Naga Terakhir Aceh, Sejarah yang Disembunyikan

Sebelum naga terakhir dimusnahkan Tuan Tapa di Aceh selatan, beberapa ratus tahun sebelumnya masyarakat Aceh sangat akrab dengan naga. Daging naga yang lembut dibuat menjadi kue, Naga Sari. Telurnya (buahnya) dibuat menjadi jus, sebagai minuman menyehatkan dan menyembuhkan banyak penyakit.

(source)

Para alim ulama, yang cukup tabah hati, bersih pikiran dan punya kesabaran tingkat tinggi mereka menunggangi naga untuk berpergian ke tanah suci. tempat warga Aceh mengantar ulama ke tanah suci dengan naga bernama Alue Naga. Merawat dan menjinakkan naga liar sangatlah sulit, hanya ulama yang bisa. Hanya orang yang memiliki niat yang tulus dan tanpa melibatkan emosi yang bisa menjinakkan makluk bernafas api ini.

(source)

Makanan Naga adalah biri-biri, kambing, kuda, zebra, bahkan sapi. Di Pidie naga sangat dimusuhi karena dulu masyarakat disini beragama hindu dan menyembah makanan naga. Akibatnya naga diusir dan sapi berkeliaran dimana-mana tanpa kesinambungan rantai makanan.

Di Bireun – Aceh utara naga dijadikan industri, Bangsa Aceh dan bangsa Cina beramai-ramai menangkap Naga dan dikuliti dan dagingnya dijadikan naga sari. Daging naga ini dijual dan dimakan secara brutal.

Bangsa Eropa dulu takut ke Asia, disebabkan pemaksimalan pasukan naga ini, perahu Portugis hanya tahan dalam hitungan hari di Aceh Timur, setelah ulama disana beramai-ramai menunggangi naga dan menghembuskan nafas apinya ke layar-layar kapal Portugis dan Nenek moyang Ronaldo itu lari terbirit-birit.

(Source)

Para pemburu naga adalah orang pemberani, mereka direkrut dari seluruh dunia oleh orang utara Aceh, demi bisa membunuh hewan buas ini. Ada yang dari bangsa Mongol, Aria, Viking dan bangsa Turki. Naga adalah binatang yang sulit dibunuh kecuali sedang lengah. Jadi para pemburu ini berburu di malam hari ketika naga sedang tidur.

Tombak biasa tak bisa menembus kulit naga, maka diperlukan tombak emas, kadang tentara bayaran ini, setelah dikasih tombak, dia lari dalam perburuan dan meninggalkan kawannya, karena yang dia cari bukan naga, tapi tombak emas itu.

Usut punya usut tombak yang dipakai untuk membunuh naga ini dijual ke jawa oleh para pemburu. Maka orang utara kini sangat hati-hati merekrut pasukan, dipastikan yang bukan pencuri dan membawa lari emas ke Jawa.

Maka sebuah kebanggaan tersendiri kalau orang utara bisa menjadi pembunuh naga (dragon Slayer) naga liar boleh dibunuh, yang jangan sentuh adalah naga para ulama. Biasanya naga para ulama ini dipasangkan armor dan pelana, supaya nampak mana naga liar dan bukan.

(source)

Beberapa pemanah andal juga didatangkan untuk membidik mata naga, kalau naga sudah buta satu matanya, biasa dia mengamuk dan bisa membakar hutan sarangnya. Akibat naga sari dan jus buah naga laku keras, populasi naga di Aceh semakin menurun dari tahun ke tahun.

Orang Cina saat ulang tahun apa biasa menggunakan kulit naga untuk tarian, jadi pengulitan naga kadang-kadang harus sangat hati-hati karena kulitnya kini juga berguna, seperti kulit lembu untuk dibuatkan beduk, kulit kerbau dijadikan kerupuk dan kulit buaya untuk tas juga sepatu.

Sangking hebatnya naga ini, di Eropa dan Asia naga dijadikan lambang negara, bendera dan bahkan menjadi ukiran seni tingkat tinggi, sampai orang bernafas busuk dikatakan bernafas naga.

Naga memilih bersembunyi daripada nampak secara terang-terangan. Seperti harimau sumatra sekarang. Karena terus diburu dan dimusuhi karena mengambil ternak, naga hampir punah. Setelah Avatar Aang belajar jurus mengalahkan raja Api di pegunungan Lauser, naga terakhir yang sudah galau dan tak ingin hidup lagi karena tak ada teman, berkelahi dengan Tuan Tapa. Pemusnahan naga terbesar adalah saat bom atom diledakkan di Nagasaki -Kota Naga- Jepang.

Sekarang Jus buah naga masih dikonsumsi di Aceh dan juga naga sari, tapi dengan komposisi bahan yang berbeda. kalau masih ada naga, maka masalah hewan ternak di jalan raya tak ada di Aceh.

Posted from my blog with SteemPress : https://riodejaksiuroe.knpipidie.or.id/naga-terakhir-aceh-sejarah-yang-disembunyikan/