I get excited whenever I find a dense mushroom colony in the woods. For some reason, I always wish to get more mushroom clusters than a solitary one.
Saya selalu bergairah setiap kali menemukan koloni jamur padat di hutan. Entah mengapa, saya selalu berharap dapat menemukan lebih banyak kerumunan jamur alih-alih yang tumbuh sendirian.
After finding fairy inkcap colonies, I encountered another mushroom colony. It was likely a species of Mycena. In our native tongue, we call that the brown sugar fungus.
Setelah sebelumnya menemukan koloni tutup tinta peri, berikutnya saya menemukan koloni jamur lain. Kemungkinan besar itu salah satu spesiesnya Mycena. Dalam bahasa lokal, kami menyebutnya jamur gula aren.
The mushrooms were pale brown, very small, and had fragile stems. They grew in clusters on rotten candlenut tree stumps. I noticed some caps were damaged, and it was most likely the work of slugs or spotted carpenter beetles. But still, I couldn't guarantee that it was edible; I am not yet interested in testing my courage to consume that.
Jamurnya berwarna coklat pucat, kecil banget, dengan batang yang rapuh. Mereka tumbuh berkerumun pada potongan pohon kemiri yang telah membusuk. Saya perhatikan ada beberapa topi yang rusak, dan besar kemungkinan itu perbuatan siput tanpa cangkang atau kumbang tukang kayu tutul. Tapi tetap saja saya tidak berani menjamin bahwa itu dapat dimakan dan saya belum berminat melakukan uji nyali mengkonsumsinya.
I tried to capture some angles; I am happy to share them here.
Saya coba memotret beberapa sudut dan dengan senang hati saya bagikan di sini.
