tarik ditarik secara berjamah, badan lembu pun keluar dari lubang sempit. Begitu lepas ke luar, seketika dia berlari. Syukur sekali, kali ini dia tidak main seruduk. "Mungkin dia sudah kekelahan dan kelaparan di dalam. Kan sudah sejak pagi terkurung di situ," timpal Muliadi.

Sibit dengan gayanya konyolnya, kembali mengajak lembu bercakap-cakap. "Nyoe bek kapok kee. Tenang, ka preh kupeuglah talo," ujar Sibit yang dengan sigap melepas tali yang melilit tanduk, dan leher lembu. Hanya di kaki kanan belakang, masih terikat.

Sibit agak susah melepas, karena lumoe melawan. Dengan sedikit paksaan, Sibit kembali melilit badan lembu dengan tujuan menjatuhkannya. Ia berhasil. Sedetik kemudian dia segera saja melepas ikatan di kaki belakang. Dan, lembu pun bebas. Cuma tali dileher masih diikat dengan ketat. "Kita ikat di sini sambil menunggu pemiliknya datang..."

Saya, Sibit dan rekan yang lain bersyukur, ternyata lembu yang dipeuteungoh lam mon kali ini tidak main seruduk. Mungkin karena di sudah kelelahan dan lapar. "Mungkin juga..." jawab Ami.

Cerita penyelamatan ini memang tidak sedramatis seperti menyelamatkan induk gajah yang terperankap lubang di Afrika. Atau seperti menyelamatkan Panda yang masuk sumur di China. Tapi, sekecil apapun itu, apalagi menyelamatkan lembu yang bisa dijadikan hewan kurban, tentu ada kepuasan tersendiri. Apalagi masih dalam moment lebaran. Ya kan?

Sort:  

Gawat that lgo nyan

gawat bacut nyoe, lheuh dipeuteungoh hana ipeugah terima kasih, biet leumo jih... hahaha

Beuget bek itrom ureung2 peutingeh yg mon nyan..hahah

nyan, keuh, kebetulan nyoe get akai jih, hana lage leumo laen, hhaha

Hahhaa mantap that cerita na lucu lucu jih 👍😂

Posted using Partiko Android

terima kasih, mangat sama2 takhem...hehhe

Hehe ..sama-sama bg @munaa

Posted using Partiko Android