Memperingati Hari Sumpah Pemuda

in #harisumpahpemuda7 years ago (edited)

image

Pagi ini cuaca mendung, aku baru saja beranjak dari kasur. Setelah bertukar kabar dan membuat janji jumpa pukul 09:00 wib, aku segera menyingkap selimut. Melupakan rasa dingin yang perlahan menyusup. Aku mandi, lalu sarapan.

Sambil sarapan, aku iseng membuka sosmed yang sudah beberapa minggu tak kukunjungi. Rindu rasanya melihat beranda gebetan atau sekedar melihat foto profil miliknya yang sudah 3 tahun tidak di ganti. Aku scroll tajam cerita sama yang selalu kubuka saat mengingatnya. "Ahh Cinta, kamu memang selalu luar biasa" kataku pelan.

Tring!
Ponselku berbunyi. Kulihat di pojok kiri atas ada pemberitahuan 1 pesan. Kubuka. "Selamat Hari Sumpah Pemuda" tulis seseorang dengan huruf kapital di awal kata dan lengkap dengan gambar tangan menggenggam merah-putih. Kulihat pengirimnya, "Heih, kesambet apa ni anak? Biasanya juga alay" kataku pada diri sendiri sembari membalas kalimat serupa buat sahabatku yang kukenal sejak Sekolah Menengah Pertama dulu. Aku tutup inbok sosmed.

image

Kulanjutkan men-scroll berandaku, berjejer banyak kalimat serupa disana. Bermula dari kata selamat hingga diakhiri dengan banyak keinginan terpendam dari rakyat. Duh, harusnya kalimat yang merrka tulis ini dibaca oleh pemerintah dan pemuda semua agar tercapai apa yang diinginkan bukan hanya menjadi hiasan beranda. Soalnya kalimat yang mereka sampaikan luar biasa. Seperti ini misalnya :

image

image

Atau yang anti mainstream seperti ini :

image

Aku melirik tanggal di ujung atas sebelah kanan ponselku. Tertera 28 Oktober 2017. Yupp hari ini Hari Sumpah Pemuda. Aku mencoba mengingat setiap butir sumpahnya. Rasaku, aku sudah menjalankan ketiganya. Lalu teringat aku kemarin melontarkan candaan "Dasar Jawa edan lo" sama temanku sendiri. Lalu aku berfikir, sumpah yang mana yang aku kerjakan? Aku terdiam sebentar. Mencoba mengingat banyak hal, hampir semua sumpah belum aku kerjakan pikirku.

Lalu aku mencoba mengingat setiap butir sumpahnya yang dulu pernah kupelajari. Namun aku memilih bercanda dengan teman sebangku dari pada mendengarkan guru menjelaskan sejarah. Malas rasaku. Dan kini tak kutemui ingatan apapun kecuali 3 butis isi dari sumpah pemuda tersebut, lalu kuputuskan untuk bertanya kepada Paman yang telah banyak membantuku, yakni Paman Google. Mari membaca.

Sejarah Sumpah Pemuda

Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

*Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie. *

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Peserta :

• Abdul Muthalib Sangadji
• Purnama Wulan
• Abdul Rachman
• Raden Soeharto
• Abu Hanifah
• Raden Soekamso
• Adnan Kapau Gani
• Ramelan
• Amir (Dienaren van Indie)
• Saerun (Keng Po)
• Anta Permana
• Sahardjo
• Anwari
• Sarbini
• Arnold Manonutu
• Sarmidi Mangunsarkoro
• Assaat
• Sartono
• Bahder Djohan
• S.M. Kartosoewirjo
• Dali
• Setiawan
• Darsa
• Sigit (Indonesische Studieclub)
• Dien Pantouw
• Siti Sundari
• Djuanda
• Sjahpuddin Latif
• Dr.Pijper
• Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
• Emma Puradiredja
• Soejono Djoenoed Poeponegoro
• Halim
• R.M. Djoko Marsaid
• Hamami
• Soekamto
• Jo Tumbuhan
• Soekmono
• Joesoepadi
• Soekowati (Volksraad)
• Jos Masdani
• Soemanang
• Kadir
• Soemarto
• Karto Menggolo
• Soenario (PAPI & INPO)
• Kasman Singodimedjo
• Soerjadi
• Koentjoro Poerbopranoto
• Soewadji Prawirohardjo
• Martakusuma
• Soewirjo
• Masmoen Rasid
• Soeworo
• Mohammad Ali Hanafiah
• Suhara
• Mohammad Nazif
• Sujono (Volksraad)
• Mohammad Roem
• Sulaeman
• Mohammad Tabrani
• Suwarni
• Mohammad Tamzil
• Tjahija
• Muhidin (Pasundan)
• Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
• Mukarno
• Wilopo
• Muwardi
• Wage Rudolf Soepratman
• Nona Tumbel

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).

KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).

KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).

Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak hal tentang Sumpah Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi utama seperti biola asli milik Wage Rudolf Supratman yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia.

Sumber : http://sejarahrakyat.blogspot.co.id/2015/08/sejarah-sumpah-pemuda-singkat-lengkap.html?m=1

Setelah aku membaca sekilas, aku kembali berfikir 'masihkah sumpah itu dijalankan saat ini?' mengingat begitu banyak kejadian hingga kerusakan yang disebabkan oleh pemuda kita saat ini seperti mengonsumsi narkotika, merampok, begal, pencabulan, pemerkosaan hingga pembunuhan. Dan hal tersebut kian hari kian banyak.

image

Tidak hanya yang jahatnya saja sebenarnya, yang baiknya juga banyak. Anak Indonesia semua baik-baik, kok. Saya salah satunya. Nih, berikut saya berikan potret kemenangan yang diraih oleh anak Indonesia di kancah internasional. Check it out

image

image

image

image

image

image

image

Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/01/27/keren-anak-indonesia-bertabur-prestasi

Kereen, 'kan' ? Aku juga pernah punya prestasi yang hampir serupa yakni dalam kategori lomba memenangkan hatinya, ups.

Kulihat jam sudah hampir pukul 9, kubereskan meja makan dan kembali ke kamar. Aku berdiri di depan cermin, kupoles sedikit make up lalu kupakai jilbab. Tak berapa lama kudengar suara mesin motor di halaman. Kuambil sepatu lalu pamit pada ibu.