Keberanian Ibrahim dalam Menegakkan Kebenaran Patut Menjadi Suri Tauladan
Truth, something that continues to be established on earth by the warriors of truth itself. Before proceeding further, it must first be understood what truth is. Truth has some understanding, and the notion of truth depends on where truth is defined. Truth in an object can be interpreted as a fit between knowledge and the object. For example, to know the truth of a sphere, it is generally known to be spherical, and if one declares a triangle-shaped sphere it is contrary to the truth.
Kebenaran, sesuatu yang terus ditegakkan di muka bumi oleh para pejuang kebenaran itu sendiri. Sebelum melanjutkan lebih jauh, terlebih dahulu harus difahami apa itu kebenaran. Kebenaran mempunyai beberapa pengertian, dan pengertian dari kebenaran tergantung dimana kebenaran didefinisikan. Kebenaran pada sebuah benda atau objek dapat diartikan kesesuaian antara pengetahuan dan benda tersebut. Sebagai contoh untuk mengetahui kebenaran sebuah bola, secara umum bola diketahui berbentuk bulat, dan bila ada yang menyatakan bola berbentuk segitiga maka sudah bertolak belakang dari kebenaran.
But it will be different if it defines the truth in humans, the truth in humans can be interpreted as the compatibility between deeds and words. This is not supposed to be good deeds, the suitability of words and deeds to do evil deeds can be interpreted in truth to the human being. Truth is absolute, no one can determine where the ultimate truth really is. Truth not only includes the correct understanding and which one is wrong. Right and wrong are not truths, and the debate about the meaning of truth continues and never ends until humans meet the Day of Resurrection.
Namun akan berbeda jika mendefinisikan kebenaran pada manusia, kebenaran pada manusia dapat diartikan kesesuaian antara perbuatan dan kata-kata. Hal ini tidak semestinya pada perbuatan baik, kesesuaian kata-kata dan perbuatan untuk melakukan perbuatan jahatpun dapat diartikan kebenaran pada manusia tersebut. Kebenaran itu mutlak, tidak ada yang bisa menentukan dimana sebenarnya kebenaran hakiki. Kebenaran bukan hanya mencakup pengertian yang mana benar dan yang mana salah. Benar dan salah bukanlah kebenaran, dan perdebatan tentang arti kebenaran terus berlanjut dan tidak pernah berakhir sampai manusia menemui hari pembalasan.
When King Namrud came to power in Babylon around 5000 BC - 2500 BC, Babylonia reached the height of its glory with tall buildings. Namrud Kan'an's son is the Aryan race of descendants who survived the great flood of Noah's time. Namrud's intelligence surpassed everyone at the time, he was even able to make the glyphs, even with that intelligence Namrud claimed to be God and required the Babylonians to worship him. However, he himself worshiped the sun. Namrud's greatest work is the 2.484-meter tower of Babel that is supposed to be in Al Qasr, about 80 miles south of Baghdad.
Ketika Raja Namrud berkuasa di Babilonia sekitar 5000 SM - 2500 SM, Babilonia mencapai puncak kejayaan dengan bangunan-bangunan tinggi. Namrud putra Kan'an adalah ras Arya keturunan raksasa yang selamat dari banjir besar masa Nabi Nuh. Kecerdasan Namrud melebihi semua manusia pada waktu itu, dia bahkan mampu membuat mesin terbang, bahkan dengan kecerdasannya tersebut Namrud mengaku dirinya sebagai Tuhan dan mewajibkan rakyat Babilonia menyembahnya. Namun, dia sendiri menyembah matahari. Hasil karya terbesar Namrud adalah menara Babel setinggi 2,484 meter yang diperkirakan bangunannya berada di Al Qasr, kira-kira 80 mil selatan Baghdad.
Namrud's arrogance was opposed by Abraham son of Azar and son of Noah. Abraham is a figure who tried to be killed by Namrud since infancy as a result of a dream that states the birth of a baby boy who will destroy his kingdom. Abraham has since been concealed in the cave to escape from the fury of Namrud. When Abraham grew up, the conflict of truth occurred with Namrud. Namrud who claimed to be God was rejected by Abraham. Some idols worshiped by the Babylonians were destroyed while saying there was a dispute between the Lord in the temple, a great idol had destroyed a small idol. Abraham challenged King Namrud to prove himself God. Lord Abraham has published the sun from the east, Namrud asked to publish from the west. This challenge was answered by Namrud by burning him alive. Abraham was a beloved of God, when no fire burned out of Abraham's feathers. As a result of these incidents, the Babylonians declared the truth of Abraham and believed in the God worshiped Abraham. Namrud last died tormented by the entry of mosquitoes through the nose and creep up to his brain.
Kesombongan Namrud ditentang oleh Ibrahim putra Azar juga anak keturunan Nuh. Ibrahim adalah sosok yang berusaha dibunuh oleh Namrud sejak masih bayi akibat dari mimpi yang menyatakan kelahiran seorang bayi laki-laki yang akan menghancurkan kerajaannya. Ibrahim sejak dilahirkan disembunyikan didalam gua untuk menghindari dari keberingasan Namrud. Ketika Ibrahim dewasa, konflik kebenaran terjadi dengan Namrud. Namrud yang mengaku dirinya Tuhan ditolak oleh Ibrahim. Beberapa berhala yang disembah oleh rakyat Babilonia sempat dihancurkan seraya mengatakan terjadi petengkaran antar Tuhan di dalam kuil, berhala yang besar telah menghancurkan berhala yang kecil. Ibrahim menantang Raja Namrud untuk membuktikan dirinya Tuhan. Tuhan Ibrahim telah menerbitkan matahari dari timur, Namrud diminta untuk menerbitkan dari barat. Tantangan ini dijawab oleh Namrud dengan membakarnya hidup-hidup. Ibrahim adalah orang yang dikasihi oleh Tuhan, ketika api padam tidak satupun bulu Ibrahim yang terbakar. Akibat dari peristiwa tersebut berbondong-bondong rakyat Babilonia menyatakan kebenaran Ibrahim dan beriman kepada Tuhan yang disembah Ibrahim. Terakhir Namrud mati tersiksa dengan masuknya nyamuk melalui hidung dan merayap sampai ke otaknya.
The history of Ibrahim and Namrud is in the three holy books of the Torah, the Gospel and the Qur'an. Some people believe in the truth of the scriptures and for some others are opposed to the content of the holy books revealed by God as a straight path (truth). In the context of politics and democracy, the Babylonian story becomes a reference or what happens today. There were three parties involved: Namrud and his government, the Babylonians and Abraham. Past events repeated and continue to recur throughout human civilization. Governance in each country makes itself God and obliges the people to worship it, various kinds of rules are made to silence the voice of the people if it violates then as Namrud treats the rebellious people. And is it possible that Abraham is present again? There will be many insults when truth is revealed, Abraham dared to do for being close to his Lord, as did Moses, Jesus and Muhamad. They dare to oppose the dictator because of revelation and believe the truth will prevail and must be upheld.
Sejarah Ibrahim dan Namrud terdapat di tiga kitab suci agama samawi Taurat, Injil dan Alquran. Sebagian manusia menyakini kebenaran kitab suci tersebut dan bagi sebagian lainnya menentang isi dari kitab-kitab suci yang diwahyukan Tuhan sebagai petunjuk jalan yang lurus (kebenaran). Dalam konteks politik dan demokrasi, kisah Babilonia menjadi rujukan ataa apa yang terjadi sekarang ini. Terdapat tiga pihak yang terlibat didalamnya, yaitu Namrud serta pemerintahannya, rakyat Babilonia serta Ibrahim. Peristiwa masa lalu terulang dan terus terulang sepanjang peradaban manusia. Pemerintahan di tiap-tiap negara menjadikan dirinya sebagai Tuhan dan mewajibkan rakyat untuk menyembahnya, bebagai macam aturan dibuat untuk membungkam suara rakyat jika melanggar maka seperti Namrud memperlakukan rakyat yang membangkang. Dan mungkinkah sosok Ibrahim hadir kembali? Akan banyak cercaan ketika kebenaran diungkap, dahulu Ibrahim berani melakukan karena dekat dengan Tuhannya, begitu juga dengan Musa, Isa dan Muhammad. Mereka berani menentang diktator karena wahyu dan menyakini kebenaran akan menang dan harus ditegakkan.
Abraham became the man's model for all time, the struggle to seek and uphold the truth has been exemplified by Abraham when seeking his Lord. Truth is important not solely because it is true. Truth is important because it defines what we believe.
Ibrahim menjadi suri tauladan manusia sepanjang masa, perjuangan mencari dan menegakkan kebenaran sudah pernah dicontohkan oleh Ibrahim ketika mencari Tuhannya. Kebenaran itu penting bukan semata-mata karena ia benar. Kebenaran penting karena ia mendefinisikan apa yang kita percaya.