Kondisi tubuh ketika kehilangan cairan sangat banyak tidak sebanding dengan yang di konsumsi maka kita mengalami dehidrasi. Kondisi ini menjadi tiga level : level pertama dehidrasi ringan dan dapat segera diperbaiki dengan mengkonsumsi lebih banyak air. Ada dehidrasi berat yang memerlukan penanganan medis. Yang menjadi masalah sekarang ini, dehidrasi sering kita sepelekan dan saya juga sering menganggap tidak memiliki efek samping membahayakan. Situasi seperti itu sering saya sepelekan ketika pergi traveling.
Gejalan dehidrasi seringkali tidak terdeteksi, rasa haus tida bisa dijadikan tolak ukur dehidrasi. Saya sering kali tidak merasakan haus padahal saya sudah mengalami periode dehidrasi. Makanya dari itu setiap traveling, biasanya minum air putih setiap saat. Walaupun tidak merasakan haus, karena bisa jadi tubuh kita kekurangan cairan.
Setelah saya searching di google, saya menemukan sebuah penelitian dari Hardiansyah dari Indonesian Hydration Working Group (IHWG), menjelaskan bahwa pada penelitian tahun 2009 bertajuk THE HYDRA INDONESIA REGIONAL STUDY. 41,67 persen remaja mengalami dehidrasi ringan dan 24 persen orang dewasa di negara indonesia.
Tida perlu perawatan lama untuk dehidrasi apabila terdeteksi sejak dini. Menurut situs Mayo Clinic, gejalanya dapat dikenali dengan mudah lewar warna urine. Semakin pekar warna urine yang dikeluarkan berarti semakin tubuh kita kekurangan cairan. Gejala lain dehidrasi haus ekstrem, kelelahan, pusing.
Untuk mencegah kondisi dehidrasi, langkah yang paling mudah menjaga asupan cairan dalam tubuh secara cukup. Caranya minum air atau mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak air.
Kalau rakan-rakan pernah mengalami seperti saya alami diatas. Maka rakan-rakan kekurangan cairan dan segera minum air putih.
Semoga sharing ini bermanfaat :)
Salam,
Follow @kmubaraq
Informasi yg menarik bahwa tolak ukur dari dehidrasi bukan sensasi haus saja, tapi banyak tanda lainnya seseorang dikatakan dehidrasi.
Kaleuh long follow beh . Wkwkwk