Pati Unus (The Crown Prince) Pati Unus Sang Putra Mahkota

in #history7 years ago (edited)

IMG_20180113_140638.jpg
(Source: Unchu21)


English


Pati Unus The Crown Prince

Duke of Yunus is better known as Pati Unus. The Portuguese Catholics call it Pate Umuz and Paty Onuz. Another source mentions the Duke of Yunus whose real name is Abdul Qodir. In Chinese he is called Yat Sun, as it is in the chronicle of Sam Poo Kong temple, Semarang. Duke of Yunus is also known as Prince Sabrang Lor. Pati Unus is thought to have been born in 1480 AD and died in 1521 AD Therefore, the life of Duke of Yunus reaches 41 years.

Pati Unus is the son of Sultan Fattah. As the crown prince of the King of Islam, Pati Unus has the right to become sultan after the death of Sultan Fattah. Pati Unus Before becoming king of Islam in the kingdom of Islam Demak is a duke who ruled in Jepara. Therefore, Pati Unus is an important figure in the history of the Islamic Demak Kingdom.

According to the story in the Babad Jawa, Prince Sabrang Lor is the second Islamic king in Demak. In the West Java tradition story, he is named Cu-Cu or Sumangsang. In Suma Oriental's book, Tome Pires mentions that Prince Sabrang Lor is a sister with Prince Trenggono, the third Islamic King in Demak. In Hikayat Hasanuddin, Duke of Yunus is known by the name of Arya Sumangsang related to his actions against Palembang.

Pati Unus is also touted as the legendary Islamic king of Sultan Fattah substitute. When Pati Unus became king in the Demak Islamic Kingdom, he held the title of Sultan Shah Alam Akbar II.

Tome Pires, who lived in his time, named Pate Rodin or Pate Rodim Sr (Pati Unus) with persona de grande syso, meaning one who is firm in making decisions. He is also taught by Tome Pires with cavaleiro which means a knight. Thus among the shrewd-hearted nature of Emperor Akbar Alam Akbar Tsani, the knight is firm in making decisions without hesitation and doubt.


images.jpg
(Source: Detik.com


In addition, Pati Unus is also known as a nobleman and as a friend in arms with Pate Zeinall or Zeynall of Gresik, the oldest patih in Java. Not a few Princess Unus Pati married with prominent Islamic scholars.

Pati Unus is also a statesman who has war strategy skills. Fleet for the wars in the sea as many as 40 boats Jung. All come from the regions he conquered. His great strategy also succeeded in mastering Jepara, which is to the north of Sindang Laut. After that, Pati Unus from Jepara strengthened his influence position on the north coast of West Java as reported by de Barros, that Pati Unus also controlled Sunda. This clearly shows that Pati Unus as a king of Islam in the Demak Islamic Kingdom, whose territory is almost in the whole of Java, including controlling Sunda.(/THE END)



IMG_20180113_140638.jpg
(Source: Unchu21)


Indonesia


Pati Unus Sang Putra Mahkota

Adipati Yunus lebih dikenal dengan nama Pati Unus. Kaum Katolik Portugis menyebutnya dengan Pate Umuz dan Paty Onuz. Sumber lain menyebutkan Adipati Yunus bernama asli Abdul Qodir. Dalam bahasa Cina Beliau bernama Yat Sun, sebagaimana tersebut dalam kronik kuil Sam Poo Kong, Semarang. Adipati Yunus dikenal juga dengan nama Pangeran Sabrang Lor. Pati Unus diperkirakan lahir pada tahun 1480 M dan wafat pada 1521 M. Oleh karenanya, masa kehidupan Adipati Yunus mencapai 41 tahun.

Pati Unus merupakan putra Sultan Fattah. Sebagai putra mahkota Raja Islam, Pati Unus memiliki hak untuk menjadi sultan setelah wafatnya Sultan Fattah. Pati Unus Sebelum menjadi raja Islam di kerajaan Islam Demak adalah seorang Adipati yang berkuasa di Jepara. Oleh karenanya, Pati Unus termasuk tokoh penting dalam sejarah Kerajaan Islam Demak.

Menurut cerita dalam Babad Jawa, Pangeran Sabrang Lor adalah raja Islam kedua di Demak. Dalam cerita tradisi Jawa Barat, beliau dinamai Cu-Cu atau Sumangsang. Dalam buku Suma Oriental, Tome Pires menyebutkan bahwa Pangeran Sabrang Lor adalah kakak beradik dengan Pangeran Trenggono, Raja Islam ketiga di Demak. Dalam Hikayat Hasanuddin, Adipati Yunus dikenal dengan nama Arya Sumangsang yang berkaitan dengan tindakannya terhadap Palembang.

Pati Unus juga disebut-sebut sebagai raja Islam legendaris pengganti Sultan Fattah. Ketika Pati Unus menjadi raja di Kerajaan Islam Demak, beliau bergelar Sultan Syah Alam Akbar II.

Tome Pires yang pernah hidup di masanya, mensifati Pate Rodin atau Pate Rodim Sr (Pati Unus) dengan persona de grande syso, artinya seorang yang tegas dalam mengambil keputusan. Beliau juga disifati oleh Tome Pires dengan cavaleiro yang berarti seorang ksatria. Demikianlah diantara sifat-sifat Sultan Syah Alam Akbar Tsani yang berjiwa pemberani, ksatria lagi tegas dalam mengambil keputusan tanpa bimbang dan sangsi.


images.jpg
(Source: Detik.com


Selain itu, Pati Unus juga dikenal sebagai seorang bangsawan dan sebagai sahabat seperjuangan dengan Pate Zeinall atau Zeynall dari Gresik, patih tertua di Jawa. Tidak sedikit Putri Pati Unus yang dinikahkan dengan patih-patih Islam terkemuka.

Pati Unus juga seorang negarawan yang memiliki keahlian strategi perang. Armada untuk perang di laut sebanyak 40 kapal Jung. Semua berasal dari daerah daerah yang ditaklukannya. Strateginya yang hebat juga berhasil menguasai Jepara, yaitu di sebelah utara Sindang Laut. Setelah itu, Pati Unus dari Jepara menguatkan kedudukan pengaruhnya di pesisir utara Jawa Barat sebagaimana yang diberitakan de Barros, bahwa Pati Unus juga menguasai Sunda. Ini jelas menunjukkan bahwa Pati Unus sebagai seorang raja Islam di Kerajaan Islam Demak, yang wilayah kekuasaannya hampir di seluruh Tanah Jawa, termasuk menguasai Sunda.(/HABIS)


Source:
Abdullah, Rachmad. 2015. Kerajaan Islam Demak (Api Revolusi Islam di Tanah Jawa (1518-1549)). Solo: Al Wafi.



FOLLOW ME

IMG_20180112_112013.jpg