Dear Steemians.
Pada kesempatan ini saya akan sedikit mengupas tetang asal-usul senjata khas Aceh yaitu Rencong. Rencong adalah salah satu jenis senjata tajam tradisional Aceh yang sangat terkenal sampai ke belahan dunia. Kebanyakan masyarakat Aceh menggunakan jenis senjata ini untuk keperluan sehari-hari, aksesori busana, dan peralatan perang seta alat untuk membela diri, apabila sesuatu kejadian yang mengancam jiwa.
Almost all the people of Aceh, especially men, have this type of rencong weapon. In fact, Acehnese who are outside of Aceh are also very many who keep this type of rencong weapons, although may be very rare or even never used. For Acehnese people, rencong is not just a weapon but also a life companion that completes their every step.
Hampir seluruh masyarakat Aceh, terutama kaum laki-laki, memiliki jenis senjata rencong ini. Bahkan, orang Aceh yang berada di luar Aceh yaitu perantauan pun sangat banyak yang menyimpan jenis senjata rencong ini, walaipun mungkin sangat jarang atau bahkan tidak pernah digunakan. Bagi masyarat Aceh, rencong bukan hanya sekadar senjata tapi juga menjadi teman hidup yang melengkapi setiap langkah mereka.
The emergence of this type of rencong weapon is divided into two periods. First, the emergence of various types of tools used daily. The equipment is also a kind of sharp weapon equipment that includes tools of war, ax, knife, and others. The maker of this equipment is called pandee beusou (blacksmith). This person in general also makes other short sharp weapons of a kind of knife that serves as a cut-cut tool. Second, this rencong sharp weapon as a weapon in the war. This weapon is a development of a knife that was originally used as a cutting tool. Knives are considered not too effective in the war, then the form was changed slightly and turned into a rifong weapon that is rencong. The superiority of rencong compared to other warfare equipment, like swords, is its small shape. Shapes like this make rencong can be inserted in the waist so no known enemy.
Kemunculan jenis senjata rencong ini dibagi ke dalam dua periode. Pertama, kemunculan berbagai jenis perkakas yang digunakan sehari-hari. Peralatan tersebut yang juga merupakan peralatan jenis senjata tajam yang meliputi alat perang, kapak, pisau, dan lain-lain. Pembuat peralatan ini disebut pandee beusou (pandai besi). Orang ini pada umumnya juga membuat senjata tajam lainnya berbentuk pendek sejenis pisau yang berfungsi sebagai alat potong-memotong. Kedua, senjata tajam rencong ini sebagai senjata dalam peperangan. Senjata ini merupakan perkembangan dari pisau yang semula digunakan sebagai alat potong. Pisau dianggap tidak terlalu berfungsi efektif dalam peperangan, maka bentuknya pun diubah sedikit dan berubah menjadi senjata tikam yaitu rencong. Keunggulan rencong dibanding peralatan perang lain, seumpama pedang, adalah bentuknya yang kecil. Bentuk seperti ini membuat rencong dapat diselipkan di pinggang sehingga tidak diketahui musuh.
Rencong is commonly used in close-range combat. Same with other iron equipment, rencong at the beginning of its appearance was made by pandee beusou (Blacksmith). It's just that the person who made this weapon is a highly skilled pendee beusou (Blacksmith). He must be able to create a powerful weapon as a means of war and a beautiful form as an heirloom. Rencong was first used as a weapon of war during the war against the Portuguese, namely during the reign of Sultan Ali Muqhayat Shah in the period 1514-1528. This form of rencong then became the form of rencong as it is known today.
Rencong biasa digunakan dalam pertarungan jarak dekat. Sama dengan peralatan dari besi lainnya, rencong pada awal kemunculannya dibuat oleh pandee beusou (Pandai Besi). Hanya saja orang yang membuat senjata ini adalah pendee beusou(Pandai Besi) yang sudah sangat terampil. Ia harus mampu menciptakan senjata yang ampuh sebagai alat perang serta bentuk yang indah sebagai benda pusaka. Rencong pertama kali digunakan sebagai senjata perang ketika perang melawan Portugis, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Ali Muqhayat Syah pada kurun 1514-1528. Bentuk rencong pada masa itulah yang kemudian menjadi bentuk rencong seperti yang dikenal sekarang ini.
This form of rencong weapon shows the close relation of this weapon to the nuances of Islam. The Arabic letters Ba, Sin, and Lam then resemble the form bismillah sentence. However, this form as the sentence is only abstract, does not really form that sentence. The form is synonymous with the sacred sentence then the basis that rencong should not be used carelessly. These weapons can only be used for good, or defend themselves, and fight in the way of God. In ancient times rencong became a symbol of Islam in which this weapon deals with jihad as a holy war. Therefore, when fighting with this weapon, the user will gain strength from God. In addition, Rencong also said to have knowledge, which can be interpreted as a strength that is in the rencong.
Bentuk senjata rencong ini menunjukkan hubungan erat senjata ini dengan nuansa Islam. Rangkaian huruf Arab Ba, Sin, dan Lam kemudian menyerupai bentuk kalimat bismillah. Namun, bentuk ini seperti kalimat itu hanya abstrak saja, tidak benar-benar membentuk kalimat itu. Bentuk yang diserupakan dengan kalimat suci itu lalu menjadi dasar bahwa rencong tidak boleh digunakan sembarangan. Senjata ini hanya boleh digunakan untuk kebaikan, atau membela diri, dan berperang di jalan Tuhan. Di zaman dulu rencong menjadi simbol Islam di mana senjata ini berhubungan dengan jihad sebagai perang suci. Oleh karenanya, ketika berperang dengan senjata ini, pengguna akan mendapat kekuatan dari Allah. Selain itu, rencong dikatakan juga mempunyai ilmu, yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang ada pada rencong tersebut.
The material in the manufacture of rencong sharp weapons is different levels depending on who the owner of the weapon is. Senjaya sharp sarong sarong rencong king or sultan made of ivory, and the blade is made of gold. In this rencong sharp weapon body engraved the holy verses of the Qur'an. As for rencong sarong mostly made of buffalo or wood horn is very strong, while the rencong body made of brass or white iron. This form of rencong sharp weapon is influenced by weapons originating from Turkey and the Indian subcontinent. This is because the international relationship between Aceh and the overseas areas has long been going well. This sharp form of rencong weapon has similarities with a sword from Turkey, kilij. The shape of rencong is also similar to the sword of the Mughal Empire though much shorter.
Bahan dalam pembuatan senjata tajam rencong ini berbeda tingkatan tergantung siapa pemilik senjata itu. Sarung senjaya tajam rencong milik raja atau sultan terbuat dari gading, dan mata pisaunya terbuat dari emas. Pada badan senjata tajam rencong ini terukir ayat suci Alquran. Sedangkan untuk sarung rencong kebanyakan terbuat dari tanduk kerbau atau kayu yang sangat kuat, sedangkan badan rencong terbuat dari kuningan atau besi putih. Bentuk senjata tajam rencong ini dipengaruhi oleh senjata-senjata yang berasal dari Turki dan anak benua India. Hal ini mengingat hubungan internasional antara Aceh dengan daerah-daerah di luar negeri sudah lama berlangsung dengan baik. Bentuk senjata tajam rencong ini mempunyai kemiripan dengan sejenis pedang dari Turki, kilij. Bentuk rencong juga mirip dengan pedang dari Kesultanan Mughal walaupun jauh lebih pendek.
Hey friend i have upvoted you...
@gaman is on the @abusereports blacklist for being a bad Steemian! Bad spammer, bad!
Thank you for the information.