Menurut wikipedia Hari Ayah adalah hari untuk menghormati ayah atau dalam bahasa inggrisnya disebut dengan Father's Day. Beberapa negara seperti Amerika, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Turki, Pakistan, Malaysia, Singapura, Taiwan, Filipina serta 75 negara lainnya merayakan hari ayah pada hari Minggu di pekan ke tiga bulan Juni, sejak awal abad ke-12. Namun di beberapa negara lain memperingati Hari Ayah pada 19 November, termasuk salah satunya adalah Indonesia. Beberapa kegiatan selalu menghiasi Hari Ayah seperti pemberian hadiah atau dengan kegiatan kekeluargaan lainnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Ayah sebagai tulang punggung, sandaran dan pelindung keluarga.
Terlepas dari beberapa perbedaan tersebut diatas dan bagaimana sejarahnya, namun yang perlu kita cermati adalah bahwa Hari Ayah pada dasarnya adalah sebuah hari untuk mengingatkan kita dan member justifikasi kehadiran seorang lelaki yang mampu menjadi contoh dan tauladan yang baik bagi keluarga, disisi lain kegiatan peringatan tersebut adalah manifestasi kecintaan seseorang terhadap sosok lelaki ideal yang tampil terdepan dalam membela kehormatan keluarga.
Sahabat steemians..
Sebagai pribadi lelaki, apakah kita sudah menjadi lelaki yang baik ??
Apakah sebagai lelaki, kita sudah menjadi suami dan ayah baik ??
Ataukah sebagai lelaki, kita sudah menjadi hamba tuhan yang baik dalam menjalankan tugas sebagai lelaki ??
Pertanyaan ini adalah sebuah pertanyaan yang akan terus menggema di telinga kita, meski tidak selalu harus dirayakan secara khusus melalui Hari Ayah. Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, ada baiknya kita melihat kepada seorang sosok ayah dari seorang atlit lari ternama yang bernama Jim Redmond.
Tahun 1992, saat itu ada seorang pemuda berkulit hitam yang sudah siap sedia dan dengan semangat yang tinggi mengikuti sebuah pertandingan lari 400 Meter dalam ajang terbesar bernama olimpiade Barcelona. Latihan keras telah dijalaninya, secara fisik dan mental tidak akan ada yang menghalanginya untuk menjadi Juara pada event ini, bahkan banyak yang memprediksinya menjadi juara. Ya, pria itu bernama Derek Redmond.
Saat suara tembakan telah terdengar, Derek Redmond memacu lari dan kekuatan kakinya yang telah dilatih dengan sangat keras, berlari pada lintasan kelima dan sudah mendahului beberapa lawannya, namun tanpa disangka dan diduga, larinya melambat sembari ia memegangi paha kakinya, ada apa ? apa gerangan yang terjadi ? ternyata Derek Redmond mengalami cidera tepat pada meter ke 225, ya hanya terpaut 175 meter lagi dari garis finish. Secara tiba-tiba di meter ke 225 tersebut, timbul rasa sakit luar biasa di kaki kanannya, seolah kaki tersebut telah ditembak sebuah peluru dan membuat Derek Redmond pun menjadi pincang. Derek hanya melompat-lompat kecil bertumpu pada kaki kirinya, melambat, lalu rebah di tanah. Sakit di kakinya telah menjatuhkannya.
Derek sadar bahwa impiannya telah hancur lebur dan musnah, harapan memegang medali menjadi pupus, namun dengan semangat membara ia bangkit dari tanah meski tim medis telah datang, memeriksanya dan menawarkan untuk ditandu keluar lapangan. Namun ia menolak, ia berontak dan berkata “Aku tak akan naik tandu itu, bagaimanapun juga aku harus menyelesaikan perlombaan ini” katanya. lalu ia bangkit dan mencoba untuk tetap melanjutkan perjuangannya meski dalam keadaan sakit yang luar biasa.
"Redmond told his father “I’ve got to finish this race.” His father said “If you’re gonna finish the race, we’ll finish it together.”
Derek Redmond menuju garis finish dihadapannya dalam keadaan tertatih, harapan yang melayang namun semangat sang juara selalu menyertainya. Tiba-tiba seorang lelaki melompati pagar pembatas dan berlari dan menghardik orang-orang yang hendak menghalanginya sambil berkata “itu anakku, aku mau menolongnya”. Ya, dia adalah ayah kandung dari Derek Redmond yang bernama Jim Redmond. Sang Ayah kemudian berkata “anakku, kamu tidak perlu melakukan ini”. Namun jawaban sang anak sungguh diluar dugaan sang ayah “tidak ayahku, aku harus menyelesaikan ini”. Melihat sang anak memiliki semangat yang luar biasa meski cedera parah, sang ayah berkata “baiklah anakku, kalau itu sudah keputusanmu, maka mari kita lakukan ini secara bersama-sama”. Saat itulah ayah dan anak saling merangkul dalam sebuah tangisan haru. Sang ayah memapah anaknya menuju garis finish dan 65.000 pasang mata penonton yang hadir di stadion itu menjadi saksi kebenaran peristiwa tersebut, menyaksikan mereka, menyemangati mereka, bersorak bertepuktangan, dan sebagian menangis. Pemandangan ayah dan anak itu seolah lebih penting daripada siapa pemenang lomba lari pada pertandingan tersebut.
"Derek Redmond may not have finished first place, but he managed to finish his race, despite the pain and tears, he determined to give his all, motivated by a love so strong of a father who picks him up when he falls"
Para Steemians...dapatkah kamu belajar dari peristiwa besar ini ??
Ya, harusnya kita banyak belajar dari kisah ini, bahwa sebagai ayah kita telah membuat dan menata kehidupan keluarga termasuk anak kita untuk menjadi yang terbaik, kita mendidiknya dengan cara yang kita ketahui dan tentunya kita berharap bahwa anak kita akan lebih sukses daripada kita, lebih pintar dan lebih berhasil di masa yang akan dating, namun ada satu hal yang mesti kita perhatikan “bahwa sejauh apapun rencana kita dan seyakin apapun usaha kita, terkadang tidak semua berjalan sukses seperti yang kita harapkan karena di dunia ini ada ketentuan yang tidak kita duga dan kita tidak pernah mengetahui apa yang berlaku kepada kita pada berikutnya.
“Aku adalah ayah yang paling bangga sedunia!, Aku lebih bangga kepadanya sekarang daripada jika ia mendapatkan medali emas.”
Namun demikian, sebagai seorang ayah, kita harus selalu mendukung anak-anak kita seperti Jim Redmond, mari dukung anak kita dalam keadaaan anak tersebut baik, mari dukung anak kita ketika dia menghadapi masalah berat dalam hidupnya, mari tetap bersama anak kita bagaimanapun dia, suksesnya anak adalah kebanggaan, terpuruknya anak adalah ujian, sakitnya anak adalah tanggung jawab kita, perhatian yang besar adalah kewajiban kita sebagai ayah, kesalahan anak adalah tugas kita untuk membawanya ke jalan yang benar dan tetaplah berdiri bersama anak-anak kita dalam keadaaan dan situasi apapun jua.
Kesuksesan sebagai seorang ayah tidaklah diukur dengan berhasilnya anak dalam karir, jabatan dan harta, namun kesuksesan ayah adalah ketika mampu dan tetap berdiri bersama anak dan menghadapi dunia secara bersama-sama.
Demikian tulisan inspiratif ini, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua, khususnya kepada ayah sedunia dan menjadi pelajaran bagi para calon ayah dimanapun berada.
Join Steem Schools Bussines Movement Discord
Join Steemit Indonesian Community Discord
Join us in small Silentzen Discord
Join us in World of Photograph Discord
Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya, semoga bermanfaat
apabila ada saran dan kritik, harap meninggalkan komentar, dan terimakasih atas apresiasi berupa vote dan bagi yang meresteem tulisan ini.
Always success for all father in the world
Amin... Father is first love of the daughters and the hero of the sons, is it true ??
Yeah...it's may happened
Jadi rindu dengan ayah sendiri
Emang ayah dimana ?? Kok jadi rindu ??
Di Gampong...
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by khaimi from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.