Steemian.
Peristiwa terbakarnya sumur minyak yang dikelola warga secara tradisional di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Provınsı Aceh, Indonesıa menghentakkan kita semua. Betapa tidak, kabar itu tersiar ke seluruh penjuru dunia. Media massa dunia juga menjadikan tajuk utama pemberitaannya terkait insiden yang menewaskan 22 warga dan melukai puluhan lainnnya. Duka yang sangat mendalam bagi warga yang bermukim di Ranto Peureulak dan Aceh umumnya. Tim gabungan yang diturunkan pemerintah terus melakukan evakuasi dan pengawasan pasca insiden. Sejumlah korban yang meninggal sudah dikebumikan. Sementara yang luka bakar mendapat perawatan pada sejumlah rumah sakit di Aceh Timur, Banda Aceh dan Medan.
Pasca Api padam, beginilah minyak yang keluar dari perut bumi melalui sumur minyak tradisional di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur beberapa hari yang lalu. (Photo: @ilyasismail)
Mata dunia juga tercengang ketika melihat dan mendengar ledakan terjadi di salah satu sumur minyak tradisional milik warga di daerah itu. Pada artikel ini saya tidak menceritakan kronologis dibalik peristiwa itu terjadi. Pada artikel ini saya juga tidak menyalahkan siapapun dibalik peristiwa itu terjadi. Yang ingin saya tulis dalam artikel ini bahwa Provinsi Aceh masih mempunyai potensi minyak dan gas yang sangat besar, dan potensi itu harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Aceh, maknanya Minyak Aceh milik masyarakat Aceh.
Kami masyarakat sudah sangat lelah bumi kami dikuras. Tahukah Anda, sudah dua abad yang lalu, hasil bumi kami tidak kami rasakan untuk kesejahteraan rakyat kami. Sejarah minyak di dalam bumi Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, bukanlah babak baru, tetapi pada abad ke 18 di Negeri Peureulak sudah di lakukan eksplorasi minyak bumi. Hari ini kami hanya dapat melihat tiang-tiang besi terpancang di sumur-sumur tua peninggalan masa Belanda. Dalam buku Tarikh Aceh Nusantara yang ditulis oleh H. Muhammad Zainuddin (1961). Menceritakan, bahwa minyak bumi di kawasan Peureulak dan sekitarnya telah dilakukan eksplorasi oleh perusahaan Minyak dari Negeri Belanda sejak abad 18.
Beberapa orang petugas Pemadam Kebakaran saat mencoba memdamkan api dari semburan minyak di sumur minyak tradisional di Kecamatan Ranto Peureulak Aceh Timur, Indonesia. (Photo By: @ilyasismail
Sejarah mencatat pada tahun 1885, Aeliko Janszoon Zilker seorang ahli tembakau asal Negara Belanda berhasil membuka tambang minyak di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, Indonesia. Setelah bangsa eropa itu menemukan minyak di Pangkalan Brandan, kemudian beberapa perusahan minyak dari Negara Balanda masuk ke Indonesia melakukan esplorasi minyak sepanjang pantai timur Aceh. Pada tahun 1899, perusahan minya dari Negara Belanda berhasil melakukan eksplorasi tambang minyak di Ranto Peureulak Kabupaten Aceh Timur, dengan membuat saluran pipa, dan mengalirkan minyak dari Ranto Peureulak ke Pangkalan Brandan, Provinsi Sumatera Utara, nenek moyang kami hanya menjadi penonton di negeri kami sendiri.
Setelah Negara Republik Indonesia merdeka, kemudian kawasan ladang minyak bekas eksplorasi Kolonial Belanda, diambil alih oleh PT. Asamera Oil pada tahun 1970, perusahan minyak asal Amerika itu mulailah membentangkan sayapnya melakukan eksplorasi minyak di kawasan Peureulak dan sekitarnya. Setelah perusahaan minyak PT. Asamera Oil, menghabiskan kontraknya di kawasan Peureulak, kemudian sumur minyak itu di kelelola oleh perusahan minyak asal Kanada yaitu, Conoco Philip, dan tarkhir semua sumur minyak di kawasan Ranto Peureulak, di kelola oleh PT. Pertamina, dan sekitar tahun 2012 dan 2013 sumur minyak di kawasan Kecamatan Ranto Peurelak, kembali dikelola oleh Pasific Oil & Gas (POG).
Ini Lah Kota Minyak Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Source Image
Hampir dua abad minyak yang berada di perut bumi Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, di kelola oleh perusahaan-perusahan dengan prosudur resmi yang diatur dengan undang-undang Pemerintah Republik Indonesia. Namun adakah hari ini masyarakat kawasan Ranto Peureulak hidup sejahtera dengan hasil bumi daerahnya sendiri?. Ini menjadi tanda tanya di benak kita semua. Ketika pancangan besi tua terlihat berdiri tegak di bekas sumur minyak yang pernah dikelola oleh Pemerintah hanya meninggal sisa sejarah dan eveoria semata.
Lihatlah, pasca kejadian semburan api di sumur minyak tradisional. Semburan minyak keluar deras dari perut bumi Ranto Peureulak, Mungkin minyak ini anugerah Tuhan untuk kesejahteraan rakyat. (Photo By : @ilyasismail)
Masyarakat hari ini dengan keterbatasan modal, dengan keterbatasan ilmu mereka mencoba melakukan eksplorasi minyak di atas tanah meraka sendiri, di belakang rumah mereka sendiri. Usaha yang dilakukan masyarakat sebagai mata pencarian untuk kebutuhan menghidupi keluarga mereka. Mereka tidak menganggu sumur-sumur tua yang masih terlihat pancangan onggokan besi tua. Lihatlah ketika peristiwa baru-baru ini terjadi, pemerintah hanya mampu berkata tutup sumur mereka. Tetapi adakah solusi lain yang dapat kita berikan kepada masyarakat untuk hidup sejahtera, untuk menutupi kebutuhan sehari-hari rumah tangga mereka, untuk menyajikan sepiring nasi kepada anak mereka, patutkah kita persalahkan mereka?. Mereka ingin hidup bahagia dengan hasil bumi di tanah kehirannya.
Lihatlah puing-puing kebakaran, sebagai saksi bisu. Pasca api padam membakar semburan minyak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Indonesia. (Photo : By : @ilyasismail)
Mari kita merenungi sejenak, sejarah panjang bangsa ini, mari kita melirik sedikit undang-undang dasar yang ada di Negara ini. Tahukah Anda, tugas siapa memberi kesejahteraan kepada rakyat di negeri ini, tugas siapa melindungi rakyat negeri ini dari keselamatan dalam bekerja, tugas siapa memberi edukuasi kepada masyarakat untuk mengelola hasil bumi dengan benar dan sesuai dengan safety. Jangan salahkan mereka jika musibah datang melanda ketika mereka sedang mencari rezeki untuk keluarga mereka. Kenapa kita harus berkata tutup usaha mereka, jika kita tidak mampu untuk memberi solusi agar mereka bisa hidup dengan sejahtera. Salam Bahagia By : @ilyasismail.
SEMOGA BERMANFAAT. SALAM KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA
Ini adalah pelajaran bagi kita semua, banyak hikmah yang bisa kita ambil dari kejadian ini. Suatu musibah yang menimpa kita adalah ujian dari sang pencipta agar kita bersabar diatas musibah tersebut dan sekaligus mengajarkan kita untuk tumbuh menjadi manusia yang lebih bertaqwa.
Lusluskah kita dari ujian ini atau gagal.
Semoga saudara kita yang ditimpa musibah tetap bersabar dan lulus dari ujian untuk medapatkan gelar iman sejati.
Terimakasih @latifah1 Semoga amal ibadah mereka mendapat tempat di sisi yang Kuasa. Mereka adalah pahlawan dalam mencari kehidupan dalam menghidupi keluarga mereka. Salam KSI
saya turut prihatin atas musibah yang menimpa kota perlak, semoga keluarga korban di beri ketabahan oleh yang maha pencipta, dan mengikhlaskan kepergiannya, semoga arwah para korban diterima disisinya, amien...!
Terimakasih @riska-amanda Amiin Semoga saja
Sepakat dengan kalimat ini:
Kenapa kita harus berkata tutup usaha mereka, jika kita tidak mampu untuk memberi solusi agar mereka bisa hidup dengan sejahtera.
Benar sekali bang..pemerintah dan lembaga yang berwenang perlu mengedukasi masyarakat bagaimana caranya mengeksplorasi kekayaan tanah sendiri dengan cara yang aman dan benar. Semoga ada solusi yang bermaslahat untuk semua elemen di negeri ini.
Dan semoga semua korban husnul khatimah..Aamiin
Terimakasih @udasfrow atas dukungan kita semua kepada masyarakat kita dan agar hasil bumi kita dapat kita nikmati untuk kesejahteraan kita. Salam KSI
Aceh kaya, alam mengeluarkan isinya
Terimakasih @bahtiarlangsa semoga kekayaan alam.kita dapat kita nikmati untuk kesejahteraan kita.
Terus pertajam angle dan efektivitas kata dalam penulisan, maka dia akan menjadi feature yang baik dan bernas. Salam KSI Bereh
Terimakasih @isnorman salam KSI
Hasil survey tentang minyak dan gas terbaru, bumi Aceh memiliki cadangan kandungan migas yang sangat melimpah, mulai dari wilayah pedalaman, pesisir, sampai lepas pantai Aceh, perut bumi Aceh penuh dengan migas.
Semoga dibalik segala musibah, akan ada kesejahteraan.
Bereh aduen @ilyasismail
Terimakasih @lamkote, Semoga saja Aceh sejahtera di masa akan datang
Sememangnya menikmati hasil alam adalah hak yang mesti didekap erat, selamat menempuh jalan bahagia